Overstimulated adalah kondisi saat tubuh dan pikiran merasa kewalahan akibat terlalu banyak rangsangan, baik fisik maupun emosional. Situasi ini membuat seseorang sulit berkonsentrasi dan merasa lelah. Apabila dibiarkan, overstimulated bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.
Di era digital dan pola hidup yang serba cepat ini, overstimulated atau stimulasi yang berlebihan makin sering terjadi tanpa disadari. Mulai dari notifikasi ponsel yang tiada henti, lingkungan kerja yang penuh tekanan, hingga rutinitas rumah tangga yang menumpuk, semua bisa menjadi pemicu seseorang mengalami overstimulated.

Dengan memahami apa itu overstimulated serta tanda-tandanya sejak awal, Anda bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya. Yang pasti, jangan dibiarkan tidak ditangani, sebab overstimulasi bisa berpengaruh buruk bagi kesehatan.
Tanda-Tanda Mengalami Overstimulated
Setiap orang bisa mengalami overstimulated dengan gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda, tergantung pada ketahanan dan kebiasaan sehari-hari. Berikut ini adalah tanda yang umum dirasakan saat seseorang mengalami overstimulasi:
- Sulit berkonsentrasi
- Mudah merasa lelah atau kurang berenergi
- Merasa cemas, gelisah, atau mudah tersinggung
- Pola tidur terganggu atau sulit tidur
- Ingin menyendiri atau menarik diri dari lingkungan
- Sakit kepala atau otot terasa tegang
Berbagai Penyebab Overstimulated
Overstimulated bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga lingkungan. Berikut ini adalah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami overstimulasi:
1. Paparan gadget atau media sosial berlebihan
Kebiasaan menggunakan ponsel, komputer, atau menonton televisi dalam jangka waktu lama membuat otak tidak pernah benar-benar beristirahat. Setiap notifikasi, pesan, dan konten yang terus berganti menimbulkan stimulasi yang intens. Otak terus bekerja menyaring informasi, sehingga mudah terjadi kelelahan mental.
Kondisi ini juga sering memicu perasaan gelisah dan membuat seseorang sulit fokus pada satu hal dalam waktu lama.
2. Lingkungan yang terlalu ramai atau bising
Bekerja di kantor yang penuh suara, tinggal di lingkungan padat, atau sering berada di tempat ramai menyebabkan indra pendengaran dan penglihatan terus-menerus aktif.
Ketidaknyamanan ini bisa mempercepat terjadinya overstimulated karena tubuh tidak mendapatkan kesempatan untuk tenang atau “recharge.” Anak-anak dan orang dewasa bisa sama-sama terganggu, terutama jika tidak terbiasa dengan suasana seperti ini.
3. Tuntutan pekerjaan, studi, atau kehidupan pribadi yang menumpuk
Ambisi untuk menyelesaikan banyak tugas sekaligus, baik di kantor, sekolah, maupun rumah, seringkali membuat pikiran terus bekerja tanpa istirahat. Deadline, ekspektasi, dan tekanan untuk selalu produktif bisa menimbulkan stres jangka panjang. Jika tidak diimbangi dengan waktu istirahat yang cukup, risiko overstimulated makin tinggi.
4. Kurang waktu istirahat atau tidur
Tidur adalah kesempatan bagi otak dan tubuh untuk memulihkan diri. Jika sering begadang, tidur tidak berkualitas, atau waktu tidur sangat terbatas, kemampuan tubuh untuk mengatasi stimulasi harian jadi menurun drastis. Akibatnya, Anda jadi lebih mudah kelelahan, sulit berpikir jernih, dan emosi mudah naik-turun.
5. Perubahan besar dalam hidup
Menghadapi peristiwa penting, seperti pindah rumah, menikah, kehilangan pekerjaan, atau kematian orang tercinta bisa menguras emosi. Selain perasaan sedih atau takut, perubahan besar juga menuntut adaptasi yang cepat. Jika berlangsung bersamaan dengan tekanan lain, tubuh dan pikiran bisa kewalahan dan memicu overstimulated.
6. Terlalu sensitif terhadap rangsangan dari luar
Sebagian orang dilahirkan lebih peka terhadap rangsangan dari luar, baik berupa suara, cahaya, maupun situasi sosial. Seseorang yang sensitif umumnya bisa lebih cepat lelah ketika berada di lingkungan ramai atau penuh aktivitas, sehingga lebih rentan mengalami overstimulated atau stimulasi yang berlebihan.
Yang Perlu Dilakukan Saat Mengalami Overstimulated
Apabila sudah mulai merasakan tanda-tanda overstimulated, ada beberapa tips sederhana yang bisa Anda lakukan untuk menenangkan tubuh dan pikiran. Beberapa tipsnya adalah:
- Ambil waktu jeda dari aktivitas yang padat, meski hanya sebentar.
- Atur jadwal tidur dan istirahat secara teratur agar tubuh benar-benar pulih.
- Batasi penggunaan gadget atau media sosial, paling tidak batasi jeda penggunaan antara 2 jam sampai 30 menit menjelang waktu tidur.
- Lakukan aktivitas relaksasi, seperti menarik napas dalam-dalam, meditasi, atau berjalan santai.
- Cari suasana yang tenang, misalnya dengan pindah ke ruangan yang lebih sepi.
- Bicarakan keluhan atau perasaan Anda dengan orang yang dipercaya, seperti teman dekat atau keluarga.
Untuk mencegah dan mengatasi stimulasi berlebihan, pembatasan media sosial dan screen time juga penting. Untuk orang dewasa, batas screen time maksimal adalah 1-2 jam per hari. Lalu, untuk anak-anak berusia 2-5 tahun, screen time perlu dibatasi maksimal 1 jam per hari, sedangkan untuk anak berusia 5-17 tahun, batas screen time maksimal adalah 2 jam per hari.
Overstimulated adalah fenomena yang makin sering terjadi di tengah kehidupan modern yang serba cepat ini. Jadi, mengenali gejala serta memahami penyebabnya penting dilakukan agar Anda bisa mencegah dampak buruknya pada kesehatan mental maupun fisik. Mengatur waktu antara aktivitas dan istirahat dianjurkan untuk menjaga keseimbangan hidup dan mencegah stimulasi berlebihan.
Jangan ragu untuk ke dokter atau psikolog jika rasa kewalahan muncul terus-menerus atau sudah mengganggu aktivitas harian. Overstimulated bukan tanda kelemahan, melainkan sinyal bahwa tubuh dan pikiran Anda membutuhkan waktu istirahat.
Jika keluhan makin berat atau disertai gejala serius, seperti serangan panik, segera Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER atau buat janji konsultasi langsung. Dengan penanganan yang tepat, overstimulated bisa diatasi dan Anda tetap bisa menjaga kualitas hidup.