Pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah terkecil dalam tubuh manusia. Terlepas dari ukurannya, pembuluh darah ini memiliki peran besar dalam proses penyaluran oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh tubuh.

Pembuluh darah dibedakan menjadi tiga, yakni arteri yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, vena yang membawa darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung, serta kapiler yang menghubungkan pembuluh darah arteri dan vena.

Pembuluh Darah Kapiler, Kenali Fungsi dan Gangguan yang Dapat Terjadi - Alodokter

Pembuluh darah kapiler memiliki ukuran yang sangat kecil dengan diameter sekitar 5 mikrometer. Hal ini membuat pembuluh darah kapiler mampu menembus jaringan tubuh dan menjadi perantara pertukaran oksigen, nutrisi, serta zat sisa antara jaringan dengan darah. 

Kapiler merupakan pembuluh darah yang paling banyak ditemukan di tubuh, terutama pada organ yang membutuhkan banyak nutrisi dan oksigen, seperti otot, hati, dan ginjal. Diperkirakan ada sekitar 40 miliar pembuluh darah kapiler dalam tubuh manusia.

Pembuluh Darah Kapiler dan Jenisnya

Pembuluh darah kapiler dibedakan lagi menjadi tiga jenis. Masing-masing jenisnya memiliki struktur yang unik, sehingga dapat memaksimalkan fungsinya dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi ke bagian tubuh terkecil.

Berikut ini adalah jenis-jenis pembuluh darah kapiler beserta fungsi dan lokasinya:

Kapiler kontinu

Kapiler kontinu adalah jenis kapiler yang paling banyak ditemukan dalam tubuh. Pembuluh darah yang satu ini banyak ditemukan di jaringan lemak, otot, dan sistem saraf pusat, yaitu otak. Kapiler kontinu hanya memungkinkan pertukaran nutrisi terpenting, seperti gas, air, gula, dan hormon.

Kapiler fenestrasi

Kapiler fenestrasi adalah pembuluh darah kapiler yang dapat dilalui oleh zat yang lebih besar. Kapiler ini banyak ditemukan pada organ dengan laju pertukaran darah tinggi, seperti usus kecil yang merupakan tempat penyerapan nutrisi makanan, serta ginjal yang merupakan tempat sisa metabolisme tubuh disaring.

Kapiler sinusoid

Kapiler sinusoid adalah tempat pertukaran molekul yang lebih besar, seperti sel darah merah dan protein. Pembuluh darah yang juga dikenal dengan nama kapiler diskontinu banyak ditemukan pada hati, sumsum tulang, dan limpa.

Pembuluh Darah Kapiler dan Berbagai Fungsinya

Sama seperti pembuluh darah pada umumnya, fungsi pembuluh darah kapiler adalah mengalirkan dan nutrisi dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Berikut ini adalah fungsi-fungsi pembuluh darah kapiler:

1. Melindungi otak

Di otak, pembuluh darah kapiler akan membentuk penghalang antara darah dan otak atau dikenal dengan sawar darah otak (blood brain barrier). Penghalang ini dapat mencegah racun masuk dan hanya memungkinkan nutrisi penting saja yang masuk ke otak.

2. Mengatur peredaran darah

Pembuluh darah kapiler juga berfungsi untuk mengalirkan darah hingga ke jaringan terkecil dalam tubuh. Fungsi ini dapat terpenuhi karena lapisan kapiler diatur melalui sistem autoregulasi. Artinya, ketika tekanan darah turun (hipotensi), darah dapat terus mengalir melalui kapiler untuk menyediakan oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh.

3. Menukar oksigen dengan karbon dioksida

Pembuluh darah kapiler, khususnya yang berada di paru-paru, merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Oksigen dari pembuluh darah kapiler pada kantung udara kecil dalam paru-paru (alveoli) akan dibawa oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya, karbon dioksida akan dibawa oleh darah menuju ke kapiler di dalam alveoli untuk ditukar dan dikeluarkan melalui hembusan napas.

4. Menyerap dan mengantarkan nutrisi

Pembuluh darah kapiler juga berfungsi untuk menyerap dan mengantarkan nutrisi. Di ginjal, pembuluh darah kapiler akan menyaring darah untuk menyerap air dan natrium, serta membuang zat sisa dalam bentuk urine.

Sementara itu, pembuluh darah kapiler di usus kecil akan menyerap nutrisi dari makanan yang telah dicerna kemudian mengedarkannya hingga ke seluruh jaringan tubuh.

5. Memastikan nutrisi mencapai seluruh jaringan

Selain membantu pertukaran oksigen dan karbon dioksida, pembuluh darah kapiler juga berperan untuk memastikan seluruh jaringan tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Dengan demikian, berbagai organ, seperti otak, usus kecil, dan hati dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Selain beberapa fungsi di atas, pembuluh darah kapiler juga dapat mendukung sistem hormon dan kelenjar getah bening tetap berjalan dengan normal. 

Pembuluh Darah Kapiler dan Gangguan yang Dapat Terjadi

Kerusakan atau kelainan pada pembuluh darah kapiler dapat menyebabkan fungsinya terganggu. Salah satu gejala yang kerap terjadi adalah munculnya ruam pada kulit tetapi tidak disertai dengan nyeri dan gatal. 

Beberapa gangguan pembuluh darah kapiler yang dapat terjadi meliputi:

Malformasi arteriovenosa (AVM)

Layaknya selang, pembuluh darah normalnya berbentuk lurus dan tidak kusut. Namun, pada malformasi arteriovenosa (AVM), pembuluh darah menjadi kusut, sehingga fungsinya terganggu. Kondisi ini dapat mengganggu laju peredaran darah dan memicu terjadinya perdarahan maupun kematian jaringan di sekitarnya.

Pembuluh darah kapiler yang kusut bisa terjadi di mana saja. Namun, kondisi tersebut lebih banyak terjadi di otak dan sumsum tulang belakang.

Meskipun umumnya tidak menimbulkan gejala, AVM dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri, gangguan penglihatan, gangguan pergerakan, gangguan bicara, serta kejang.

Sindrom kebocoran kapiler sistemik (SCLS)

Meskipun belum diketahui penyebabnya, sindrom kebocoran kapiler sistemik (SCLS) diduga terjadi karena adanya zat dalam darah yang merusak dinding kapiler. 

Kondisi ini sering kali ditandai dengan hidung tersumbat, batuk, mual, sakit perut, sakit kepala, pusing, kaki dan tangan bengkak, serta penurunan tekanan darah secara drastis yang menyebabkan penderitanya sering pingsan.

Sindrom kebocoran kapiler sistemik memerlukan penanganan langsung oleh dokter guna mencegah terjadinya serangan berulang.

Sindrom malformasi mikrosefali-kapiler

Kelainan pada pembuluh darah kapiler lainnya adalah sindrom malformasi mikrosefali-kapiler. Gejala khas sindrom ini adalah ukuran otak dan kepala penderitanya yang lebih kecil. Sindrom ini sebenarnya sudah mulai muncul saat bayi masih berada di dalam kandungan. 

Saat bayi lahir, gejala yang terlihat adalah adanya bintik-bintik berwarna merah muda pada kulit bayi. Bintik ini terjadi karena peningkatan aliran darah akibat pembuluh darah kapiler yang melebar.

Gejalanya dapat berlanjut seiring bertambahnya usia bayi, seperti keterlambatan tumbuh kembang yang parah, kejang, kesulitan makan, tubuh lebih pendek atau lebih kecil, serta kelainan pada jari tangan dan kaki.

Mengingat pentingnya fungsi pembuluh darah kapiler, Anda perlu menjaga kesehatannya dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga, membatasi konsumsi kafein, menghindari rokok dan minuman beralkohol, serta menjaga berat badan tetap ideal.

Bila Anda memiliki beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan pada pembuluh darah kapiler, seperti memiliki kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan menderita diabetes, sebaiknya lakukan pemeriksaan secara berkala ke dokter. Hal Ini dilakukan guna mencegah terjadinya komplikasi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan lebih serius.