Keluar darah saat hamil bisa memicu rasa khawatir pada ibu hamil karena takut bisa berdampak pada janin. Namun faktanya, keluar darah saat hamil tidak selalu berbahaya, kok. Supaya Bumil tidak bingung dan panik, yuk ketahui apa saja penyebab keluhan ini dan kenali mana yang berbahaya.

Tak sedikit ibu hamil yang panik dan ketakutan ketika mengalami keluar darah saat hamil. Padahal, kondisi ini tidak selalu berbahaya dan bisa sembuh sendiri, terutama jika hanya terjadi sesekali atau darah yang keluar sedikit. 

Keluar Darah Saat Hamil, Apakah Selalu Berbahaya? - Alodokter

Namun, keluar darah saat hamil juga tetap perlu diwaspadai ya, Bumil. Apalagi jika jumlah darah yang keluar banyak, tak kunjung berhenti, atau disertai gejala lain, seperti nyeri atau kram perut yang parah, demam, atau janin mendadak jadi kurang aktif atau bahkan tidak bergerak

Penyebab Keluar Darah Saat Hamil

Keluar darah saat hamil bisa disebabkan oleh berbagai hal. Tidak semua keluar darah saat hamil berbahaya, apalagi kalau darah yang keluar sedikit dan tidak sampai memenuhi pantyliner. Hal ini bisa terjadi karena alasan berikut:

1. Pendarahan implantasi

Pendarahan implantasi terjadi saat sel telur yang sudah dibuahi mulai menempel pada dinding rahim dan menyebabkan sedikit pendarahan pada vagina. Biasanya, pendarahan implantasi ini bukanlah tanda adanya masalah pada kehamilan. 

Darah yang keluar umumnya berwarna merah muda atau kecokelatan. Hal ini umumnya terjadi dalam waktu sekitar 10–14 hari setelah pembuahan berhubungan intim atau ketika pembuahan terjadi. 

Meski demikian, kondisi ini sering kali dianggap sebagai menstruasi, sehingga banyak wanita yang tidak menyadari bahwa ia sudah hamil. Hanya saja, pendarahan implantasi biasanya jumlahnya sedikit dan berlangsung lebih singkat, tak seperti menstruasi.

2. Perubahan hormon

Meningkatnya kadar estrogen saat hamil adalah hal normal yang bisa menyebabkan leher rahim (serviks) melunak dan lebih sensitif sehingga mudah mengalami pendarahan, terutama saat kehamilan masih menginjak trimester dua.

Perdarahan ini biasanya bisa lebih sering muncul ketika berhubungan intim atau ketika ibu hamil menjalani pemeriksaan di serviks atau panggul, misalnya pemeriksaan panggul atau USG transvaginal.

3. Keguguran

Keguguran juga menjadi salah satu penyebab keluar darah saat hamil. Kondisi ini terjadi ketika janin sudah tidak bisa bertahan hidup di dalam rahim. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan keguguran, salah satunya adalah hamil anggur.

Selain menyebabkan keluarnya darah, keguguran juga bisa muncul beserta gejala lain, seperti kram atau nyeri perut, perut terasa kencang, dan keluarnya gumpalan kemerahan atau kecokelatan dari vagina. 

4. Plasenta Previa

Plasenta previa adalah kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi jalan lahir bayi. Hal ini bisa membuat vagina lebih mudah mengeluarkan darah saat hamil, terutama ketika plasenta bergesekan dengan rahim atau terkena cedera maupun benturan, misalnya ketika terjatuh atau berhubungan intim.

Keluarnya darah saat hamil akibat plasenta previa lebih sering terjadi pada trimester kedua, biasanya setelah usia kandungan di atas 20 minggu.

5. Solusio plasenta

Solusio plasenta merupakan kondisi ketika plasenta robek atau terlepas dari dinding rahim. Ketika hal ini terjadi, dinding rahim akan mengalami perdarahan yang cukup berat, sehingga bisa berisiko membahayakan kondisi ibu hamil dan janin.

Solusio plasenta biasanya akan menimbulkan gejala berupa keluar darah saat hamil yang tak kunjung berhenti, pucat, lemas, serta perut kencang dan nyeri. Jika mengalami gejala tersebut, Bumil perlu segera memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.

6. Kehamilan ektopik

Kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik juga bisa menjadi penyebab keluar darah saat hamil. Kondisi ini awalnya bisa saja muncul berupa pendarahan ringan, mirip flek biasa. Namun, seiring bertambahnya usia kandungan dan ukuran janin, kondisi ini bisa berisiko menyebabkan pendarahan yang lebih parah. 

Kehamilan ektopik yang menimbulkan pendarahan yang parah merupakan salah satu kondisi gawat darurat pada kehamilan dan perlu segera ditangani oleh dokter.

7. Persalinan

Keluar darah saat hamil bisa menjadi tanda-tanda persalinan jika terjadi pada sekitar minggu ke-37 hingga ke-40 kehamilan, terutama bila disertai keluarnya lendir bening dan pecahnya ketuban.

Fenomena yang juga disebut bloody show ini menandakan tubuh ibu hamil sedang mempersiapkan diri untuk melahirkan. Jika mengalaminya, segera hubungi dokter atau bidan terdekat, ya. Ini artinya, Si Kecil sebentar lagi sudah akan lahir, lho.

Itulah berbagai penyebab keluar darah saat hamil yang penting Bumil ketahui. Jika mengalami keluar darah saat hamil, baik itu ringan maupun parah, sebaiknya tetap memeriksakan diri ke dokter ya, Bumil.

Hal ini penting dilakukan untuk memastikan penyebab pendarahan tersebut sehingga dokter dapat melakukan penanganan secepatnya untuk memastikan kondisi Bumil dan janin aman.