Malnutrisi energi-protein (MEP) adalah kurangnya asupan energi dan protein, sehingga tubuh tidak bisa berfungsi dan beraktivitas dengan baik. Penyakit ini bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa. Pada anak-anak, penyakit ini bisa berbahaya karena kerap menyebabkan gagal tumbuh atau stunting.

Malnutrisi atau kekurangan gizi adalah masalah gizi yang umum ditemukan di seluruh dunia. Berdasarkan data WHO atau Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2022, ada sekitar 149 juta anak usia kurang dari 5 tahun yang mengalami stunting (pertumbuhan kerdil) dan 45 juta anak mengalami wasting (tubuh terlalu kurus). Hampir setengah dari kematian anak di bawah usia 5 tahun terkait dengan kondisi tersebut.

Memahami Malnutrisi Energi-Protein dan Penanganannya - Alodokter

Makanan menyediakan energi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat. Jika tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, seseorang bisa menderita kekurangan gizi, salah satunya malnutrisi energi-protein.

Penyebab dan Jenis Malnutrisi Energi-Protein

Malnutrisi merupakan kondisi serius yang terjadi bila pola makan seseorang tidak mengandung nutrisi dalam jumlah yang tepat. Penyebab terjadinya malnutrisi meliputi kurangnya nutrisi tertentu di dalam makanan. Bahkan, kekurangan 1 vitamin pun bisa menyebabkan terjadinya malnutrisi. 

Selain itu, menu makanan yang tidak seimbang dan masalah medis tertentu, seperti kanker dan sindrom malabsorpsi, juga dapat menyebabkan malnutrisi. 

Malnutrisi energi-protein dibagi menjadi dua jenis, yakni marasmus dan kwashiorkor. Berikut ini adalah penjelasannya:

Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi yang parah. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja yang memiliki gizi buruk, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini umumnya terjadi di negara-negara berkembang atau daerah konflik di mana angka kemiskinan dan kelaparan masih cukup tinggi. 

Penyebab penyakit ini adalah karena kekurangan asupan kalori dalam bentuk protein, karbohidrat, dan lemak, serta nutrisi penting lainnya. Hal ini biasanya disebabkan oleh kemiskinan dan kelangkaan makanan. 

Gejala utama penyakit ini adalah berbadan kurus. Anak-anak dengan kondisi ini telah kehilangan banyak massa otot dan lemak subkutan (lapisan lemak yang berada di bawah kulit).

Malnutrisi energi-protein marasmus dapat mengancam nyawa. Anak-anak yang mengalami kondisi ini juga bisa menderita diare kronis, dehidrasi, infeksi pernapasan, hambatan intelektual, dan pertumbuhan kerdil (stunting). 

Kwashiorkor

Kwashiorkor adalah bentuk malnutrisi lain yang dapat mengancam jiwa dan melemahkan tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan protein dalam makanan. 

Kwashiorkor juga dikenal sebagai edematous malnutrition karena ada hubungannya dengan edema (retensi cairan). Selain itu, gangguan gizi yang kerap terjadi di daerah yang mengalami kelaparan. 

Beberapa gejala yang ditimbulkan oleh malnutrisi energi-protein jenis kwashiorkor meliputi:

  • Perubahan warna kulit dan rambut serta teksturnya (rambut berwarna kecokelatan dan rapuh seperti rambut jagung)
  • Kulit kering
  • Kelelahan
  • Diare
  • Kehilangan massa otot
  • Kegagalan bertambahnya berat badan atau pertumbuhan
  • Gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan infeksi terjadi lebih sering dan parah

Anak-anak yang mengalami malnutrisi jenis ini bisa tidak tumbuh atau berkembang dengan baik. Bahkan, ada kemungkinan tetap terhambat perkembangannya sepanjang sisa hidup mereka.

Jika tidak diobati, malnutrisi ini juga dapat mengancam nyawa penderitanya karena dapat menyebabkan kegagalan organ-organ utama, dehidrasi berat, koma, hingga kematian.

Diagnosis dan Penanganan Malnutrisi Energi-Protein

Untuk mendiagnosis dan menentukan permasalahan medis yang terdapat pada penderita, dokter akan melakukan pemeriksaan status gizi dengan menghitung indeks massa tubuh (body mass index/BMI) dan pemeriksaan fisik secara umum. 

Selain itu, WHO juga menganjurkan pemeriksaan gula darah, feses, darah lengkap, analisis dan kultur urine, kadar albumin, elektrolit, VCT, dan HIV. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan penyebab malnutrisi dan kemungkinan penyakit penyerta lain yang dapat menjadi makin parah karena masalah gizi.

Malnutrisi energi-protein, baik jenis marasmus maupun kwashiorkor, dapat diobati oleh dokter dengan berbagai cara ini:

  • Peningkatan asupan kalori secara perlahan dan melalui pemberian makanan dalam porsi kecil tapi sering
  • Penambahan protein cair, jika penderita mengalami masalah dalam mencerna makanan
  • Pemberian suplemen multivitamin dan peresepan obat untuk meningkatkan nafsu makan
  • Pemasangan pipa nasogastrik guna memberi cairan dan makanan ke dalam lambung, pada penderita dengan gangguan menelan atau kondisi medis lain
  • Pemberian beberapa jenis nutrisi, seperti albumin, melalui infus
  • Rawat inap mungkin diperlukan untuk memberi cairan dan mengobati penyakit komplikasi lain akibat malnutrisi seperti infeksi dan dehidrasi, jika gejala yang dialami penderita terlampau parah. 

Pemberian asupan kalori dan nutrisi pada masalah gizi ini perlu dilakukan secara bertahap dan sesuai kemampuan tubuh dalam mencerna dan mengolahnya. Pasalnya, pemberian gizi yang terlalu tinggi atau cepat dan tidak sesuai dengan kemampuan tubuh penderita untuk mengolah gizi akan memperparah kondisi penderita. 

Jika Anda, anak, atau keluarga Anda mengalami beberapa gejala malnutrisi energi-protein di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Pada anak-anak masalah gizi bukanlah masalah yang sepele karena dapat memengaruhi masa depan dan kehidupannya.