Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang cenderung mengarah pada konflik dan perpecahan antara individu atau kelompok. Memahami bentuk dan dampaknya dapat membantu kita dalam menyikapi situasi sosial secara lebih bijak.
Interaksi sosial adalah kemampuan seseorang dalam membangun hubungan sosial dengan orang lain, baik secara individu maupun kelompok. Secara umum, interaksi sosial terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif.
Interaksi asosiatif mencakup berbagai bentuk kerja sama dan keharmonisan, seperti kerja bakti, musyawarah, dan kolaborasi. Sebaliknya, interaksi sosial disosiatif lebih mengarah pada persaingan, konflik, dan perbedaan pandangan yang dapat memicu ketegangan atau bahkan permusuhan di antara individu atau kelompok.
Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif dan Contohnya
Interaksi sosial disosiatif terbagi menjadi beberapa bentuk utama, yaitu:
1. Persaingan (competition)
Persaingan adalah bentuk interaksi sosial disosiatif yang terjadi ketika individu atau kelompok saling berusaha mencapai tujuan yang sama, tetapi dengan cara berkompetisi untuk menjadi yang paling unggul. Persaingan dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, pendidikan, politik, dan pekerjaan.
Beberapa contohnya adalah persaingan bisnis antarperusahaan dalam merebut pasar, persaingan akademis di sekolah, serta persaingan untuk mendapatkan posisi atau jabatan tertentu di lingkungan kerja.
2. Konflik (conflict)
Konflik adalah bentuk interaksi disosiatif yang terjadi ketika 2 pihak atau lebih memiliki perbedaan pandangan, kepentingan, atau tujuan yang saling bertentangan. Faktor pemicu konflik dapat berupa perbedaan ideologi, nilai, kepentingan ekonomi, atau ketidakadilan dalam distribusi sumber daya.
Misalnya, konflik politik terjadi ketika 2 partai bersaing memperebutkan kekuasaan dengan visi dan misi yang berbeda. Di lingkungan keluarga, konflik bisa muncul akibat perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan, masalah keuangan, atau pola asuh anak yang berbeda antara orang tua.
3. Kontravensi (contravention)
Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial disosiatif yang berada di tengah-tengah antara persaingan dan konflik. Dalam situasi ini, biasanya ada ketegangan atau rasa tidak percaya, tetapi tidak sampai terjadi pertengkaran langsung. Contohnya adalah saling curiga, menyebarkan gosip, atau sindiran halus.
Meskipun tidak terlihat jelas seperti konflik, kontravensi tetap bisa memengaruhi hubungan sosial.
Dampak Interaksi Sosial Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif memang sering kali berdampak negatif. Namun, di sisi lain, bentuk interaksi ini sebenarnya juga penting untuk memahami dinamika sosial yang kompleks.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dampak yang terjadi dari interaksi sosial disosiatif:
Dampak negatif
Dampak negatif interaksi sosial disosiatif meliputi:
- Memicu perpecahan dalam kelompok atau masyarakat
- Memicu konflik berkepanjangan jika tidak dikelola dengan baik
- Menyebabkan terhambatnya kerjasama atau kolaborasi
- Menurunkan produktivitas kerja
- Memicu ketidakjujuran dalam bekerja, misalnya berbohong untuk tidak masuk ke kantor dengan alasan sakit
- Memicu hubungan yang tidak sehat dengan orang lain (toxic relationship)
- Meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental, seperti gangguan kecemasan atau depresi
Dampak positif
Sisi positif yang bisa dipetik dari bentuk interaksi sosial ini meliputi:
- Mendorong inovasi melalui persaingan sehat, seperti meningkatkan kualitas produk atau layanan
- Memicu perubahan sosial ke arah yang lebih baik, seperti pembaharuan kebijakan atau perbaikan sistem sosial
- Mempererat hubungan dan solidaritas dalam kelompok
- Meningkatkan kesadaran akan keadilan sosial
Interaksi sosial disosiatif memang menjadi bagian alami dalam kehidupan sosial. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, dapat berdampak buruk pada hubungan dan kesehatan mental seseorang.
Jika merasa interaksi sosial disosiatif sudah berdampak negatif pada diri Anda, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog melalui Chat Bersama Dokter. Dari konsultasi ini, Anda akan mendapatkan cara yang sesuai untuk mengelola konflik dan menerapkan interaksi sosial yang lebih sehat.