Obat alergi untuk anak bisa meredakan gejala alergi yang muncul. Namun, penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan guna mencegah efek samping. Bahkan, beberapa obat alergi anak memerlukan resep dokter agar dosisnya tepat dan efek samping tertentu dapat dihindari.

Alergi pada anak tidak bisa disembuhkan, tetapi pemberian obat alergi untuk anak dapat meredakan gejala yang muncul. Ruam, kulit gatal, bersin, batuk, pilek, dan mata gatal adalah beberapa keluhan yang dapat timbul ketika anak bersentuhan atau melakukan kontak langsung dengan zat pemicu alergi atau alergen.

Obat Alergi untuk Anak yang Dijual Bebas atau Berdasarkan Resep Dokter - Alodokter

Ada beberapa zat yang dapat memicu reaksi alergi, yaitu serbuk sari, gigitan serangga, bulu hewan, tungau, debu, atau asap rokok. Selain itu, makanan seperti kacang tanah, telur, susu, dan produk olahan susu juga mungkin memicu alergi pada beberapa anak.

Obat Alergi untuk Anak

Selain mengatasi alergi dengan obat alergi untuk anak, hal utama yang harus dilakukan adalah menghindari kontak dengan zat pemicu alergi. Namun, kekambuhan alergi tentu tidak bisa dikontrol sepenuhnya karena anak bisa saja terpapar zat pemicu alergi tanpa sengaja atau terduga.

Untuk meringankan gejala alergi yang muncul, Anda bisa memberikan obat alergi untuk anak berikut ini:

1. Antihistamin

Antihistamin merupakan obat alergi untuk anak yang bekerja dengan menghambat pembentukan histamin, yaitu senyawa yang memicu gejala alergi seperti pilek, bersin, hidung tersumbat, gatal, ruam, bentol-bentol, dan mata gatal.

Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, sirop, maupun semprot hidung. Namun, semprot hidung perlu digunakan sesuai anjuran dokter. Cetirizine dan loratadine merupakan jenis antihistamin yang umum dikonsumsi, tetapi perlu dibeli dengan resep dokter.

Sementara itu, chlorpheniramine adalah contoh antihistamin yang bisa dibeli tanpa resep dan biasanya sudah tercampur dengan obat batuk dan pilek untuk anak. Obat ini dapat diberikan kepada anak yang berusia 2 tahun ke atas. Penggunaannya untuk anak yang berusia di bawah usia tersebut harus sesuai anjuran dokter.  

2. Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah obat yang digunakan untuk meredakan peradangan di saluran pernapasan akibat reaksi alergi. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit, seperti rhinitis alergi maupun asma.

Kortikosteroid merupakan obat resep. Sebelum meresepkan obat alergi ini untuk anak, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan anak terlebih dahulu.

Jika anak baru saja atau sedang menderita penyakit infeksi, seperti cacar air atau campak, pemberian kortikosteroid mungkin tidak dilakukan. Alasannya karena pada kondisi tertentu, kortikosteroid bisa memperburuk infeksi yang dialami anak.

3. Dekongestan

Untuk meredakan gejala alergi berupa hidung tersumbat, orang tua bisa memberikan anak dekongestan. Pemberian dekongestan bisa mengurangi pembengkakan pembuluh darah di hidung, sehingga napas menjadi lebih lega dan lendir di hidung juga dapat lebih mudah untuk dikeluarkan.

Dekongestan ada yang dijual secara bebas, ada pula yang perlu dibeli dengan resep dokter. Pseudoepehdrine adalah jenis dekongestan yang umum digunakan untuk anak dan biasanya sudah dalam satu sediaan bersama antihistamin chlorpheniramine. Sementara itu, dekongestan jenis lainnya perlu resep dari dokter.

Pada anak, pemberian obat ini perlu digunakan secara hati-hati. Anak berusia di bawah 6 tahun umumnya tidak dianjurkan untuk menggunakan dekongestan karena manfaatnya dinilai lebih sedikit daripada efek sampingnya, yaitu berupa nyeri jantung berdebar, insomnia, rasa kantuk terus-menerus, dan sakit kepala.

Pada anak dengan rentang usia 6–12 tahun, pemberian dekongestan sebaiknya tidak lebih dari 5 hari. Untuk memastikan berapa lama dekongestan digunakan dan dosisnya yang tepat sesuai usia anak, orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter.

Selain obat-obatan alergi yang dikonsumsi, obat tersebut juga ada yang tersedia dalam bentuk salep atau krim. Obat jenis ini biasanya mengandung kortikosteroid yang akan diberikan apabila penyakit alergi yang dialami oleh anak berupa dermatitis atopik.

Itulah obat alergi untuk anak yang bisa dibeli secara bebas maupun berdasarkan resep dari dokter. Penggunaan obat alergi biasanya hanya sementara sampai gejalanya mereda. Ingat, pemberian obat alergi untuk anak tidak boleh dilakukan secara sembarangan, apalagi jika usianya masih di bawah 6 bulan.

Jadi, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter bila Si Kecil mengalami gejala alergi, terutama jika disertai keluhan yang berat misalnya sesak napas, muntah berulang, dan penurunan kesadaran. Dokter akan meresepkan obat alergi untuk anak sesuai usia, berat badan, dan gejala yang muncul.