Taji tumit merupakan salah satu penyebab nyeri tumit. Rasa sakit yang diakibatkan oleh kondisi ini bisa ringan, tetapi bisa juga cukup berat hingga membatasi pergerakan dan mengganggu aktivitas. Penyebab taji tumit dapat bermacam-macam dan ada berbagai cara untuk mengatasinya.

Taji tumit adalah tonjolan pada tulang di tumit kaki yang disebabkan oleh penumpukan kalsium atau pengapuran pada tulang tumit. Tonjolan ini dapat menimbulkan nyeri tumit saat berdiri, berjalan, atau berlari. Meski demikian, taji tumit tidak selalu menimbulkan keluhan atau gejala.

Penyebab Taji Tumit dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Penyebab Munculnya Taji Tumit

Taji tumit biasanya dikaitkan dengan peradangan pada jaringan ikat di telapak kaki (plantar fasciitis) akibat pengapuran di tulang telapak kaki. Kondisi ini terjadi jika otot dan jaringan ikat pada kaki sering mengalami tarikan atau penegangan secara berlebihan dalam jangka panjang.

Selain itu, ada beberapa faktor yang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya taji tumit, antara lain:

1. Cedera berulang pada kaki

Cedera berulang pada kaki dapat terjadi pada orang yang sering berlari atau melompat, misalnya karena berprofesi sebagai atlet atau olahragawan. Risikonya akan semakin besar jika aktivitas berlari dan melompat dilakukan pada permukaan yang keras.

Selain itu, cara berjalan yang salah, seperti sering menyeret atau mengentakkan kaki, juga dapat memberikan beban berlebih pada tulang, otot, dan jaringan ikat di sekitar tumit, sehingga meningkatkan risiko terbentuknya taji tumit.

2. Pemakaian sepatu yang tidak pas

Sering mengenakan sepatu yang ukurannya tidak pas atau tidak sesuai dengan bentuk dan lengkung kaki juga merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya taji tumit.

Hal ini karena kebiasaan menggunakan sepatu yang tidak pas dapat menyebabkan tekanan pada kaki. Lama-kelamaan, hal ini dapat menyebabakan taji tumit.

3. Usia lanjut

Penelitian menunjukkan bahwa makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya untuk terkena taji tumit. Hal ini diduga disebabkan oleh penipisan jaringan lemak di tumit dan berkurangnya kelenturan jaringan ikat di sekitar tumit seiring bertambahnya usia.

4. Kelainan bentuk kaki

Beberapa orang memang terlahir dengan bentuk telapak kaki yang rata atau justru terlalu melengkung. Kondisi ini membuat tulang dan jaringan ikat di sekitar tumit mengalami tekanan berlebih ketika berjalan atau berlari.

5. Kondisi medis tertentu

Taji tumit juga lebih sering terjadi pada orang yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti obesitas dan radang sendi (arthritis). Kedua kondisi tersebut menyebabkan tulang tumit kaki rentan mengalami kerusakan, sehingga terbentuk taji tumit.

Cara Mengatasi Taji Tumit

Penanganan taji tumit bertujuan untuk meringankan nyeri dan mencegah cedera atau makin beratnya peradangan di kaki.

Salah satu penanganan yang bisa dilakukan adalah konsumsi obat pereda nyeri, baik yang didapatkan secara bebas seperti paracetamol, maupun yang diresepkan dokter seperti diclofenac.

Jika taji tumit menimbulkan keluhan yang mengganggu pergerakan dan aktivitas, dokter mungkin akan menyarankan perawatan dengan fisioterapi.

Untuk membantu mengurangi nyeri dan mengatasi keluhan akibat taji tumit, Anda dapat menerapkan tips berikut ini:

  • Berikan kompres dingin selama 10–15 menit pada tumit sehabis berjalan atau berolahraga, untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
  • Beristirahatlah dan hindari melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang membutuhkan banyak hentakan kaki ke permukaan rata yang keras, seperti berlari, melompat, atau aerobik.
  • Gunakan sepatu dengan alas yang tebal dan empuk, atau gunakan alat bantu khusus guna memberikan bantalan ekstra pada tumit kaki. Hal ini berguna untuk mengurangi tekanan pada tumit saat berjalan atau berolahraga, dan mengurangi peradangan atau cedera pada jaringan ikat di
  • Gunakan night splint (bidai) di malam hari saat tidur, untuk mengurangi nyeri tumit di pagi hari

Jika penanganan di atas sudah dilakukan namun keluhan akibat taji tumit tidak kunjung membaik, prosedur operasi mungkin diperlukan. Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter guna mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

 

Ditulis oleh:

dr. Irene Cindy Sunur