Luka tetanus adalah luka yang terkontaminasi bakteri Clostridium tetani sehingga bisa menyebabkan penyakit tetanus. Bakteri ini masuk ke tubuh melalui luka terbuka, terutama luka akibat benda kotor atau berkarat, seperti paku. Jika tidak segera ditangani, luka tetanus bisa menyebabkan gangguan otot hingga kejang.
Tetanus dapat menyebabkan otot menjadi kaku dan kejang, terutama di rahang, leher, dan punggung. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa, terutama mereka yang tidak memiliki riwayat vaksinasi tetanus lengkap atau tidak mendapatkan imunisasi ulang sesuai rekomendasi.

Luka tetanus tidak hanya bisa terjadi pada luka besar, tetapi juga luka kecil, seperti tusukan paku, goresan, atau gigitan hewan. Luka ini merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan segera. Bila terlambat ditangani, tetanus bisa menyebar ke seluruh tubuh dan mengancam nyawa.
Penyebab Luka Tetanus
Luka tetanus terjadi ketika bakteri Clostridium tetani masuk ke jaringan tubuh melalui luka terbuka. Bakteri ini hidup di tanah, debu, dan kotoran hewan. Saat memasuki luka, bakteri akan menghasilkan racun tetanospasmin yang mengganggu saraf dan memicu kekakuan serta kejang otot.
Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya luka tetanus adalah:
- Luka tertusuk benda berkarat atau kotor, seperti paku atau kawat
- Luka yang terpapar tanah, pupuk kandang, atau lingkungan tidak higienis
- Luka sobek dalam, terutama yang sulit dibersihkan
- Luka bakar atau luka akibat gigitan hewan
- Luka yang dibiarkan terbuka terlalu lama atau tidak dirawat dengan benar
- Tidak memiliki riwayat vaksin tetanus atau belum melakukan booster
- Menderita gangguan imun atau kondisi yang memperlambat penyembuhan luka
Berbeda dari luka infeksi biasa, luka tetanus dapat menyebabkan gejala yang menyebar ke bagian tubuh lain meski area luka tampak kecil atau tidak terlalu parah.
Gejala Luka Tetanus
Gejala luka tetanus dapat muncul dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah bakteri masuk ke tubuh, dengan rata-rata 7–10 hari. Makin dekat lokasi luka ke sistem saraf pusat, makin cepat gejalanya muncul. Adapun keluhan atau gejala yang dapat terjadi meliputi:
- Kekakuan otot di rahang (trismus)
- Kesulitan membuka mulut atau mengunyah
- Kaku pada leher dan bahu
- Kejang otot berulang yang dipicu sentuhan, cahaya, atau suara
- Nyeri di area luka
- Keringat berlebih
- Demam dan detak jantung meningkat
- Kesulitan menelan
- Otot punggung melengkung (opisthotonus) pada kasus berat
Tanda luka tetanus bisa berbeda antara satu orang dengan lainnya, tetapi kejang dan kekakuan otot adalah gejala yang paling khas.
Kapan harus ke dokter
Segera gunakan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter jika Anda atau keluarga mengalami luka yang kotor, berkarat, atau luka dalam yang sulit dibersihkan, terutama jika status imunisasi tetanus belum jelas. Pemeriksaan langsung ke dokter atau buat janji dengan dokter sangat dianjurkan bila:
- Luka disertai gejala kaku rahang, sulit menelan, atau kaku otot
- Luka akibat kecelakaan, gigitan hewan, atau terkena tanah atau kotoran
- Luka dalam, menganga, atau sulit sembuh
- Tidak pernah, lupa, atau imunisasi tetanus tidak lengkap
- Luka dialami bayi, anak, ibu hamil, atau lansia
Jika muncul gejala berat, seperti kejang, kesulitan bernapas, atau penurunan kesadaran, segera ke IGD di rumah sakit terdekat.
Diagnosis Luka Tetanus
Diagnosis luka tetanus dilakukan berdasarkan riwayat luka, status imunisasi, dan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa kondisi luka, keluhan kaku otot, serta menanyakan waktu munculnya gejala. Beberapa pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan:
- Hitung darah lengkap, untuk menilai infeksi
- Kultur luka, untuk mendeteksi adanya bakteri penyebab tetanus, meski jarang digunakan
- Pemeriksaan lain sesuai kondisi pasien, seperti pemeriksaan fungsi pernapasan, jika dicurigai adanya komplikasi
Tes laboratorium khusus untuk memastikan tetanus jarang diperlukan, karena diagnosis umumnya ditegakkan berdasarkan gejala dan paparan risiko.
Pengobatan Luka Tetanus
Pengobatan luka tetanus perlu dilakukan secepat mungkin untuk mencegah racun menyebar dan menurunkan risiko komplikasi. Berikut ini adalah beberapa langkah penanganan yang biasanya diberikan:
Perawatan awal luka
Sebelum pemberian obat dimulai, luka harus ditangani terlebih dahulu untuk mencegah bakteri berkembang lebih lanjut. Penanganan awal ini bertujuan mengurangi sumber infeksi dan membantu proses pemulihan. Berikut ini perawatannya:
- Membersihkan luka secara menyeluruh menggunakan cairan antiseptik
- Mengangkat jaringan mati atau kotoran yang menempel (debridement)
- Menghilangkan benda asing yang tertinggal di dalam luka
- Menutup luka dengan perban steril setelah dibersihkan
Obat-obatan
Setelah luka ditangani, dokter akan memberikan obat untuk menetralkan racun dan melawan bakteri penyebab tetanus. Obat ini diberikan sesuai tingkat keparahan dan gejala yang muncul. Obat-obatannya adalah:
- Suntikan antitetanus, untuk menetralkan racun yang sudah masuk ke tubuh
- Antibiotik, seperti Metronidazole, untuk membunuh bakteri Clostridium tetani
- Obat penenang atau antikejang, misalnya Diazepam, untuk mengurangi kejang
Vaksinasi tetanus
Vaksinasi tetap diberikan meski pasien sudah mendapat antitoksin, terutama bila riwayat imunisasi sebelumnya tidak lengkap. Vaksin berfungsi merangsang tubuh membentuk kekebalan jangka panjang sehingga risiko tetanus berulang dapat dicegah. Pemberiannya disesuaikan dengan status vaksinasi terakhir dan usia pasien.
Tindakan medis
Pada kasus berat, pasien mungkin membutuhkan perawatan lanjutan di rumah sakit. Tindakan medis bisa mencakup pemantauan di ruang perawatan intensif, bantuan alat pernapasan bila terjadi gangguan napas, hingga pemberian cairan dan nutrisi melalui infus. Semua prosedur ini dilakukan untuk menjaga fungsi tubuh tetap stabil selama proses pemulihan berlangsung.
Komplikasi Luka Tetanus
Tanpa penanganan yang tepat dan segera, luka tetanus dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
- Kejang otot menyeluruh hingga menyebabkan henti napas
- Kerusakan paru-paru akibat gangguan pernapasan
- Gangguan irama jantung (aritmia)
- Infeksi sekunder pada luka yang sulit sembuh
- Kematian mendadak akibat kegagalan organ
Pencegahan Luka Tetanus
Pencegahan luka tetanus sangat penting, apalagi jika tinggal di lingkungan yang sering terpapar tanah, debu, atau benda berkarat. Langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
- Cuci luka dengan air bersih mengalir dan sabun segera setelah cedera
- Hindari penggunaan peralatan yang tidak steril untuk merawat luka
- Jaga kebersihan luka dan ganti perban secara berkala
- Pastikan imunisasi tetanus sudah lengkap, dengan booster setiap 10 tahun
- Segera ke dokter jika mengalami luka kotor, luka dalam, atau jika status vaksinasi tidak diketahui