Operasi ACL adalah prosedur untuk memperbaiki atau mengganti anterior cruciate ligament (ACL) di lutut yang mengalami robekan. Tindakan ini biasanya dilakukan pada cedera ACL yang menyebabkan nyeri hebat, lutut terasa tidak stabil, atau tidak membaik meski sudah menjalani fisioterapi.

Cedera ACL kerap terjadi ketika lutut mengalami gerakan mendadak atau berlebihan, seperti berputar, berhenti tiba-tiba, atau mendarat setelah melompat. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, baik atlet maupun orang yang melakukan aktivitas dengan tekanan besar pada lutut.

Operasi ACL, Ini yang Perlu Diketahui - Alodokter

Operasi ACL merupakan salah satu pilihan penanganan untuk memperbaiki ligamen yang robek dan mengembalikan stabilitas lutut. Meski demikian, tidak semua cedera ACL memerlukan prosedur ini. Operasi ACL umumnya direkomendasikan pada cedera ACL derajat 2 atau 3, ketika terjadi robekan sebagian atau total sehingga lutut menjadi tidak stabil.

Tujuan Operasi ACL

Operasi ACL dilakukan dengan beberapa tujuan, seperti berikut:

  • Mengembalikan stabilitas lutut setelah ligamen robek
  • Mengurangi nyeri dan pembengkakan yang mengganggu aktivitas
  • Mencegah kerusakan lanjutan pada meniskus atau tulang rawan
  • Membantu pasien kembali berjalan, beraktivitas, atau berolahraga seperti semula
  • Mengurangi risiko komplikasi jangka panjang akibat lutut yang tidak stabil

Peringatan dan Larangan

Operasi ACL umumnya aman dilakukan, terutama karena prosedurnya kini banyak memakai teknik artroskopi yang bersifat minimal invasif. Namun, ada beberapa kondisi yang memang belum dapat direkomendasikan untuk menjalani operasi ACL, seperti:

  • Infeksi, baik di area lutut maupun di bagian tubuh lain
  • Kondisi medis yang belum stabil, seperti tekanan darah yang tidak terkontrol atau masalah jantung tertentu
  • Penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi yang tidak terkontrol
  • Cedera lutut yang masih sangat bengkak atau kaku
  • Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol

Pasien dengan kondisi seperti di atas perlu menjalani pengobatan terlebih dahulu hingga kondisinya stabil dan siap untuk menjalani operasi ACL.

Selain itu, pasien juga perlu memerhatikan beberapa hal berikut sebelum menjalani operasi ACL:

  • Sampaikan kepada dokter jika memiliki alergi obat, terutama terhadap anestesi atau antibiotik.
  • Beritahu dokter jika sedang mengonsumsi obat tertentu, termasuk pengencer darah atau suplemen herbal, karena beberapa jenis dapat meningkatkan risiko perdarahan.
  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol sebelum operasi karena dapat memperlambat penyembuhan luka.
  • Diskusikan kondisi kehamilan, menyusui, atau rencana kehamilan sebelum prosedur dilakukan.
  • Informasikan riwayat cedera atau operasi lutut sebelumnya, karena dapat memengaruhi teknik operasi yang digunakan.

Sebelum Operasi ACL

Untuk memastikan pasien siap menjalani prosedur operasi ACL, dokter biasanya akan melakukan:

  • Pemeriksaan fisik oleh dokter ortopedi untuk menilai kondisi lutut
  • Pemeriksaan MRI atau X-ray untuk mengetahui tingkat kerusakan ligamen dan jaringan sekitar
  • Pemeriksaan darah serta evaluasi kondisi kesehatan secara menyeluruh
  • Edukasi tentang proses operasi, risiko, dan tahap pemulihan setelahnya
  • Anjuran berpuasa selama 6–8 jam sebelum tindakan

Prosedur Operasi ACL

Operasi ACL dilakukan dengan teknik artroskopi menggunakan alat berkamera untuk melihat bagian dalam lutut melalui monitor. Sementara itu, tindakan perbaikan atau pemasangan tendon pengganti dilakukan dengan instrumen bedah khusus yang dimasukkan melalui sayatan kecil lainnya, sehingga dokter dapat bekerja dengan presisi tanpa membuat sayatan besar.

Prosedur operasi ACL umumnya berlangsung 1–2 jam, tergantung pada tingkat keparahan cedera. Berikut adalah tahapan prosedurnya:

  • Tindakan dimulai dengan pemberian bius umum, sehingga pasien berada dalam kondisi tidak sadar, serta nyaman dan bebas nyeri selama operasi
  • Dokter membuat beberapa sayatan kecil di sekitar lutut sebagai akses untuk memasukkan kamera artroskop dan instrumen bedah
  • Melalui kamera tersebut, kondisi bagian dalam lutut dapat terlihat jelas, lalu jaringan ACL yang robek dibersihkan untuk mempersiapkan area pemasangan ligamen baru
  • Tendon pengganti (graft) yang digunakan bisa berasal dari jaringan tubuh pasien sendiri atau dari donor, kemudian diposisikan pada tempat ACL yang seharusnya untuk mengembalikan stabilitas lutut
  • Setelah ditempatkan, graft dikencangkan dan dipastikan berada pada sudut serta ketegangan yang tepat agar fungsi lutut dapat kembali optimal
  • Pada akhir prosedur, instrumen dilepas, sayatan kecil ditutup dengan jahitan, dan lutut dibalut dengan perban kompresi untuk membantu mengurangi pembengkakan serta menjaga area operasi tetap bersih

Setelah Operasi ACL

Setelah operasi ACL, masa pemulihan menjadi tahap penting untuk memastikan lutut kembali stabil dan berfungsi dengan baik. Pasien umumnya memerlukan rawat inap selama 1–2 hari, tergantung kondisi pascaoperasi dan jenis tindakan yang dilakukan. 

Pada fase ini, pemantauan kondisi lutut serta rehabilitasi bertahap berperan besar dalam mendukung proses penyembuhan. Beberapa hal yang perlu dilakukan setelah operasi ACL adalah:

  • Menggunakan kruk atau penyangga lutut dalam beberapa minggu pertama
  • Menjalani fisioterapi secara rutin untuk mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas lutut
  • Mengonsumsi obat antinyeri atau antibiotik sesuai resep dokter
  • Melakukan kontrol berkala agar dokter dapat memantau perkembangan penyembuhan
  • Menghindari aktivitas berat dan olahraga intens sampai dokter menyatakan aman

Efek Samping dan Komplikasi Operasi ACL

Operasi ACL umumnya merupakan prosedur yang aman karena dilakukan dengan teknik minimal invasif, sehingga risiko kerusakan jaringan dan infeksi cenderung lebih rendah.

Meski demikian, setiap prosedur pembedahan tetap memiliki kemungkinan efek samping maupun komplikasi. Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat terjadi setelah operasi ACL:

  • Nyeri, bengkak, atau memar 
  • Infeksi pada area sayatan
  • Kekakuan atau keterbatasan gerak lutut
  • Pendarahan ringan di area operasi
  • Cedera saraf atau pembuluh darah