Mandul adalah gangguan kesuburan yang membuat pasangan sulit mendapatkan anak. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari gaya hidup yang tidak sehat hingga penyakit tertentu. Untuk memastikan seseorang mandul atau tidak, dapat dilakukan tes kesuburan.
Mandul adalah gangguan kesuburan yang membuat seorang pria atau wanita sulit memiliki anak. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari gaya hidup tidak sehat hingga penyakit tertentu. Meski demikian, penyebab kemandulan pada pria dan wanita umumnya berbeda.
Pada pria, kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan pada proses pengeluaran air mani, jumlah dan kualitas sperma yang rendah, atau pergerakan dan bentuk sperma yang tidak normal.
Sementara itu, wanita yang mengalami kemandulan dapat disebabkan oleh berbagai kelainan, misalnya masalah pada organ reproduksi, kelainan hormon, atau infeksi.
Jika suatu pasangan, baik pria atau wanita, mengalami kemandulan, peluang mereka untuk memiliki keturunan akan lebih kecil. Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebab mandul yang mungkin Anda atau pasangan alami, diperlukan pemeriksaan atau tes kesuburan oleh dokter.
Kemandulan dan Kriteria Kesuburan pada Pria dan Wanita
Infertilitas atau kemandulan adalah gangguan pada sistem reproduksi yang menyebabkan kegagalan pada proses terjadinya kehamilan, meski telah melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi dalam kurun waktu 12 bulan.
Kemandulan bisa terjadi pada pasangan yang sebelumnya sudah memiliki keturunan, tetapi juga bisa terjadi pada pasangan yang sama sekali belum memiliki anak.
Untuk bisa menciptakan kehamilan, pasangan pria maupun wanita harus dalam kondisi sehat dan subur. Berikut ini adalah kriteria kesuburan pada pria dan wanita:
Kriteria kesuburan pada pria
Alat reproduksi pria yang sehat ditandai dengan kemampuan testis untuk memproduksi sel sperma sehat dan dalam jumlah yang cukup.
Saat pria ejakulasi, sel-sel sperma ini harus mampu bergerak ke dalam organ reproduksi wanita untuk membuahi sel telur. Setelah sel telur dibuahi, kehamilan pun akan terjadi.
Kriteria kesuburan pada wanita
Organ reproduksi wanita yang sehat ditandai dengan indung telur atau ovarium yang mampu melepaskan sel telur. Proses pelepasan sel telur ini terjadi pada masa subur atau ovulasi. Saat proses ovulasi terjadi, sel telur yang dilepaskan akan masuk ke dalam saluran indung telur atau tuba falopi untuk dibawa ke rahim.
Pada masa ini, jika terjadi pembuahan oleh sperma, sel telur akan berkembang menjadi ovum atau bakal janin. Seiring waktu, ovum akan tumbuh dan berkembang menjadi janin hingga tiba saatnya untuk dilahirkan.
Faktor-Faktor yang Dapat Memengaruhi Kondisi Kesuburan Tubuh
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kesuburan pria dan wanita, antara lain:
1. Usia
Wanita memiliki tingkat kesuburan tertinggi saat berusia 20-an hingga awal usia 30-an dan akan menurun ketika memasuki usia 35 tahun atau lebih. Mandul yang terjadi pada wanita di usia 35 tahun atau lebih, kemungkinan besar disebabkan oleh jumlah dan kualitas sel telur yang rendah atau adanya masalah kesehatan.
Sementara itu, tingkat kesuburan pria umumnya akan menurun ketika memasuki usia 40 tahun.
2. Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan menjadi salah faktor yang dapat memengaruhi tingkat kesuburan wanita. Beberapa riwayat kehamilan, seperti komplikasi yang pernah dialami selama mengandung, riwayat persalinan dengan operasi caesar, atau keguguran, dapat mengurangi kesuburan wanita.
3. Hubungan seksual
Seberapa sering Anda dan pasangan melakukan hubungan seksual, dapat menentukan peluang terjadinya kehamilan. Ada studi yang menunjukkan bahwa peluang kehamilan dapat meningkat bila suatu pasangan rutin berhubungan seksual setiap 1 atau 2 hari sekali.
Kesempatan untuk bisa hamil akan lebih tinggi jika hubungan intim dilakukan ketika wanita sedang memasuki masa subur.
4. Jangka waktu setelah melepas alat kontrasepsi
Anggapan mengenai penggunaan alat kontrasepsi akan memengaruhi tingkat kesuburan tidaklah benar. Ketika wanita berhenti menggunaan alat kontrasepsi, kesuburannya akan kembali seperti semula.
Namun, kemampuan wanita untuk bisa hamil kembali setelah berhenti memakai alat kontrasepsi bisa berbeda-beda, terlebih bila alat kontrasepsi yang digunakan berupa pil KB dan KB suntik. Ada yang memerlukan waktu selama beberapa bulan atau bahkan sampai 1 tahun.
Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi hormonal juga dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur, sehingga akan lebih sulit bagi wanita untuk menentukan masa suburnya.
5. Riwayat medis
Menurunnya kesuburan pria dan wanita juga bisa disebabkan oleh penyakit tertentu. Pada pria, kemandulan bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari infeksi, gangguan hormon, kelainan genetik, hingga gangguan organ reproduksi.
Pada wanita, gangguan kesuburan bisa disebabkan oleh gangguan hormon, infeksi, radang panggul, atau penyakit yang menyerang organ reproduksi wanita, seperti PCOS dan endometriosis.
6. Efek samping obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat memengaruhi kesuburan pria maupun wanita, seperti obat kemoterapi, antidepresan, terapi pengganti hormon, dan kortikosteroid dengan dosis tinggi.
Selain itu, penggunaan obat-obatan terlarang, seperti ganja dan kokain, juga dapat memengaruhi kesuburan pria dan wanita.
7. Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat, seperti sering merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan sering stres, dapat memengaruhi tingkat kesuburan.
Oleh karena itu, jika Anda dan pasangan sedang merencanakan kehamilan, terapkan gaya hidup yang lebih sehat, misalnya dengan berolahraga secara rutin, mengurangi stres, menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol, serta mencukupi waktu istirahat.
Beberapa Jenis Tes Kesuburan
Untuk menentukan tingkat kesuburan, dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan melalui pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat seksual. Selanjutnya, dokter akan melakukan tes kesuburan untuk memastikan mandul atau tidaknya pasien.
Jenis tes kesuburan untuk pria dan wanita berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis tesnya:
Tes kesuburan untuk pria
Ada beberapa jenis tes kesuburan untuk pria, yaitu:
- Analisis sperma, untuk mengetahui jumlah dan kualitas sperma serta bentuk dan pergerakan sperma.
- Ultrasonografi (USG), untuk memantau kondisi organ reproduksi pria dan mendeteksi apakah terdapat kelainan pada organ tersebut.
- Pemeriksaan hormon, untuk menentukan tingkat hormon seks atau hormon yang berperan penting dalam menghasilkan sperma, misalnya testoteron.
- Biopsi testis, untuk memeriksa bila ada masalah pada proses produksi sperma, misalnya tumor atau kanker pada testis.
- Pemeriksaan genetik, untuk menentukan apakah terdapat kelainan genetik yang menyebabkan kemandulan.
Selain beberapa jenis pemeriksaan di atas, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penyakit menular seksual.
Pemeriksaan ini dilakukan melalui analisis sampel urine dan darah guna mendeteksi penyakit menular seksual tertentu yang bisa menjadi salah satu penyebab kemandulan pada pria.
Tes kesuburan untuk wanita
Beberapa tes kesuburan untuk wanita meliputi:
- Tes ovulasi, untuk mengukur kadar hormon guna menentukan apakah wanita sedang berovulasi serta dapat menghasilkan sel telur secara teratur.
- Pemeriksaan cadangan sel telur pada ovarium, untuk mengetahui kualitas dan jumlah sel telur yang tersedia untuk ovulasi.
- Tes pencitraan, seperti USG, HSG, seperti CT scan, atau MRI, untuk mendeteksi apakah terdapat kelainan pada rahim, indung telur, atau tuba falopi.
- Histeroskopi, untuk mendeteksi kelainan pada rahim dan leher rahim atau serviks.
- Tes hormon, untuk menentukan apakah terdapat kelainan hormon yang bisa menyebabkan masalah kesuburan pada wanita.
Ada kemandulan yang bisa diobati, tetapi ada juga yang tidak. Hal ini tergantung pada penyebabnya.
Untuk mengetahui apakah Anda atau pasangan mandul dan apa penyebabnya, berkonsultasilah dengan dokter agar dapat dilakukan tes kesuburan, terutama jika Anda belum juga memiliki anak meski sudah berhubungan intim tanpa kontrasepsi selama 1 tahun atau lebih.