Depresi sering dikaitkan dengan masalah atau tekanan dalam hidup. Padahal, penyebab depresi sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, ada sejumlah faktor yang diduga dapat memicu terjadinya gangguan mental satu ini, mulai dari faktor genetik hingga trauma.
Depresi umumnya ditandai dengan rasa sedih mendalam, mudah marah, cemas terus-menerus, rasa putus asa yang berkepanjangan, kehilangan minat atau motivasi, bahkan kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri atas masalah yang terjadi.
Bila dibiarkan tanpa penanganan, depresi dapat mengganggu kualitas hidup dan bahkan mengancam nyawa penderitanya. Oleh karena itu, meski penyebab depresi belum diketahui, tetapi penanganan terhadap berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko depresi perlu segera dilakukan.
Beragam Penyebab Depresi
Berikut ini adalah beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi:
1. Usia
Memasuki usia lanjut, beberapa orang cenderung menghabiskan waktunya sendiri. Hal ini umumnya dipicu oleh keterbatasan fisik, lingkungan sosial yang makin kecil, atau rasa cemas dengan kondisi kesehatan yang makin menurun akibat pertambahan usia.
Berbagai hal tersebut dapat menimbulkan rasa sepi yang mendalam bagi siapa pun yang mengalaminya. Padahal, setiap orang membutuhkan interaksi sosial untuk bertahan hidup dan berkembang.
Berbagai penelitian terkait kesehatan mental menunjukkan bahwa kesepian dan isolasi sosial berkaitan erat dengan tingkat depresi yang lebih tinggi pada orang dewasa maupun lansia.
2. Genetik
Seseorang yang berasal dari keluarga dengan riwayat depresi diduga lebih rentan mengalami depresi. Hal ini didasarkan pada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa sekitar 40% penderita depresi juga memiliki keluarga yang depresi.
3. Perubahan kadar hormon
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih berisiko mengalami depresi daripada pria. Hal ini diduga karena perubahan hormon yang sering terjadi pada wanita.
Wanita umumnya melalui berbagai periode kehidupan yang memicu perubahan kadar hormon, misalnya saat menstruasi, kehamilan, persalinan, maupun menopause.
4. Trauma
Penyebab depresi selanjutnya adalah trauma. Trauma dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kehilangan orang terdekat, riwayat kekerasan fisik atau pelecehan seksual, atau musibah besar seperti tsunami atau gempa bumi.
Ketika seseorang terlalu terpukul dan tidak mampu mengendalikan kesedihannya, risiko terjadinya depresi pun dapat meningkat.
5. Penyakit kronis
Menderita penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, atau HIV dan AIDS, juga bisa menjadi salah satu penyebab depresi. Pengobatan jangka panjang, gejala penyakit yang sering kambuh, bahkan stigma negatif dari lingkungan terhadap penyakit yang diderita bisa membuat penderitanya rentan mengalami depresi.
6. Konsumsi minuman beralkohol
Konsumsi minuman beralkohol juga merupakan salah satu penyebab depresi. Orang-orang yang memiliki gejala depresi beranggapan bahwa alkohol dapat menenangkan diri dan menyelesaikan segala permasalahan hidup.
Padahal, minuman beralkohol dapat memengaruhi kerja sistem saraf yang berdampak buruk pada suasana hati sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.
Ketahui Langkah Penanganan Depresi
Gejala depresi perlu segera diatasi karena bisa mengarah pada tindakan berbahaya, seperti penyalahgunaan obat terlarang, keinginan untuk melukai diri sendiri, bahkan bunuh diri. Oleh karena itu, kondisi ini perlu penanganan langsung oleh psikolog atau psikiater.
Langkah penanganannya pun perlu disesuaikan dengan tingkat keparahan depresi. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:
Mengikuti psikoterapi
Psikoterapi dapat dilakukan untuk mengatasi beragam masalah kesehatan mental, termasuk depresi. Terapi ini membantu penderita depresi untuk mengontrol gejala yang timbul, sehingga ia dapat menjalani kehidupan dengan baik dan fokus pada kegiatannya sehari-hari.
Minum obat antidepresan
Sambil menjalani psikoterapi, penderita depresi juga dianjurkan untuk minum obat antidepresan. Tujuannya untuk menjaga kestabilan suasana hati dan emosi. Beberapa contoh obat antidepresan yang umumnya diresepkan oleh psikiater adalah fluoxetine, sertraline, dan amitriptiline.
Meski penyebab depresi belum diketahui, gangguan mental ini tetap bisa diobati dan dicegah kekambuhannya. Bila Anda mengalami gejala yang mengarah ke depresi, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan psikolog atau dokter agar memperoleh penanganan yang tepat sedini mungkin.