Batu amandel adalah kumpulan mineral yang memadat di permukaan amandel. Umumnya, batu amandel berukuran sebesar kerikil dan berwarna putih kekuningan. Meski tidak berbahaya, munculnya batu ini bisa menyebabkan bau mulut dan nyeri pada area mulut dan tenggorokan.

Batu amandel bisa terjadi pada siapa saja yang masih memiliki amandel (tonsil), yaitu bantalan jaringan yang ada di kedua sisi mulut bagian belakang. Frekuensi munculnya batu ini cukup beragam. Sebagian orang bisa mengalaminya berulang kali bahkan dengan jumlah batu lebih dari satu.

Kenali Penyebab Batu Amandel dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Berbagai Penyebab Batu Amandel

Batu amandel terbentuk dari penumpukan bakteri, sisa makanan, sel kulit mati, air liur, dan plak di mulut pada celah-celah permukaan amandel. Seiring berjalannya waktu, tumpukan ini bisa mengendap dan menjadi padat, layaknya batu.

Ada beberapa kondisi yang dinilai dapat menyebabkan terbentuknya batu amandel, yaitu:

Struktur amandel besar atau berkarang

Saat amandel memiliki banyak ceruk, atau memiliki celah yang cukup besar, kotoran di mulut dapat dengan mudah tersangkut. Kotoran ini lama-kelamaan bisa mengendap dan mengeras menjadi batu.

Buruknya perawatan gigi dan mulut

Bila Anda malas menjaga kebersihan gigi dan mulut, berbagai bakteri dan kotoran lain yang bisa membentuk batu amandel akan lebih mudah menumpuk.

Infeksi atau radang amandel berulang

Orang yang sering mengalami radang amandel umumnya akan mengalami pembesaran ukuran amandel. Hal ini dapat mempermudah terbentuknya batu amandel, sebab bakteri dan sisa makanan jadi lebih mungkin untuk tersangkut dan mengendap pada amandel.

Cara Mengenali Batu Amandel

Cara paling mudah mengetahui apakah Anda memiliki batu amandel adalah dengan membuka mulut lebar-lebar di depan cermin, kemudian lihat apakah pada bagian belakang amandel terdapat gumpalan atau lapisan menonjol berwarna putih kekuningan. Batu amandel bisa bertekstur kenyal atau keras.

Bila tidak menemukan gumpalan tersebut, belum tentu Anda bebas dari batu amandel. Beberapa batu berukuran sangat kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Maka dari itu, amati pula gejala berikut:

  • Napas berbau tak sedap tanpa alasan yang jelas
  • Sakit tenggorokan yang sering berulang dan tak kunjung sembuh
  • Rasa tak nyaman, seperti ada yang tersangkut di bagian belakang mulut
  • Sulit menelan
  • Batuk terus-menerus
  • Telinga terasa sakit atau nyeri

Jika mengalami gejala-gejala di atas, Anda mungkin memiliki batu amandel. Untuk memastikannya, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter.

Cara Mengatasi Batu Amandel

Jika batu amandel terus-menerus menimbulkan ketidaknyamanan, beberapa cara menghilangkan batu amandel di rumah  berikut dapat Anda coba untuk mengatasinya:

Dorong dengan kapas atau jari

Bila batu terlihat dan Anda bisa menggapainya, coba dorong perlahan dengan jari atau kapas agar terangkat dan lepas. Hindari mencungkilnya dengan alat yang kasar atau tajam, seperti sikat gigi atau tusuk gigi, karena bisa menimbulkan luka dan infeksi pada amandel. 

Berkumur

Cobalah berkumur dengan keras atau semprotkan air ke arah batu amandel. Tekanan air dapat membantu mendorong batu amandel untuk terangkat dan lepas. Selain air biasa, Anda juga bisa menggunakan obat kumur atau air garam agar lebih efektif. Air garam turut membantu menghilangkan bau mulut akibat kondisi ini.

Batuk dengan sengaja

Dorongan yang terjadi saat batuk bisa membantu melunakkan dan melepaskan batu amandel. Maka dari itu, cobalah untuk batuk beberapa kali dengan cukup keras. Namun, bila tidak berhasil, jangan terus memaksakan batuk, karena berisiko melukai tenggorokan dan memicu radang.

Bila ukuran batu terlalu besar dan terus-menerus menimbulkan keluhan, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Dokter mungkin perlu melakukan operasi kecil untuk mengangkat batu amandel.

Agar batu amandel tidak muncul lagi, lakukan upaya pencegahan dengan rutin menyikat gigi 2 kali sehari dan rajin menggunakan obat kumur. Selain itu, hindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan mulut, misalnya mengonsumsi alkohol dan merokok.