Penyakit akibat kerja adalah gangguan kesehatan yang dialami oleh seseorang akibat rutinitas atau paparan zat tertentu di tempat kerja. Ada beragam jenis penyakit akibat kerja dan masing-masing memiliki pemicu atau penyebab yang berbeda.

Penyakit akibat kerja penting untuk diketahui, karena banyak orang tidak sadar bahwa keluhan yang mereka alami merupakan dampak dari pekerjaan mereka sehari-hari. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai penyakit akibat kerja, mari simak ulasan berikut ini.

Penyakit Akibat Kerja yang Patut Diwaspadai - Alodokter

Beragam Penyakit Akibat Kerja

Keluhan yang disebabkan penyakit akibat kerja bisa dihindari jika Anda memahami penyebabnya dan mengubah kebiasaan saat bekerja. Berikut ini adalah contoh penyakit akibat kerja beserta penjelasannya:

1. Asma

Para pekerja yang sering terpapar asap kimia, gas, dan debu rentan mengalami kondisi ini. Keluhan biasanya semakin cepat timbul jika pekerja tidak memakai alat pelindung berupa masker wajah. Pekerja yang berisiko mengalami asma adalah pekerja di pabrik tekstil, penata rambut, tukang kayu, dan tukang las.

Asma yang dipicu oleh pekerjaan memiliki gejala yang sama dengan penyakit asma pada umumnya, yaitu mengi, sesak napas, dan batuk. Hanya saja, gejala asma yang muncul biasanya akan memburuk saat sedang bekerja dan membaik ketika sedang libur.

Tingkat keparahan asma karena pekerjaan tergantung pada seberapa lama Anda terpapar pemicunya. Semakin lama dan semakin sering Anda terpapar, semakin parah gejala asma yang muncul. Namun, ini juga berarti gejala akan lebih mudah disembuhkan jika penderita didiagnosis lebih cepat.

2. Carpal tunnel syndrome (CTS)

CTS rentan dialami oleh pekerja yang sering menggunakan tangannya untuk gerakan yang sama dan berulang-ulang. Pekerja yang rentan terkena kondisi ini adalah pekerja kantoran yang sering mengetik, pengemas barang, pekerja bangunan, dan penjahit.

CTS ditandai dengan gejala berupa sensasi kesemutan, mati rasa, atau kelemahan pada tangan. Keluhan ini bisa diredakan dengan mengistirahatkan tangan sejenak saat bekerja, mengompres tangan dengan es, dan mengonsumsi obat pereda nyeri.

3. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak dapat terjadi pada pekerja yang sering bersentuhan dengan zat kimia, pestisida, bahan pengawet, nikel, parfum, pewarna rambut, hingga perhiasan yang dapat mengiritasi kulit atau menimbulkan reaksi alergi.

Dermatitis kontak ditandai dengan ruam merah yang gatal, kering, dan bersisik. Kulit juga bisa mengeras, pecah-pecah, dan terasa nyeri ketika disentuh. Pekerja dapat menghindari keluhan ini dengan menggunakan alat pelindung saat bekerja, misalnya sarung tangan karet.

4. Penyakit paru kronis

Seseorang yang bekerja di tempat tambang batu bara, pabrik tekstil, pabrik bahan bangunan, bengkel, atau pengelas, berisiko terkena penyakit paru kronis. Salah satu contoh penyakit ini adalah asbestosis dan black lung disease. Keluhannya bisa berupa batuk kronis, sesak napas, atau nyeri dada.

Berbeda dengan asma, penderita akan tetap mengalami keluhan penyakit paru kronis meski tidak lagi terpapar pemicu. Ini karena kerusakan paru-paru yang ditimbulkan sudah menetap, sehingga gejalanya akan terus-menerus ada.

Oleh karena itu, penderita harus secara rutin memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan jangka panjang.

Selain penyakit di atas, masih banyak penyakit lain yang dapat disebabkan oleh pekerjaan, misalnya gangguan pendengaran, tetanus, vitiligo, hingga kanker. Umumnya, penyakit-penyakit ini berawal dari kurangnya kesadaran akan pentingnya menggunakan alat pelindung diri selama bekerja.

Setiap pekerjaan memiliki risiko kesehatan masing-masing. Agar Anda tidak mengalami penyakit akibat kerja, jangan lupa untuk selalu memakai alat pelindung diri yang sesuai dan beristirahatlah jika merasa lelah.

Lakukan juga pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter menggunakan asuransi kesehatan karyawan yang Anda miliki, terlebih jika Anda bekerja di lingkungan yang rentan terkena penyakit akibat kerja.