Gejala kardiomiopati jarang dirasakan di tahap awal terjadinya penyakit. Gejala biasanya baru muncul setelah kinerja jantung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Itulah sebabnya gejala kardiomiopati perlu segera dikenali dan diatasi. Untuk lebih jelasnya, simak artikel berikut.

Kardiomiopati merupakan kondisi ketika otot jantung mengalami perubahan, baik itu menjadi lebih lebar, tebal, atau kaku, sehingga fungsinya berkurang. Pada sebagian besar kasus, gejala kardiomiopati memang baru dirasakan saat fungsi jantung sudah melemah, sehingga penyakit ini kerap terdeteksi saat kondisi penderita sudah buruk.

Ragam Gejala Kardiomiopati dan Penanganannya - Alodokter

Pada sebagian kecil kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak sengaja ketika penderita sedang melakukan rontgen dada untuk keperluan diagnosis penyakit lain.

Inilah Gejala Kardiomiopati

Gejala kardiomiopati pada dasarnya timbul karena otot jantung tidak mampu memompa darah yang berisi nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh secara optimal. Oleh karena itu, gejala yang muncul mungkin saru dengan gejala penyakit jantung lainnya.

Sejumlah gejala ini akan Anda rasakan jika kardiomiopati telah memasuki tahap yang cukup berat:

  • Napas pendek atau sesak napas, meski hanya melakukan aktivitas ringan
  • Kelelahan dan kelemahan
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki, tungkai, perut, dan pembuluh darah di leher
  • Pusing
  • Tekanan darah tinggi
  • Batuk, terutama saat sedang tidur telentang
  • Sakit kepala ringan
  • Detak jantung tidak teratur (aritmia)
  • Nyeri dada, terutama setelah melakukan aktivitas fisik atau setelah makan
  • Pingsan

Penanganan Kardiomiopati

Jika Anda mengalami gejala kardiomiopati, segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menanyakan gejala serta riwayat penyakit Anda untuk mengetahui kondisi Anda secara detail.

Apabila riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa gejala kemungkinan disebabkan oleh kardiomioapati, dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut, seperti rontgen dada, ekokardiografi, elektrokardigram (EKG), MRI jantung, atau CT scan jantung.

Jika hasil pemeriksaan penunjang mengonfirmasi adanya kardiomiopati, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk meringankan gejala kardiomiopati.

Obat-obatan yang diresepkan berfungsi untuk meningkatkan kemampuan jantung dalam memompa darah, meningkatkan aliran darah, menurunkan tekanan darah, memperlambat denyut jantung, dan mencegah pembekuan darah.

Jika kardiomiopati yang terjadi sudah sangat parah dan tidak bisa diatasi dengan obat-obatan saja, dokter mungkin akan menyarankan tindakan bedah otot jantung, implan alat pemacu jantung, atau transplantasi jantung.

Bersamaan dengan penanganan di atas, Anda juga harus tetap menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung Anda.

Karena penyebab kardiomiopati tidak diketahui dengan pasti dan gejala awalnya pun sering kali tidak terasa, pemeriksaan kesehatan berdasarkan faktor risiko dapat mendeteksi kardiomiopati secara dini sebelum kondisinya parah dan terjadi komplikasi, misalnya gagal jantung.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kardiomiopati, di antaranya adalah faktor keturunan, obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, riwayat penyakit jantung, dan adanya penyakit tertentu, seperti hipertensi kronis, diabetes, atau penyakit tiroid.

Jika Anda memiliki faktor risiko di atas, lakukanlah pemeriksaan jantung ke dokter secara berkala. Dengan begitu, kesehatan jantung Anda bisa dipantau. Kalaupun ditemukan kardiomiopati, Anda bisa mendapatkan pengobatan lebih dini, sehingga gejala kardiomiopati dapat dihindari.