Bakteri Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang bisa menyebabkan beragam penyakit. Beberapa penyakit langsung disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus, tetapi aja juga beberapa penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.

Bakteri sering dianggap hidup di permukaan yang kotor. Akan tetapi, ada sejumlah bakteri yang juga hidup di tubuh manusia, termasuk bakteri Staphylococcus aureus.

Bakteri Staphylococcus aureus dan Penyakit yang Ditimbulkannya - Alodokter

Bakteri Staphylococcus aureus dapat ditemukan di hidung dan kulit manusia. Bakteri ini sebenarnya tidak berbahaya. Namun, saat pertumbuhannya berlebih atau kekebalan tubuh sedang lemah, bakteri ini dapat menimbulkan infeksi.

Berbagai Penyakit Akibat Bakteri Staphylococcus aureus

Staphylococcus aereus adalah salah satu jenis bakteri Staphylococcus. Jika dilihat di bawah mikroskop, bakteri Staphylococcus akan tampak seperti sekelompok anggur. Di antara lebih dari 30 jenis bakteri Staphylococcus, Staphylococcus aureus merupakan jenis yang paling sering ditemukan dan menyebabkan penyakit.

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus:

1. Infeksi kulit

Siapa pun bisa mengalami infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi bakteri ini, termasuk tergores dan bersentuhan langsung dengan penderita infeksi kulit.

Infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada kulit bisa menyebabkan bisul, impetigo, selulitis, dan staphylcoccal scalded skin syndrome (SSSS). Biasanya infeksi bakteri pada kulit ini ditandai dengan kemerahan, bengkak, nyeri, hingga luka bernanah.

2. Penyakit bakteremia (sepsis)

Bakteri Staphylococcus aureus juga bisa menyebabkan bakteremia. Kondisi ini terjadi saat infeksi sudah menyebar melalui pembuluh darah, sehingga bisa meluas ke berbagai organ tubuh.

Selain Staphylococcus aureus, jenis bakteri lain yang dapat menyebabkan bakteremia adalah Streptococcus pneumoniae dan Salmonella. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa demam, penurunan tekanan darah, dan napas yang menjadi lebih cepat.

3. Osteomielitis

Osteomielitis adalah infeksi pada tulang. Infeksi ini bisa disebabkan oleh penyebaran bakteri Staphylococcus aureus yang awalnya menginfeksi kulit, otot atau tendon, lalu menyebar ke tulang. Selain dari kulit, osteomielitis juga bisa terjadi karena komplikasi operasi tulang.

Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya osteomielitis adalah diabetes, cuci darah, gangguan peredaran darah, penggunaan narkoba suntik, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.

Osteomielitis ditandai dengan munculnya rasa nyeri pada tulang, pembengkakan, luka terbuka yang bernanah, demam dan menggigil, serta gelisah.

4. Pneumonia

Penyakit yang juga dikenal sebagai paru-paru basah ini terjadi ketika infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveolus). Akibatnya, alveolus dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.

Infeksi terjadi ketika menghirup udara atau percikan air liur saat penderita pneumonia bersin atau batuk. Percikan inilah yang membawa bakteri Staphylococcus aureus penyebab pneumonia.

Penularan juga dapat terjadi ketika menyentuh benda yang terkontaminasi percikan air liur, lalu menyentuh hidung atau mulut.

Gejala pnemonia antara lain berupa batuk berdahak, sesak napas, demam, menggigil, berkeringat, dan nyeri dada ketika menarik napas maupun batuk

5. Endokarditis

Endokarditis adalah peradangan pada endokardium, yaitu lapisan jantung bagian dalam. Penyakit ini umumnya terjadi pada orang yang menderita kelainan katup jantung, pernah menjalani operasi penggantian katup jantung, atau menderita kelainan jantung.

Endokarditis terjadi ketika kuman masuk ke aliran darah yang menuju ke jantung, kemudian menempel dan menginfeksi katup jantung yang mengalami gangguan. Selain itu, kuman juga bisa menempel di jaringan jantung yang rusak. Gejala endokarditis dapat berupa demam, menggigil, lemas, nyeri otot dan sendi, edema, serta sesak napas.

6. Toxic shock syndrome

Toxic shock syndrome disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang masuk ke aliran darah dan kemudian memproduksi racun. Kondisi ini adalah keracunan serius yang bisa mengancam nyawa.Gejala toxic shock syndrome meliputi demam tinggi mendadak, penurunan tekanan darah, sakit kepala, mual, muntah, atau diare, hingga kejang.

Pengobatan utama infeksi bakteri Staphylococcus aureus adalah obat antibiotik. Selain itu, jenis pengobatan lain dapat diberikan tergantung pada organ mana yang terinfeksi dan gejala yang timbul.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi akibat bakteri Staphylococcus aureus adalah dengan rajin mencuci tangan. Selain itu, Anda juga sebaiknya tidak berbagi penggunaan barang pribadi dengan orang lain, serta melakukan pemeriksaan ke dokter jika memiliki luka pada kulit dan menderita kondisi yang berisiko mengalami infeksi.