Tekstur MPASI bayi dapat disesuaikan dengan usianya. Perbedaan tekstur di tiap usia ini bertujuan untuk melatih kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan makanan serta merangsang otot-otot mulutnya sehingga nantinya ia akan mahir makan sendiri.
Kebutuhan nutrisi bayi usia 6 bulan ke atas sudah tidak bisa dipenuhi hanya dari ASI atau susu formula saja. Di usia ini, bayi sudah bisa dikenalkan dengan makanan padat atau disebut juga makanan pendamping ASI (MPASI).

Pada tahap awal, penyesuaian tekstur perlu dilakukan. Tekstur MPASI biasanya dimulai dengan bubur lumat (puree) dan “naik tekstur” secara bertahap. Di momen ini, bayi juga akan dikenalkan dengan berbagai jenis makanan sehat, seperti ikan, daging, ayam, telur, sayur, dan aneka buah.
Begini Tahapan Tekstur MPASI Bayi
Seperti yang telah disebutkan di awal, pemberian tekstur MPASI tidak hanya bertujuan membuat Si Kecil kenyang, tetapi juga membantu melatih kemampuan mengunyah, menelan, serta mendukung perkembangan bicara.
Keterampilan ini berkembang bertahap sesuai usia, sehingga penting bagi Bunda untuk memperhatikan jenis tekstur yang diberikan.
Ada beberapa tahapan tekstur MPASI sesuai usia bayi yang perlu Bunda ketahui, yaitu:
1. Tekstur bubur lumat
Pada tahap awal MPASI, bayi berusia 6 bulan dianjurkan mengonsumsi makanan bertekstur bubur lumat. Bunda bisa melumatkan makanan menggunakan blender atau saringan. Berikan MPASI 2 kali sehari dengan porsi 2–3 sendok makan setiap kali makan.
2. Bubur kental dan dihaluskan
Jika Si Kecil sudah mulai mengenal MPASI dan menerima saat disuapi, Bunda bisa menambah frekuensi makan menjadi 3 kali sehari, dengan porsi sekitar setengah mangkuk 250 ml.
Pemberian bubur lumat atau makanan yang dihaluskan (mashed) dapat diberikan untuk bayi usia 6–9 bulan. Pada fase ini, variasi bahan makanan tetap penting untuk membantu bayi mengenal rasa dan nutrisi yang beragam, sambil tetap mempertahankan tekstur MPASI yang sesuai tahap perkembangannya.
3. Tekstur agak kasar
Memasuki usia 9–12 bulan, bayi dianjurkan mulai diberikan makanan dengan tekstur agak kasar. Hal ini bertujuan melatih kemampuan mengunyah dan menelan agar semakin baik.
Bayi yang sudah siap boleh mulai mencoba tekstur ini sejak akhir usia 7 atau 8 bulan. Namun, jika ia belum menunjukkan kesiapan (misalnya masih sering memuntahkan makanan atau terlihat kesulitan mengunyah), Bunda boleh menundanya hingga usia 9 atau 11 bulan.
Pada tahap ini, Bunda dapat memberikan MPASI yang dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped), atau makanan yang bisa dipegang bayi (finger food). Berikan 3–4 kali sehari dengan porsi setengah mangkuk 250 ml.
4. Tekstur kasar
Di atas usia 12 bulan, bayi umumnya sudah lebih mampu menerima berbagai jenis makanan dengan tekstur kasar seperti menu keluarga. Meski kemampuan mengunyahnya belum sempurna, bayi sudah dapat beradaptasi dengan variasi bentuk, rasa, dan aroma makanan.
Pada usia ini, Si Kecil biasanya sudah mulai menunjukkan preferensi makanan tertentu. Frekuensi makan tetap 3–4 kali sehari disertai 1–2 kali camilan sehat, seperti telur rebus, pancake sederhana, roti, puding, atau buah-buahan, misalnya pisang.
Informasi mengenai tekstur MPASI di atas penting untuk dipahami karena tekstur yang tidak sesuai usia dapat meningkatkan risiko tersedak. Bunda juga dapat menerapkan feeding rules untuk membantu Si Kecil belajar makan lebih teratur dan mandiri.
Selain itu, perhatikan cara pengolahan serta penyajian makanan. Pastikan bahan makanan dan peralatan bersih, masak makanan hingga benar-benar matang, dan ingat selalu mencuci tangan sebelum menyiapkan dan memberikan makanan kepada Si Kecil.
Apabila Bunda masih memiliki pertanyaan mengenai tekstur MPASI, rasa makanan, atau porsinya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar penyesuaian MPASI sesuai dengan kebutuhan Si Kecil.
Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.