Bagi para pemilik kucing, menjaga kesehatan hewan yang satu ini tentu tidak boleh diabaikan. Selain pola makan, pemberian vaksin kucing sesuai jadwal menjadi salah satu hal yang perlu kamu perhatikan. Dengan begitu, kucingmu bisa terlindungi dari infeksi virus dan bakteri. 

Kucing bukanlah makhluk dengan sembilan nyawa seperti banyak mitos yang beredar. Hewan kesayanganmu ini tetap berisiko terpapar bakteri atau virus yang bisa membuatnya sakit.

Ketahui Jenis Vaksin Kucing untuk Peliharaanmu - Alodokter

Virus dan bakteri penyebab penyakit pada kucing biasanya lebih cepat menular, sehingga kucingmu bisa saja mendapatkannya dari kucing lain saat ia sedang bermain di luar.

Jadi, selain memberinya nutrisi yang tepat, pastikan juga mereka mendapatkan vaksin kucing yang lengkap agar kesehatan tubuhnya tetap terjaga. Ini merupakan salah satu langkah penting dalam cara merawat kucing.

Beragam Jenis Vaksin Kucing

Sama halnya dengan vaksin untuk manusia, vaksin kucing juga bekerja dengan cara merangsang imun tubuh untuk memproduksi antibodi agar terlindungi dari infeksi penyakit.

Vaksin kucing terbagi dalam dua kategori, yaitu vaksin inti dan vaksin noninti. Vaksin inti adalah vaksin kucing yang diberikan kepada semua kucing untuk mencegah penyakit yang umum diderita. Sementara itu, vaksin noninti adalah vaksin yang direkomendasikan hanya untuk kucing yang berisiko terkena penyakit tertentu.

Nah, berikut ini adalah jenis-jenis vaksin kucing inti yang perlu Anda ketahui:

1. Vaksin rabies

Rabies adalah penyakit akibat infeksi virus rabies mematikan yang dapat menyerang berbagai hewan, termasuk kucing, anjing, dan kelelawar, serta dapat menular ke manusia.

Penularan virus rabies paling sering terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Pada kucing, gejala rabies bisa berupa perilaku agresif, kejang, dan keluar air liur secara berlebihan.

Penyakit ini belum bisa diobati dan sebagian besar kasus rabies pada hewan maupun manusia bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, pastikan kucing peliharaanmu, baik anak kucing maupun kucing dewasa, sudah mendapatkan vaksin kucing rabies, ya, terutama jika kucingmu suka dibiarkan bermain di luar.

2. Vaksin feline Calicivirus (vaksin FCV)

Feline Calicivirus merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan atas kucing, yaitu hidung, mulut, dan tenggorokan. Ketika terserang penyakit ini, kucing akan mengalami gejala berupa bersin, demam, keluar banyak ingus, pilek, mata berair, dan muncul koreng pada mulut.

Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa membuat kucing mengalami dehidrasi karena susah makan dan minum, kerusakan hati, pembengkakan pada saluran napas, atau bahkan kematian.

Untuk mencegah terjadinya infeksi Calicivirus serta mengurangi risiko kucingmu mengalami gejala yang parah saat terinfeksi, pastikan untuk memberikannnya vaksin FCV.

3. Vaksin feline rhinotracheitis (vaksin FHV-1)

Sama seperti infeksi Calicivirus, penyakit feline rhinotracheitis juga merupakan infeksi virus yang menyebabkan gangguan saluran pernapasan pada kucing. Penyakit ini ditandai dengan keluarnya cairan dari hidung dan mata, sariawan, dan pada kasus tertentu, pneumonia atau radang paru-paru.

Pada kucing, penyakit ini bisa kambuh kembali meski sebelumnya sudah pernah sembuh. Oleh karena itu, pemberian vaksin FHV-1 sangat penting guna mencegah gejala yang parah, apabila kucing kesayanganmu terinfeksi virus ini.

4. Vaksin feline panleucopenia (vaksin FPV)

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Parvovirus dan merupakan penyakit yang sangat mudah menular. Anak kucing paling sering dilaporkan terinfeksi feline panlecopenia.

Gejala penyakit ini meliputi penurunan energi dan nafsu makan, muntah, serta diare pada kucing. Feline panleucopenia juga sering kali berakibat fatal, karena dapat menyerang sel-sel tubuh kucing yang membelah dengan cepat, seperti usus dan sumsum tulang. Jadi, pastikan kucingmu mendapatkan vaksin kucing FPV, ya.

Dalam kedokteran hewan, gabungan penyakit feline viral rhinotracheitis, calicivirus, dan panleukopenia ini sering disebut FVRCP.

Selain keempat vaksin kucing inti di atas, ada beberapa vaksin noninti yang biasanya direkomendasikan oleh dokter jika kucing peliharaanmu berisiko tinggi terinfeksi penyakit tertentu, di antaranya:

  • Vaksin feline leukemia
  • Vaksin Bordetella bronchiseptica
  • Vaksin Chlamydophila felis
  • Vaksin feline immunodeficiency virus

Vaksin kucing bisa diberikan lewat suntikan atau melalui semprotan di hidung (intranasal). Pemberian vaksin kucing tergantung pada usia, kondisi kesehatan, dan gaya hidup kucing.

Jadwal Pemberian Vaksin Kucing

Anak kucing sudah bisa mendapatkan vaksin inti mulai dari usia 6–8 minggu. Vaksin ini diberikan setiap 3 atau 4 minggu hingga kucing berusia 16–20 minggu.

Untuk kucing dewasa atau berusia di atas 4 bulan yang tidak diketahui riwayat vaksinasinya, vaksin inti pertama akan diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak 3 atau 4 minggu.

Jadwal pemberian vaksin kucing inti, baik untuk kucing peliharaan maupun kucing liar, adalah 1–3 tahun sekali, tergantung seberapa lama vaksin dapat bertahan. Sementara itu, jadwal pemberian vaksin kucing FVRCP yang direkomendasikan adalah setiap setahun sekali.

Pastikan hewan peliharaanmu tidak keluar rumah atau berinteraksi dengan kucing lain yang berisiko tinggi menularkan penyakit hingga ia mendapatkan vaksin kucing inti sepenuhnya.

Perlu diingat pula bahwa vaksin kucing tidak sepenuhnya memberikan perlindungan dari penyakit. Jadi, kamu juga harus menjaga kesehatannya dengan baik, seperti memandikan kucing secara rutin, memberikan makanan yang tepat, mengajaknya bermain, dan menjaga kebersihan kandang atau tempat tinggalnya.

Jika ingin mengatahui vaksin kucing yang tepat untuk hewan peliharaanmu, sebaiknya konsultasikan ke dokter hewan terlebih dahulu. Nantinya, dokter hewan akan merekomendasikan pemberian vaksin inti dan mungkin juga vaksin noninti yang sesuai dengan kondisi kesehatan kucingmu.