Operasi batu empedu adalah prosedur bedah untuk mengangkat kantong empedu yang bermasalah. Operasi ini bisa dilakukan dengan teknik operasi lubang kunci (laparoskopi) atau bedah terbuka, tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan gejala batu empedu yang dialaminya.
Batu empedu (cholelithiasis) adalah endapan keras yang terbuat dari kolesterol atau bilirubin. Kondisi ini dapat terjadi jika kadar kolesterol atau bilirubin terlalu tinggi. Terbentuknya batu empedu dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi kantong empedu dan saluran empedu.
Ada beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi batu empedu, salah satunya adalah operasi. Namun, sebelum menganjurkan operasi, dokter akan menyarankan pengobatan lain untuk meredakan gejala batu empedu, seperti perbaikan pola makan, penggunaan obat pereda nyeri, atau terapi untuk mengurangi peradangan.
Operasi dilakukan jika penyakit batu empedu sudah menimbulkan gejala, seperti sakit hebat di perut kanan atas, mual, atau muntah. Operasi batu empedu tergolong prosedur yang aman dan jarang menyebabkan komplikasi.
Tujuan dan Indikasi Operasi Batu Empedu
Operasi batu empedu bertujuan untuk mengangkat kantong empedu yang mengandung batu empedu pada pasien dengan kondisi berikut:
- Penyakit batu empedu yang menimbulkan gejala (cholelithiasis simptomatik)
- Peradangan pada kantong empedu (kolesistitis akut atau kronis)
- Penyumbatan saluran empedu yang menyebabkan kolik bilier
- Komplikasi akibat batu empedu, seperti penyakit kuning (jaundice) atau (pankreatitis)
Jenis Operasi Batu Empedu
Berdasarkan tekniknya, operasi batu empedu terbagi dua, yaitu:
Kolesistektomi laparoskopi
Kolesistektomi laparoskopi adalah operasi pengangkatan kantong empedu dengan metode lubang kunci (laparoskopi). Prosedur ini dilakukan dengan membuat 3–4 sayatan kecil di perut sebagai jalur masuk laparoskop, yaitu alat khusus berupa selang tipis berkamera.
Keunggulan operasi batu empedu dengan teknik ini antara lain waktu pemulihannya lebih cepat, nyeri yang ditimbulkannya lebih ringan, dan risiko komplikasinya lebih rendah daripada operasi terbuka. Kolesistektomi laparoskopi juga umum disarankan dokter pada pasien batu empedu tanpa komplikasi.
Kolesistektomi terbuka
Kolesistektomi terbuka merupakan operasi pengangkatan kantong empedu dengan membuat sayatan yang lebih besar di perut, biasanya 10–15 cm. Operasi ini biasanya dilakukan jika sudah ada peradangan parah, infeksi, atau perlengketan jaringan yang membuat metode laparoskopi tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Pemulihan dari kolesistektomi terbuka umumnya lebih lama daripada kolesistektomi laparoskopi, sehingga pasien memerlukan perawatan lebih lama di rumah sakit.
Peringatan Operasi Batu Empedu
Operasi batu empedu tidak disarankan pada pasien yang kondisinya masih dapat ditangani dengan metode non-bedah, seperti perbaikan pola makan, konsumsi obat-obatan, atau terapi lain. Selain itu, prosedur ini tidak dianjurkan bagi pasien dengan kondisi berikut:
- Riwayat penyakit hati yang parah, seperti sirosis
- Kondisi medis serius yang membuat tubuh tidak toleran terhadap operasi, seperti gangguan pembekuan darah atau penyakit jantung berat
- Hamil pada trimester 3, karena operasi dapat berisiko bagi ibu dan janin
- Alergi terhadap obat bius (anestesi)
Sebelum Operasi Batu Empedu
Sebelum melakukan operasi batu empedu, dokter akan menjelaskan mengenai manfaat, risiko, dan komplikasi yang mungkin muncul setelah operasi. Setelah pasien setuju, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, meliputi pemeriksaan fisik menyeluruh, tes darah, hingga tes urine, guna memastikan kondisi pasien siap untuk menjalani operasi.
Pasien juga perlu melakukan hal-hal berikut sebelum menjalani operasi batu empedu:
- Memeriksa kadar gula darah, terutama bagi yang memiliki diabetes, agar tubuh lebih siap menjalani operasi dan pemulihan
- Tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol setidaknya 2 minggu sebelum operasi
- Tidak menggunakan aspirin, ibuprofen, dan warfarin, dalam 2 minggu sebelum operasi karena berisiko menimbulkan perdarahan.
- Berkonsultasi dengan dokter mengenai obat-obat yang masih bisa dikonsumsi sebelum operasi, misalnya terkait penggunaan obat diabetes agar kadar gula darah tetap stabil selama prosedur
- Berpuasa sekitar 6–8 jam atau sesuai arahan dokter.
Prosedur Operasi Batu Empedu
Sebelum memulai prosedur operasi batu empedu, dokter akan memasangkan infus dan memberikan obat bius kepada pasien. Hal ini agar kondisi pasien tetap stabil dan tidak merasakan nyeri selama operasi berlangsung.
Setelah obat bius bekerja, dokter akan melakukan prosedur operasi batu empedu. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dokter dalam operasi batu empedu berdasarkan jenisnya:
Kolesistektomi laparoskopi
Tahapan yang dilakukan dokter pada prosedur kolesistektomi laparoskopi adalah:
- Membuat 3–4 sayatan kecil di area perut
- Memasukkan laparoskop melalui salah satu sayatan untuk memandu prosedur
- Melepaskan kantong empedu secara hati-hati dari jaringan di sekitarnya
- Mengangkat kantong empedu melalui salah satu sayatan kecil
- Menutup sayatan dengan jahitan atau perekat bedah dan menutup area operasi dengan perban steril
Kolesistektomi terbuka
Kolesistektomi terbuka dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
- Membuat satu sayatan besar di bawah tulang rusuk kanan sebagai akses ke kantong empedu
- Mengangkat kantong empedu secara langsung setelah memisahkannya dari jaringan di sekitarnya
- Menutup sayatan dengan jahitan atau staples bedah dan membalutnya dengan perban steril
Setelah Operasi Batu Empedu
Setelah operasi batu empedu selesai, dokter akan memindahkan pasien ke ruang perawatan dan memantau kondisinya setiap 15 menit. Pasien yang kondisinya stabil setelah menjalani kolesistektomi laparoskopi dibolehkan untuk pulang.
Pada beberapa kasus, pasien dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit selama 1 hari setelah kolesistektomi laparoskopi, dan 3–5 hari setelah kolesistektomi terbuka.
Perlu diketahui bahwa area bekas sayatan mungkin akan terasa sakit. Namun, sakit tersebut akan hilang setelah beberapa hari. Jika diperlukan, pasien dapat diberikan obat pereda nyeri.
Pasien juga mungkin akan merasakan nyeri bahu dan perut kembung akibat efek dari gas karbon dioksida. Namun, pasien tidak perlu khawatir karena keluhan ini juga akan hilang dalam beberapa hari.
Masa pemulihan pasien yang menjalani operasi batu empedu umumnya berlangsung 1–6 minggu. Untuk mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu:
- Mencuci tangan sebelum dan setelah menyentuh area bekas operasi
- Menjaga luka operasi tetap bersih dan kering
- Tetap bergerak, misalnya dengan berjalan santai selama 10–15 menit, 4–5 kali sehari
- Menghindari aktivitas berlebihan, seperti mengangkat beban berat, setidaknya sampai 4 minggu setelah operasi
- Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan minum air putih, serta mengonsumsi buah, sayur, dan sumber protein agar luka cepat sembuh
- Menyesuaikan pola makan secara bertahap, misalnya dengan perlahan-lahan mengonsumsi kembali makanan berlemak, untuk membantu sistem pencernaan beradaptasi setelah pengangkatan kantong empedu
- Melakukan pemeriksaan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami nyeri hebat, demam, atau muncul gejala kuning pada kulit dan mata (jaundice). Gejala tersebut dapat menandakan adanya komplikasi, seperti infeksi atau gangguan pada saluran empedu, yang perlu mendapatkan penanganan medis secepatnya.
Efek Samping dan Komplikasi Operasi Batu Empedu
Operasi batu empedu umumnya aman untuk dilakukan. Meski demikian, seperti halnya operasi lain, prosedur ini juga berisiko menimbulkan efek samping dan komplikasi.
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi akibat menjalani operasi batu empedu:
- Nyeri pascaoperasi
- Diare
- Konstipasi
- Perut kembung
- Mual
Berbagai efek samping di atas umumnya akan mereda seiring waktu. Jika diperlukan, dokter dapat meresepkan obat untuk mengatasi keluhan setelah operasi batu empedu.
Pada kasus yang jarang terjadi, ada beberapa komplikasi yang mungkin muncul akibat operasi batu empedu, yaitu:
- Kebocoran kantong empedu
- Perdarahan
- Infeksi luka operasi
- Cedera pada saluran empedu atau usus
- Deep vein thrombosis, yaitu pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah vena dalam
Segera temui dokter bila setelah operasi batu empedu muncul keluhan di bawah ini:
- Demam
- Nyeri perut yang makin memburuk
- Mual dan muntah yang berkelanjutan
- Kemerahan, pembengkakan, atau perdarahan di area bekas sayatan
- Keluar nanah dari area bekas sayatan
- Penyakit kuning (jaundice), yaitu kondisi kulit atau mata berwarna kekuningan