Infeksi bakteri adalah kondisi ketika bakteri masuk ke dalam jaringan tubuh lalu berkembang biak dan menyebabkan peradangan. Penyakit ini bisa menyerang bagian tubuh mana pun, mulai dari kulit, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, hingga otak.
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang dapat ditemukan di air, tanah, bahkan di dalam tubuh manusia. Beberapa spesies bakteri memiliki manfaat dan biasanya tidak menimbulkan penyakit. Akan tetapi, ada pula sejumlah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai tempat, misalnya luka, hidung, mulut, atau mata. Saat terjadi infeksi bakteri, sistem kekebalan tubuh akan berusaha membunuh bakteri. Proses inilah yang kemudian menyebabkan demam, menggigil, lemas, dan tanda-tanda peradangan, seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan.
Penyebab Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri terjadi ketika bakteri yang merugikan masuk ke dalam tubuh dan berkembang biak dengan cepat. Berikut ini adalah beberapa penyakit infeksi bakteri dan jenis bakteri penyebabnya:
- Anthraks, yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis
- Demam rematik, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus tipe A
- Tuberkulosis, yang terjadi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis
- Pneumonia, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau Mycoplasma pneumoniae
- Vaginosis bakterialis, yang diakibatkan oleh bakteri anaerob
- Meningitis, yang terjadi akibat bakteri Streptococcus grup B, Neisseria meningitidis, atau Listeria monocytogenes
- Gonore, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
- Tetanus, yang terjadi akibat bakteri Clostridium tetani
- Demam Q, yang diakibatkan oleh bakteri Coxiella burnetii
Infeksi bakteri dapat menular melalui berbagai cara, yaitu:
- Hubungan seksual, baik melalui vagina, mulut, maupun anus
- Percikan ludah (droplet) dari penderita infeksi bakteri ketika batuk, berbicara, atau bersin
- Kontak dengan benda yang terkontaminasi, seperti handuk, meja, atau gagang pintu, kemudian menyentuh mata, mulut, atau hidung, tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
- Konsumsi makanan atau air yang belum terjamin kebersihannya
- Konsumsi daging atau telur yang tidak dimasak sampai benar-benar matang
- Gigitan atau cakaran hewan
Selain melalui cara-cara di atas, infeksi bakteri juga dapat menular dari ibu hamil yang terinfeksi ke bayinya melalui plasenta atau saat proses persalinan melalui vagina.
Faktor risiko infeksi bakteri
Infeksi bakteri dapat dialami oleh siapa saja. Namun, risiko terjadinya kondisi ini lebih tinggi pada orang dengan beberapa faktor berikut:
- Berusia di bawah 2 tahun atau di atas 65 tahun
- Mengonsumsi kortikosteroid atau obat penekan sistem imun (imunosupresan)
- Menderita HIV/AIDS
- Menderita kanker
- Merokok
- Memiliki luka terbuka
- Menderita diabetes
- Memiliki alat medis yang ditanam atau dipasang dalam tubuh
- Mengalami malnutrisi
- Bertempat tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk atau padat penduduk
- Memiliki pasangan seks lebih dari satu atau sering bergonta-ganti pasangan
Gejala Infeksi Bakteri
Gejala infeksi bakteri pada tiap penderita bisa berbeda-beda, tergantung pada organ tubuh yang terinfeksi dan jenis bakteri penyebabnya. Beberapa gejala umum yang dapat dialami oleh penderita infeksi bakteri adalah:
Selain gejala di atas, ada beberapa gejala spesifik yang dapat dialami ketika seseorang menderita infeksi bakteri pada kulit, seperti:
- Ruam
- Kemerahan
- Pembengkakan
- Nyeri
- Benjolan berisi nanah
- Gatal
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala infeksi bakteri, terutama jika:
- Gejala tidak membaik atau malah memberat setelah perawatan di rumah selama beberapa hari
- Keluhan terjadi terus-menerus atau berkepanjangan
- Tanda-tanda infeksi muncul setelah digigit hewan tertentu, seperti kutu atau tungau
Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala-gejala serius berikut:
- Demam tinggi (>39°C)
- Leher tegang
- Sakit kepala parah
- Sulit bernapas
- Sering berkeringat pada malam hari
- Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu
- Lemas atau sangat lelah
- Berat badan turun tanpa penyebab yang jelas
- Linglung
- Kejang
Diagnosis Infeksi Bakteri
Diagnosis infeksi bakteri dimulai dengan tanya jawab mengenai kondisi pasien. Dokter akan menanyakan tentang:
- Gejala yang terjadi
- Kapan gejala pertama kali muncul
- Penyakit yang pernah atau sedang diderita
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat menjalankan pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Kultur bakteri, untuk mendeteksi keberadaan bakteri pada sampel darah, urine, dahak, atau tinja
- Tes pewarnaan gram, untuk mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi pada darah, urine, atau dahak
- Foto Rontgen, MRI, atau CT scan, untuk mendeteksi adanya jaringan abnormal dan kumpulan nanah (abses) pada organ dalam tubuh
- Biopsi, untuk mendeteksi kondisi selain infeksi yang mungkin diderita pasien dengan memeriksa sampel jaringan pada organ yang terinfeksi
Pengobatan Infeksi Bakteri
Pengobatan utama infeksi bakteri adalah dengan pemberian antibiotik. Obat ini bekerja dengan membunuh bakteri atau memperlambat perkembangbiakannya.
Jenis antibiotik yang diberikan kepada pasien akan disesuaikan dengan gejala, riwayat kesehatan, tingkat keparahan, dan hasil pemeriksaan pasien. Beberapa jenis antibiotik yang dapat diberikan oleh dokter adalah:
- Penisilin, seperti amoxicillin dan ampicillin
- Sefalosporin, seperti cefadroxil dan cefotamine
- Aminoglikosida, seperti gentamycin dan streptomycin
- Tetrasiklin, seperti doxycycline dan minocycline
- Makrolid, seperti erythromycin dan azithromycin
- Quinolone, seperti ciprofloxacin dan levofloxacin
- Lincosamide, seperti lincomycin dan clindamycin
Penting untuk diingat bahwa antibiotik harus dikonsumsi sesuai petunjuk atau resep dari dokter dan dihabiskan meski gejala infeksi bakteri sudah membaik. Pasalnya, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai aturan justru membuat infeksi bakteri sulit diobati atau membuat bakteri kebal terhadap antibiotik.
Komplikasi Infeksi Bakteri
Jika tidak ditangani, infeksi bakteri dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yakni:
- Bakteremia, yaitu ketika bakteri masuk ke dalam darah akibat infeksi bakteri di suatu bagian tubuh, seperti ginjal dan paru-paru
- Sepsis, yakni infeksi bakteri yang telah menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan gangguan pada fungsi organ
- Syok sepsis, yaitu kondisi fatal ketika tekanan darah yang menurun drastis akibat sepsis sehingga organ tubuh tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup
- Gangrene, yakni matinya jaringan tubuh akibat infeksi bakteri di kulit yang tidak tertangani
- Reaksi autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat karena tidak bisa membedakan antara sel sehat dengan bakteri yang menyerupainya
Pencegahan Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri adalah kondisi yang bisa dicegah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, serta seusai menggunakan toilet
- Tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
- Menjalani vaksinasi sesuai anjuran dokter
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar
- Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan memakai kondom dan tidak berganti pasangan
- Tidak berbagi barang pribadi, seperti handuk atau baju
- Tidak berpergian ketika sedang sakit
- Mengolah daging atau makanan sampai benar-benar matang