Operasi saraf kejepit adalah prosedur bedah untuk menghilangkan tekanan pada saraf yang terjepit. Operasi ini bertujuan untuk menghilangkan gejala nyeri dan mengurangi risiko terjadinya kerusakan permanen pada fungsi saraf.

Saraf kejepit terjadi ketika saraf menerima tekanan dari jaringan di sekitarnya, seperti tulang, tendon, dan otot. Tekanan ini dapat mengganggu fungsi saraf sehingga menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa, hingga lemah di berbagai area tubuh, seperti leher, punggung, dan bahu.

Operasi Saraf Kejepit, Ini Manfaat dan Risikonya - Alodokter

Ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi saraf kejepit, salah satunya adalah operasi. Namun, sebelum merekomendasikan operasi, dokter akan menyarankan penanganan lain untuk meredakan keluhan saraf kejepit. Beberapa metode tersebut meliputi obat-obatan dan fisioterapi.

Jika pengobatan di atas tidak efektif meredakan keluhan saraf kejepit, dokter akan menganjurkan operasi untuk menghilangkan tekanan pada saraf. Jenis operasi yang dilakukan akan disesuaikan dengan lokasi saraf yang terjepit. 

Jenis Operasi Saraf Kejepit

Secara umum, ada 3 jenis operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi saraf kejepit. Tujuan dan metode masing-masing operasi tersebut juga berbeda-beda. Pemilihan jenis operasi akan disesuaikan dengan lokasi, penyebab, dan tingkat keparahan saraf yang terjepit. 

Berikut ini adalah beberapa jenis operasi saraf kejepit yang umum dilakukan:

1. Laminektomi

Laminektomi bertujuan untuk mengurangi tekanan pada saraf akibat kelainan pada struktur tulang belakang. Tindakan ini dilakukan dengan cara mengangkat sebagian atau seluruh lamina, yaitu bagian dari tulang belakang yang dilewati saraf. 

2. Mikrodiskektomi

Mikrodisektomi termasuk jenis operasi saraf kejepit yang umum dilakukan. Tindakan ini  bertujuan untuk menghilangkan tekanan pada saraf tulang belakang akibat bergesernya bantalan (diskus) tulang belakang. 

Pada mikrodisektomi, dokter akan membuat sayatan kecil di area tulang belakang untuk mengangkat bagian diskus yang menekan saraf. Dengan begitu, akan ada ruang lebih bagi saraf tulang belakang sehingga tekanan pada saraf pun berkurang. 

3. Disektomi Serviks Anterior dan Fusi (ACDF)

Disektomi serviks anterior dan fusi bertujuan untuk mengganti cakram atau bantalan di antara ruas tulang leher. Jenis operasi ini dapat meredakan tekanan pada saraf tulang belakang, mengurangi nyeri, dan memperbaiki stabilitas leher.

ACDF dilakukan dengan membuat sayatan kecil di bagian depan leher agar cakram yang rusak bisa diangkat sehingga meninggalkan celah yang kosong. Celah ini akan diganti dengan bahan cangkok tulang, bisa tulang dari pasien sendiri maupun dari pendonor, atau bahan sintetis.

Tujuan Operasi Saraf Kejepit

Operasi saraf kejepit bertujuan untuk mengurangi tekanan pada saraf yang terjepit, menghilangkan nyeri, dan mengurangi risiko terjadinya kerusakan permanen pada fungsi saraf. 

Operasi saraf kejepit juga dilakukan untuk tujuan lain, seperti:

  • Menghilangkan nyeri leher
  • Meredakan nyeri punggung bawah 
  • Mengurangi radikulopati atau kondisi ketika akar saraf mengalami tekanan, iritasi, atau peradangan
  • Menjaga stabilitas tulang belakang
  • Memperbaiki susunan tulang belakang
  • Menjaga fleksibilitas gerak leher

Peringatan Operasi Saraf Kejepit

Operasi saraf kejepit tidak disarankan pada pasien yang kondisinya masih bisa diperbaiki dengan obat-obatan atau terapi. Selain itu, operasi saraf kejepit tidak dianjurkan pada pasien dengan kondisi berikut:

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pasien yang direncanakan menjalani operasi saraf kejepit antara lain:

  • Beri tahu dokter bila sedang menggunakan suplemen, produk herbal, atau obat tertentu, terutama obat antinyeri, obat pengencer darah, atau aspirin. Konsumsi obat-obatan ini mungkin perlu dihentikan sementara.
  • Informasikan kepada dokter terkait kondisi kesehatan terkini, riwayat penyakit dan operasi yang pernah dijalani.
  • Pastikan untuk memberi tahu alergi yang dimiliki, misalnya alergi obat-obatan, termasuk obat bius.

Sebelum Operasi Saraf Kejepit 

Sebelum operasi, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan bahwa prosedur ini aman dan sesuai dengan kondisi pasien. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, tes darah, serta foto Rontgen. Jika diperlukan, pasien akan disarankan untuk menjalani MRI atau CT myelogram.

Selain itu, dokter akan meminta pasien untuk melakukan hal-hal berikut sebelum operasi saraf kejepit:

  • Tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol setidaknya 2 minggu sebelum operasi
  • Tidak menggunakan aspirin, ibuprofen, dan warfarin, dalam 2 minggu sebelum operasi karena berisiko menyebabkan perdarahan
  • Berpuasa sekitar 8–12 jam atau sesuai arahan dokter

Prosedur Operasi Saraf Kejepit

Lama pengerjaan operasi saraf kejepit tergantung pada jenis tindakannya. Sebelum memulai operasi, dokter akan meminta pasien melakukan hal-hal berikut:

  • Melepas perhiasan dan aksesoris yang dikenakan
  • Mengganti pakaian dengan jubah khusus rumah sakit
  • Meminta pasien untuk berbaring telentang di meja operasi
  • Memberikan obat bius umum agar pasien tertidur selama operasi 

Setelah dipastikan bahwa obat bius bekerja, dokter akan melakukan prosedur operasi saraf kejepit sesuai teknik yang dipilih. Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan oleh dokter dalam operasi saraf kejepit berdasarkan jenisnya:

Laminektomi

Prosedur operasi saraf kejepit dengan laminektomi berlangsung sekitar 1–3 jam. Tahapan yang dilakukan dokter pada laminektomi adalah:

  • Membuat sayatan di kulit bagian punggung atau leher untuk mengakses tulang belakang 
  • Menggeser kulit, ligamen, dan otot pada tulang belakang agar area tulang belakang lebih mudah diakses
  • Mengangkat sebagian atau seluruh lamina, serta fragmen diskus, taji tulang, dan jaringan lunak yang terdampak
  • Memperlebar saluran tulang belakang untuk mengurangi tekanan lebih lanjut jika ada penyempitan pada saluran (foramen) 
  • Mengembalikan bagian otot dan ligamen ke posisi semula, kemudian menjahit luka sayatan 

Mikrodisektomi

Prosedur mikrodisektomi umumnya berlangsung selama 1–2 jam. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam prosedur mikrodisektomi:

  • Membuat sayatan kecil di punggung pasien, tepatnya di belakang cakram atau bantalan yang bermasalah
  • Menggeser otot-otot yang menutupi tulang belakang untuk membuka akses area tulang belakang yang ingin dioperasi
  • Mengangkat bagian cakram yang rusak atau menonjol, bersama dengan jaringan yang menimbulkan tekanan pada saraf
  • Mengembalikan otot ke posisi semula, kemudian menjahit luka sayatan dan menutupnya dengan perban steril guna mencegah infeksi

Diskektomi Serviks Anterior dan Fusi (ACDF) 

Keseluruhan prosedur ACDF berlangsung selama 1–3 jam. Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan oleh dokter dalam ACDF:

  • Membuat sayatan di leher bagian depan, yang lebarnya disesuaikan dengan area yang akan ditangani
  • Menggeser pembuluh darah, trakea, dan kerongkongan, agar area tulang leher lebih mudah diakses
  • Mengangkat bantalan (cakram) yang rusak, kemudian membersihkan ruang di antara ruas tulang guna mempersiapkan tempat untuk cangkok bantalan tulang belakang
  • Memasukkan potongan tulang atau cincin logam berongga yang diisi dengan tulang kecil ke dalam ruang antara tulang leher
  • Menempatkan pelat logam dan sekrup untuk menahan cangkok agar menyatu dengan tulang leher
  • Mengembalikan pembuluh darah, trakea, dan kerongkongan ke posisi semula, kemudian menutup luka dengan jahitan dan menutupnya dengan perban

Setelah Operasi Saraf Kejepit

Setelah operasi selesai, dokter akan memindahkan pasien ke ruang perawatan dan memantau kondisi pasien. Selama di ruangan pemulihan, tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan, akan diperiksa secara berkala.

Bila efek obat bius telah hilang sepenuhnya, pasien akan diminta untuk melatih mobilitas atau gerak dengan berjalan. Pasien mungkin masih merasa sakit setelah operasi, tetapi dokter akan memberikan obat pereda nyeri.

Masa pemulihan pasien yang menjalani operasi saraf kejepit adalah sekitar 4–6 minggu. Namun, lama pemulihan tergantung pada seberapa parah saraf kejepit yang diderita dan kerumitan operasi yang dijalani.  Selama masa pemulihan, pasien juga perlu menjaga luka operasi tetap kering dan bersih. 

Untuk membantu proses pemulihan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pasien, yaitu:

  • Hindari olahraga yang melibatkan kontak fisik, berkendara, berkuda, atau memanjat selama 3 bulan setelah operasi.
  • Tingkatkan aktivitas fisik secara bertahap dan jangan melakukan aktivitas fisik berat yang dapat mengganggu pemulihan.
  • Hindari menggosok luka jahitan atau mengoleskan losion ke area jahitan.
  • Ganti perban pada area sayatan secara teratur.
  • Minumlah obat pereda nyeri yang diresepkan dokter atau yang bisa dibeli tanpa resep, seperti paracetamol. Penggunaan obat antinyeri bisa dihentikan apabila rasa sakit sudah mereda.
  • Jalani terapi fisik dan kontrol rutin ke dokter sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

Efek Samping dan Komplikasi Operasi Saraf Kejepit 

Operasi saraf kejepit umumnya aman untuk dilakukan. Namun, pada kasus tertentu, prosedur ini juga dapat menimbulkan komplikasi berikut: 

  • Nyeri pascaoperasi
  • Memar pada area operasi
  • Infeksi luka operasi
  • Kesulitan menelan (disfagia)
  • Perdarahan
  • Saraf terjepit terjadi berulang
  • Emboli paru akibat penggumpalan darah
  • Gejala kerusakan saraf, seperti perubahan suara, lengan melemah, atau sulit membuka kelopak mata
  • Kebocoran cairan di saraf tulang belakang (cairan serebrospinal), akibat robekan pada selaput pelindung saraf tulang belakang (meninges)

Segera hubungi dokter atau ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan darurat jika mengalami gejala berikut:

  • Keluar cairan berwarna kuning atau hijau dari sayatan operasi
  • Demam
  • Menggigil
  • Kemerahan dan pembengkakan di area operasi
  • Sulit buang air kecil atau tidak bisa menahan buang air kecil (inkontinensia urine)
  • Sensasi lemah, mati rasa, atau kesemutan yang baru muncul di lengan atau kaki