Rokok kretek merupakan salah satu jenis rokok khas Indonesia yang dibuat dari campuran tembakau, cengkeh, dan berbagai bahan tambahan lainnya. Ciri khasnya terletak pada aroma dan bunyi “kretek” yang muncul saat dibakar. Meski banyak dianggap bagian dari identitas budaya lokal, rokok kretek tetap mengandung zat berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai penyakit serius.

Sebagian masyarakat beranggapan bahwa rokok kretek lebih aman dibanding rokok putih karena dianggap “alami”. Namun, dari sudut pandang medis, tidak ada jenis rokok yang benar-benar aman. Campuran bahan dalam rokok kretek justru menambah kompleksitas zat kimia yang dihirup tubuh setiap kali asapnya masuk ke paru-paru.

Rokok Kretek, Inilah Kandungan dan Bahayanya bagi Kesehatan - Alodokter

Kandungan Rokok Kretek yang Berbahaya bagi Tubuh

Banyak orang mengira bahwa karena rokok kretek terbuat dari bahan alami seperti tembakau dan cengkeh, maka efeknya lebih ringan. Faktanya, proses pembakaran bahan tersebut menghasilkan ribuan zat kimia berbahaya. Berikut beberapa kandungan utama dalam rokok kretek dan efeknya bagi tubuh:

  • Nikotin: Zat adiktif utama yang menyebabkan kecanduan. Nikotin bekerja dengan menstimulasi sistem saraf pusat dan memberikan sensasi tenang sesaat, tetapi lama-lama menimbulkan ketergantungan berat.
  • Tar: Campuran berbagai zat kimia padat hasil pembakaran yang dapat mengendap di paru-paru dan memicu kanker, terutama kanker paru dan tenggorokan.
  • Karbon monoksida: Gas beracun yang mengikat hemoglobin dalam darah sehingga mengurangi suplai oksigen ke seluruh tubuh.
  • Benzena: Zat karsinogen yang dapat mengganggu fungsi sumsum tulang belakang dan menurunkan jumlah sel darah merah.
  • Formaldehida, amonia, dan fenol: Zat iritan dan racun yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem pernapasan serta meningkatkan risiko kanker nasofaring dan pneumonia.

Selain itu, pembakaran cengkeh juga menghasilkan eugenol, yaitu zat yang dapat menimbulkan iritasi pada saluran napas dan menyebabkan batuk kronis. Kandungan gula dan bahan pengawet tambahan pada rokok kretek modern semakin meningkatkan kadar racun yang terhirup setiap kali seseorang merokok.

Mengapa Rokok Kretek Tetap Berisiko Meski Mengandung Cengkeh

Sebagian masyarakat percaya bahwa cengkeh memiliki sifat antiseptik dan dapat “menetralisir racun”. Namun, keyakinan ini tidak didukung oleh bukti ilmiah. Saat dibakar, senyawa aktif dalam cengkeh mengalami perubahan struktur kimia yang justru menghasilkan radikal bebas, zat yang merusak sel-sel tubuh dan mempercepat proses penuaan serta pembentukan sel kanker.

Selain itu, asap rokok kretek mengandung lebih banyak tar dan partikel halus (PM2.5) dibanding rokok putih, sehingga paparan racunnya bisa lebih besar dan menembus lebih dalam ke paru-paru. Inilah sebabnya rokok kretek tidak bisa dikategorikan lebih “alami” atau “aman”.

Bahaya Rokok Kretek bagi Kesehatan

Tidak ada jenis rokok yang aman, termasuk rokok kretek. Zat kimia di dalamnya dapat memengaruhi hampir seluruh organ tubuh. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai bahaya yang ditimbulkannya:

1. Paru-paru

Paru-paru merupakan organ pertama yang terkena dampak langsung. Tar dan partikel halus dari rokok kretek menumpuk di jaringan paru dan menghambat pertukaran oksigen.

Akibatnya:

  • Terjadi peradangan kronis yang menyebabkan batuk berdahak berkepanjangan.
  • Risiko tinggi terkena Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
  • Meningkatkan peluang kanker paru hingga 20 kali lipat dibanding bukan perokok.
  • Menurunkan kapasitas paru sehingga mudah lelah saat beraktivitas.

Pada perokok kretek berat, lapisan silia di saluran napas rusak, membuat paru-paru sulit membersihkan lendir dan kotoran. Ini juga menjelaskan mengapa perokok lebih mudah terkena infeksi seperti bronkitis dan pneumonia.

2. Jantung dan pembuluh darah

Nikotin dan karbon monoksida menyebabkan pembuluh darah menyempit dan tekanan darah meningkat. Kondisi ini memperberat kerja jantung.

Efek medis yang bisa terjadi:

  • Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah): akibat penumpukan plak lemak dan tar.
  • Penyakit jantung koroner: aliran darah ke jantung berkurang, memicu nyeri dada atau serangan jantung.
  • Stroke: karena pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah.

Menurut WHO, perokok memiliki risiko penyakit jantung 2–4 kali lebih tinggi dibandingkan bukan perokok. Rokok kretek yang mengandung cengkeh juga menghasilkan karbon monoksida lebih banyak dibanding rokok putih, sehingga beban oksigenasi tubuh makin berat.

3. Otak dan sistem saraf

Nikotin memengaruhi sistem saraf pusat dengan menstimulasi pelepasan dopamin, zat kimia yang menimbulkan rasa senang sesaat. Efek ini membuat otak membentuk pola kecanduan.

Dampak medis yang bisa timbul:

  • Kecanduan berat dan gangguan konsentrasi ketika tidak merokok.
  • Penurunan daya ingat dan fungsi kognitif akibat paparan jangka panjang.
  • Risiko stroke iskemik meningkat, terutama pada perokok usia muda.
  • Gangguan tidur, mood swing, hingga kecemasan, akibat fluktuasi dopamin dan serotonin.

Penelitian juga menunjukkan bahwa perokok jangka panjang lebih cepat mengalami penyusutan volume otak dan berisiko lebih tinggi terkena demensia atau Alzheimer di usia tua.

4. Sistem reproduksi dan hormon

Zat beracun dari rokok kretek tidak hanya menyerang paru dan jantung, tetapi juga memengaruhi hormon dan sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita.

Pada pria:

  • Nikotin menurunkan aliran darah ke penis, menyebabkan disfungsi ereksi.
  • Kerusakan DNA sperma meningkat, menurunkan kualitas dan jumlah sperma.
  • Risiko infertilitas meningkat hingga 50% dibanding bukan perokok.

Pada wanita:

  • Mengganggu keseimbangan hormon estrogen dan progesteron.
  • Menyebabkan gangguan siklus haid dan mempercepat menopause dini.
  • Pada ibu hamil, nikotin dan karbon monoksida meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir prematur, dan berat badan lahir rendah.

5. Otak janin dan anak

Paparan asap rokok kretek selama kehamilan dapat mengganggu perkembangan sistem saraf janin. Otak janin yang terpapar nikotin berisiko mengalami:

  • Penurunan kemampuan belajar dan konsentrasi.
  • Risiko attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) lebih tinggi.
  • Gangguan perkembangan perilaku dan kognitif saat anak tumbuh.

Selain itu, anak-anak yang menjadi perokok pasif berisiko mengalami asma, alergi, dan infeksi paru berulang karena saluran napas mereka masih berkembang.

6. Kulit dan sistem kekebalan tubuh

Zat kimia dalam rokok kretek mempercepat penuaan kulit. Nikotin menghambat aliran darah, sedangkan karbon monoksida mengurangi suplai oksigen ke jaringan kulit. Akibatnya:

  • Kulit menjadi kering, kusam, dan mudah keriput.
  • Proses penyembuhan luka menjadi lebih lambat.
  • Risiko infeksi kulit meningkat karena fungsi imun melemah.

Selain itu, asap rokok menyebabkan stres oksidatif, yang menurunkan kadar kolagen dan elastin, yaitu dua komponen penting untuk menjaga kulit tetap kencang.

7. Kecanduan dan gangguan mental

Kandungan nikotin dalam rokok kretek bekerja cepat di otak dan memicu rasa nyaman sementara. Namun, efek ini hanya berlangsung singkat dan diikuti oleh gejala putus nikotin seperti gelisah, mudah marah, dan sulit konsentrasi.

Lama-kelamaan, hal ini dapat menyebabkan kecanduan psikologis dan berdampak negatif terhadap kesehatan mental, termasuk meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

Dampak Rokok Kretek terhadap Orang di Sekitar (Perokok Pasif)

Tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif, asap rokok kretek juga berdampak besar pada kesehatan orang lain. Anak-anak, lansia, dan ibu hamil yang sering terpapar asap rokok memiliki risiko tinggi mengalami gangguan pernapasan, infeksi telinga, asma, hingga pneumonia.

Paparan dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi memperparah risiko, karena partikel asap dapat bertahan di udara hingga beberapa jam. Kondisi ini juga berdampak jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak yang sering terpapar sejak dini.

Langkah Menghentikan Kebiasaan Merokok Kretek

Berhenti merokok memang tidak mudah karena nikotin menimbulkan ketergantungan. Namun, ada berbagai cara yang bisa membantu prosesnya, antara lain:

  • Konsultasi dengan dokter: Dapatkan panduan medis dan, bila perlu, terapi pengganti nikotin.
  • Mengubah rutinitas: Hindari situasi atau kebiasaan yang memicu keinginan merokok, seperti ngopi sambil merokok.
  • Mencari dukungan sosial: Libatkan keluarga atau teman untuk membantu menjaga komitmen berhenti merokok.

Baik rokok putih maupun rokok kretek, keduanya mengandung zat adiktif dan senyawa berbahaya yang dapat merusak organ tubuh. Mitos bahwa cengkeh dapat “menetralisir racun” tidak terbukti secara ilmiah. Tidak ada batas aman dalam mengonsumsi rokok kretek.

Untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga, langkah terbaik adalah berhenti merokok sepenuhnya. Jika Anda membutuhkan bantuan, Anda dapat berkonsultasi langsung melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan dukungan medis dan rencana berhenti merokok yang tepat. Dengan berhenti merokok, Anda melindungi diri sendiri sekaligus orang-orang tercinta dari bahaya asap rokok kretek.