Krisis tiroid adalah komplikasi serius akibat tingginya kadar hormon tiroid dalam darah (hipertiroidisme) yang tidak ditangani dengan baik. Meski jarang terjadi, krisis tiroid dapat menyebabkan kondisi yang serius, bahkan berakibat fatal. Kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita, terutama di usia remaja.

Tiroid adalah kelenjar yang terletak di leher bagian bawah. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi hormon tiroid yang berperan mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme, pengolahan nutrisi, dan produksi energi.

krisis tiroid

Ketika seseorang mengalami hipertiroidisme, kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid secara berlebihan. Akibatnya, sel-sel tubuh bekerja terlalu cepat dan dapat memicu gangguan pada berbagai organ.

Penyebab Krisis Tiroid

Krisis tiroid terjadi akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme) dan tidak mendapatkan penanganan tepat. Beberapa penyakit tiroid yang dapat menyebabkan hipertiroidisme antara lain, toxic adenoma, penyakit Graves, tiroiditis, atau overdosis obat tiroid.

Namun, tidak semua orang dengan hipertiroidisme akan mengalami krisis tiroid.

Faktor risiko krisis tiroid

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya krisis tiroid, yaitu:

  • Berjenis kelamin wanita
  • Berusia 10–15 tahun atau remaja
  • Pernah menjalani operasi atau mengalami cedera pada kelenjar tiroid
  • Sedang hamil
  • Mengalami kerusakan pada kelenjar tiroid
  • Menderita infeksi berat yang meningkatkan kadar hormon tiroid, seperti pneumonia
  • Tidak mengonsumsi obat hipertiroidisme sesuai anjuran dokter
  • Memiliki nodul tiroid
  • Menderita penyakit berat, seperti stroke, gagal jantung, ketoasidosis diabetik, atau emboli paru
  • Mengalami stres berat

Gejala Krisis Tiroid

Gejala krisis tiroid mirip dengan gejala hipertiroidisme, tetapi muncul secara tiba-tiba dalam beberapa jam dan jauh lebih parah. Keluhan krisis tiroid yang bisa terjadi antara lain:

  • Demam tinggi (lebih dari 38,5°C)
  • Mual, muntah, atau diare
  • Gugup, gelisah, atau linglung
  • Penurunan kesadaran
  • Banyak berkeringat
  • Gemetar (tremor)
  • Detak jantung sangat cepat (takikardia)
  • Bola mata menonjol
  • Otot melemah, terutama di lengan atas dan paha
  • Sesak napas
  • Nyeri perut
  • Penyakit kuning
  • Kejang

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala hipertiroidisme. Penanganan dini dapat mencegah risiko terjadinya krisis tiroid.

Apabila orang di sekitar Anda mengalami gejala berat seperti di atas, segera bawa ke IGD rumah sakit terdekat. Krisis tiroid merupakan kondisi darurat yang membutuhkan diagnosis dan pengobatan segera untuk mencegah kerusakan berbagai organ tubuh.

Diagnosis Krisis Tiroid

Krisis tiroid harus segera didiagnosis dan ditangani. Dokter akan menanyakan keluhan yang dialami dan memeriksa kondisi fisik, termasuk suhu tubuh dan denyut jantung.

Jika dicurigai mengalami krisis tiroid, pengobatan akan segera diberikan sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, seperti:

  • Tes kadar hormon tiroid dan hormon yang menstimulasi kelenjar tiroid (TSH)
  • Hitung darah lengkap, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi
  • Pengukuran kadar gas dan elektrolit darah
  • Pengukuran kadar kalsium darah, yang menandakan pasien mengalami krisis tiroid, karena biasanya akan mengalami hiperkalsemia

Apabila hasil laboratorium belum tersedia, pemeriksaan dan pengobatan harus tetap dilanjutkan, terutama jika pasien belum mengetahui bahwa dirinya mengalami hipertiroidisme.

Tes pendukung lain yang mungkin dilakukan untuk memastikan krisis tiroid antara lain:

  • Tes urine (urinalisis), untuk memeriksa adanya zat tertentu dalam urine
  • Foto Rontgen dada, untuk melihat pembesaran jantung atau penumpukan cairan pada paru akibat gagal jantung
  • Elektrokardiografi (EKG), untuk mengevaluasi gangguan irama jantung
  • CT scan kepala, untuk melihat kondisi saraf pada pasien krisis tiroid dengan penurunan kesadaran

Pengobatan Krisis Tiroid

Pasien krisis tiroid harus dirawat secara intensif di rumah sakit. Tujuan penanganan tersebut adalah untuk menangani produksi dan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, serta mengatasi penurunan fungsi organ yang dialami pasien.

Umumnya, dokter akan memberikan beberapa obat-obatan, seperti:

  • Obat antitiroid, seperti Thyrozol atau Velthrom, guna menghambat produksi hormon tiroid
  • Kalium iodida, untuk menekan pelepasan hormon tiroid
  • Kortikosteroid, misalnya hydrocortisone, untuk menghambat perubahan hormon tiroid
  • Obat penghambat beta, untuk mengontrol tekanan darah dan irama jantung
  • Obat pereda nyeri, seperti Dumin, untuk mengurangi demam

Selain pengobatan di atas, terapi iodium radioaktif dapat diberikan kepada pasien krisis tiroid untuk mengecilkan kelenjar tiroid dan menurunkan produksi hormon. Namun, terapi ini tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena berbahaya untuk janin.

Jika semua penanganan di atas tidak efektif, operasi pengangkatan kelenjar tiroid dapat menjadi pilihan.

Kondisi pasien biasanya mulai membaik dalam 1–3 hari setelah ditangani. Setelah krisis teratasi, pasien perlu menjalani evaluasi lanjutan untuk menentukan pengobatan berikutnya dan mencegah kekambuhan melalui perawatan rutin.

Komplikasi Krisis Tiroid

Jika tidak segera ditangani, krisis tiroid dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Edema paru
  • Gagal jantung
  • Gangguan irama jantung (aritmia)
  • Gangguan fungsi hati

Pencegahan Krisis Tiroid

Pencegahan krisis tiroid dapat dilakukan dengan menjalani pengobatan hipertiroidisme secara teratur dan sesuai anjuran dokter. Dengan kontrol yang baik, penderita hipertiroidisme dapat hidup normal dan terhindar dari komplikasi berbahaya. 

Selalu berdiskusi dengan dokter tentang penanganan yang paling tepat untuk mengontrol kondisi Anda.