Impulsif sering kali dilakukan tanpa sadar, contohnya belanja berlebihan atau membuat keputusan besar tanpa memikirkan dampaknya. Kalau perilaku ini terus berulang dan susah dikendalikan, bisa jadi tanda adanya gangguan psikologis yang perlu ditangani.
Impulsif adalah sikap ketika seseorang melakukan tindakan tanpa memikirkan akibatnya. Perilaku ini umumnya ditunjukkan oleh anak-anak yang belum mengerti cara menyampaikan emosi atau mengendalikan dorongan yang muncul.
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun bisa saja berperilaku impulsif, misalnya membeli barang yang tidak dibutuhkan saat sedang berhemat. Sesekali berperilaku impulsif adalah hal yang wajar. Perilaku impulsif dapat dikategorikan sebagai gangguan psikologis bila terjadi sangat sering atau sudah sulit dikendalikan.
Penyebab Perilaku Impulsif
Hingga kini, penyebab pasti perilaku impulsif belum diketahui. Namun, beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko timbulnya perilaku impulsif:
- BPD (borderline personality disorder)
- ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
- Bipolar
- Kleptomania
- Penyakit Parkinson
Tanda Perilaku Impulsif
Orang yang bersikap impulsif biasanya bertindak tanpa memikirkan dampak dari tindakannya. Ketika muncul dorongan untuk melakukan sesuatu, misalnya berbelanja, ia akan langsung melakukannya tanpa berpikir panjang.
Berikut ini beberapa tanda seseorang memiliki perilaku impulsif:
- Mengambil barang yang diinginkan tanpa meminta atau menunggu giliran
- Sering memanjakan diri dengan berbelanja atau makan secara berlebihan
- Merusak barang milik sendiri atau orang lain, terutama saat marah
- Berbicara tanpa mempertimbangkan dampak dari ucapannya
- Melukai diri sendiri ketika sedang marah, sedih, atau kecewa
- Berteriak saat merasa stres
- Kesulitan berkonsentrasi atau tidak mampu menyelesaikan tugas
Pada anak-anak dan remaja, perilaku impulsif juga dapat terlihat dari kecenderungan mengganggu teman atau orang sekitar, sulit diam, atau sulit fokus saat belajar di kelas.
Cara Mendiagnosis dan Mengatasi Perilaku Impulsif
Jika perilaku impulsif sering terjadi dan mulai menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Langkah ini dibutuhkan untuk memastikan apakah perilaku tersebut berkaitan dengan gangguan psikologis tertentu.
Jika hasil pemeriksaan kejiwaan menunjukkan bahwa perilaku impulsif yang dialami seseorang sudah mengarah pada gangguan mental, psikiater atau psikolog akan melakukan beberapa langkah penanganan berupa:
Pemberian obat-obatan
Tindakan impulsif bisa menjadi gejala gangguan psikologis, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan gangguan bipolar. Untuk menangani ADHD, dokter dapat meresepkan obat-obatan, seperti amphetamine, dextroamphetamine, atau methylphenidate.
Sementara itu, perilaku impulsif karena gangguan bipolar bisa diatasi dengan pemberian obat antimania. Pemberian obat-obatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan fokus atau konsentrasi, mengontrol gejala, serta mengatasi gangguan mental yang menjadi penyebab munculnya sikap impulsif.
Psikoterapi
Penanganan gangguan impulsif juga dapat dilakukan dengan psikoterapi berupa dialectical behavior therapy (DBT) dan terapi perilaku kognitif.
Melalui metode psikoterapi tersebut, pasien akan dibimbing dan dilatih untuk mengurangi perilaku impulsif serta meningkatkan kemampuannya dalam berpikir sebelum bertindak. Dengan mengubah pola pikirnya, pasien akan mampu mempertimbangkan dampak dari setiap tindakannya.
Semua orang bisa saja melakukan tindakan impulsif dari waktu ke waktu. Namun, jika kebiasaan ini sering terjadi dan mulai merugikan diri sendiri maupun orang lain, sebaiknya jangan diabaikan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasa sulit mengendalikannya.
Apabila Anda membutuhkan saran medis awal sebelum ke fasilitas kesehatan, Anda dapat memanfaatkan layanan Chat Bersama Dokter. Dengan layanan ini, Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter untuk mengetahui langkah penanganan impulsif yang tepat.
