Leishmaniasis adalah infeksi parasit Leishmania yang menyebar melalui gigitan lalat pasir atau agas. Infeksi ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan kerusakan di permukaan kulit, lapisan kulit yang lebih dalam, hingga organ, seperti limpa. Yuk, temukan informasinya di artikel ini.

Lalat pasir yang menjadi pembawa parasit Leishmania umumnya hidup di negara tropis dan subtropis yang sanitasinya buruk. Penyebaran leishmaniasis bisa terjadi karena adanya kunjungan dari dan ke daerah endemis, migrasi atau perpindahan penduduk akibat beragam kondisi termasuk bencana alam, perang, dan kondisi lain.

Leishmaniasis, Infeksi Kulit yang Perlu Diwaspadai - Alodokter

Jenis Leishmaniasis Beserta Gejalanya

Ada lebih dari 20 spesies parasit Leishmania yang bisa menginfeksi manusia. Leishmaniasis pada manusia bisa dibagi dalam 3 bentuk, yaitu leishmaniasis sistemik (visceral) atau dikenal juga dengan istilah kala azar, leishmaniasis kulit (cutaneus), dan leishmaniasis mukokutaneus. Berikut adalah penjelasannya:

Cutaneous leishmaniasis (CL)

Cutaneous leishmaniasis merupakan jenis leishmaniasis yang paling sering terjadi. Gejala di kulit akan muncul beberapa minggu setelah digigit oleh lalat pasir. Namun, pada beberapa kasus, gejala baru terlihat setelah berbulan-bulan hingga bertahun-tahun terinfeksi.

Gejala awal dapat berupa munculnya benjolan atau bisul (nodul) di kulit. Lama-kelamaan, benjolan ini menjadi borok besar yang tidak terasa nyeri dengan pinggiran yang keras.

Butuh waktu lama untuk mengobati luka dan infeksi kulit ini. Bahkan, bekas lukanya pun bisa sulit hilang atau menetap. Pada kasus yang jarang, benjolan dan ulkus akibat infeksi Leishmania bisa muncul area kulit yang luas dan menyeluruh (diffuse cutaneous leishmaniasis). Infeksi kulit ini bisa kambuh meski sudah diobati.

Mucocutaneous leishmaniasis (ML)

Mucocutaneous leishmaniasis merupakan bentuk leishmaniasis yang jarang terjadi. Leishmaniasis ini akan menyebabkan kerusakan mukosa dalam bentuk luka erosi, granulasi, dan ulserasi, pada hidung, mulut, atau tenggorokan. Tidak hanya pada lapisan mukosa, luka ulkus akibat Leishmaniasis mukokutan bisa sampai merusak bentuk hidung.

Pada beberapa orang, bentuk hidung bisa terlihat seperti hidung unta atau paruh burung beo. Jika tidak segera ditangani, infeksi kulit yang lebih dalam ini bisa menyebabkan kecacatan pada wajah.

Selain itu, ada beberapa gejala lain yang bisa terjadi, seperti hidung meler, tersumbat, mimisan, radang gusi, suara serak, serta sulit bernapas.

Visceral leishmaniasis (VL)

Visceral leishmaniasis atau disebut juga kala-azar merupakan bentuk leishmaniasis yang paling parah dan berbahaya. Gejala leishmaniasis viseral juga bisa terlihat berbulan-bulan setelah terinfeksi. Namun, adakalanya gejalanya sudah muncul 2–6 bulan setelah digigit lalat pasir.

Infeksi parasit penyebab leishmaniasis viseral tidak hanya memengaruhi kulit, tetapi juga menjalar sampai ke kelenjar getah bening, limpa, hati, dan sumsum tulang belakang. Bila tidak segera diobati, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.

Gejala yang bisa terlihat dari jenis leishmaniasis ini adalah:

Selain itu, gejala dan tingkat keparahan dari leishmaniasis juga bisa dipengaruhi oleh kondisi medis atau penyakit lain, misalnya malnutrisi, TBC, atau HIV-AIDS.

Cara Mengatasi dan Mencegah Leishmaniasis

Penularan utama Leishmaniasis adalah melalui gigitan lalat pasir atau agas. Walau jarang terjadi, infeksi parasit Leishmania juga bisa menular lewat penggunaan jarum suntik bekas penderita, transfusi darah, atau dari ibu hami ke janin.

Untuk mendiagnosis Leishmaniasis, dokter akan melakukan tanya jawab, termasuk seputar keluhan dan riwayat perjalanan penderita. Setelah melakukan pemeriksaan fisik dan ruam kulit secara lengkap, dokter juga akan melakukan biopsi jarum, biopsi kulit, serta tes darah.

Bila sudah didiagnosis mengalami leishmaniasis, beberapa langkah penanganan yang diberikan dokter bisa berupa:

  • Pemberian obat-obatan, seperti amphotericin liposomal, miltefosin, pentamidine,atau paromomycin
  • Penanganan untuk kondisi yang bisa memperberat infeksi, misalnya koreksi asupan makanan pada pasien malnutrisi, pengobatan TB atau HIV, dan perawatan luka infeksi
  • Terapi, seperti termoterapi atau krioterapi

Leishmaniasis merupakan penyakit yang sulit sembuh dan bisa menyebabkan kecacatan hingga kematian bila tidak ditangani. Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya pencegahan.

Lalat pasir atau agas umumnya hidup di lingkungan dengan sanitasi buruk. Oleh karena itu, langkah pertama dan utama yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Jika lingkungan berisiko menjadi habitat lalat agas, semprotkan area rumah dengan insektisida secara rutin. Selain itu, sebisa mungkin hindari berkunjung ke daerah endemis leismaniasis.

Kamu juga bisa menggunakan pakaian dan celana panjang bila hendak keluar rumah untuk mencegah gigitan lalat agas ke kulit. Kalau kamu merasakan gejala leishmaniasis, jangan tunda untuk periksakan diri ke dokter, ya. Semakin cepat diobati, risiko meningkatnya keparahan penyakit mungkin akan berkurang.