Sakit perut setelah berhubungan sering membuat banyak orang cemas, apalagi jika keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Meski terkadang muncul hanya sesaat dan bisa hilang sendiri, rasa sakit ini juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan tertentu yang perlu diperhatikan.

Setelah berhubungan intim, tubuh mengalami berbagai perubahan fisik dan hormonal yang menyebabkan timbulnya keluhan sakit perut. Dalam beberapa situasi, timbulnya sakit perut mungkin hanya bersifat sementara dan tidak berbahaya. Namun, ada juga kondisi yang memerlukan perhatian khusus, terutama jika disertai gejala lain, seperti nyeri hebat, demam, atau perdarahan tidak normal.

Sakit Perut Setelah Berhubungan, Ini Penyebabnya - Alodokter

Oleh karena itu, penting untuk mengenali berbagai kemungkinan penyebab sakit perut setelah berhubungan serta kapan harus waspada dan memeriksakan diri ke dokter.

Penyebab Sakit Perut Setelah Berhubungan

Ada berbagai hal yang dapat menjadi penyebab sakit perut setelah berhubungan intim, baik pada wanita maupun pria. Memahami penyebabnya dapat membantu Anda menentukan langkah penanganan yang tepat dan kapan sebaiknya harus waspada. 

Berikut beberapa faktor yang sering menjadi penyebab sakit perut setelah berhubungan:

1. Stimulasi atau kontraksi pada otot panggul

Saat berhubungan intim, tubuh akan mengalami rangsangan yang membuat otot-otot di sekitar panggul berkontraksi, termasuk otot rahim dan kandung kemih. Kontraksi ini bisa terjadi secara alami saat merasakan orgasme maupun akibat aktivitas seksual itu sendiri. 

Pada sebagian orang, kontraksi otot tersebut dapat membuat perut bagian bawah terasa kram atau nyeri dalam waktu singkat setelah selesai berhubungan.

2. Penetrasi yang terlalu dalam

Posisi saat berhubungan dan kedalaman penetrasi juga bisa memengaruhi munculnya sakit perut setelah berhubungan. Penetrasi yang terlalu dalam bisa menekan leher rahim (serviks) atau jaringan di sekitarnya, sehingga memunculkan rasa nyeri di perut bagian bawah.

Selain itu, posisi yang kurang nyaman atau terburu-buru juga dapat memicu ketegangan otot serta gesekan yang berlebihan, sehingga memperparah rasa sakit setelah berhubungan.

3. Vagina kering atau kurang pelumas

Kurangnya pelumas alami pada vagina membuat aktivitas seksual menjadi kurang nyaman dan dapat menyebabkan gesekan yang lebih keras antara dinding vagina dan penis. Gesekan ini bisa menyebabkan iritasi, peradangan, rasa sakit, bahkan luka kecil pada vagina maupun jaringan sekitarnya. 

Selain nyeri di area intim, kondisi ini juga dapat memicu kram ringan atau ketidaknyamanan di perut setelah berhubungan, terutama pada wanita yang sedang mengalami perubahan hormon, seperti pada masa menyusui atau menjelang menopause.

4. Infeksi saluran reproduksi atau saluran kemih

Sakit perut setelah berhubungan juga bisa terjadi karena adanya infeksi atau penyakit pada organ reproduksi, seperti vagina, rahim, tuba falopi, maupun saluran kemih. Kondisi ini bisa menyebabkan peradangan dan membuat area tersebut menjadi lebih sensitif dan nyeri.

Contoh infeksi yang dapat menyebabkan sakit perut setelah berhubungan antara lain infeksi saluran kemih, penyakit radang panggul, dan infeksi menular seksual (IMS)

Jika sakit perut disertai dengan gejala lain, seperti keputihan berbau, demam, atau nyeri saat buang air kecil, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter karena infeksi ini perlu ditangani dengan pengobatan yang sesuai.

5. Kista ovarium atau miom

Kista ovarium dan miom adalah benjolan yang tumbuh di indung telur atau rahim. Jika ada kista atau miom, gerakan saat berhubungan atau tekanan pada area panggul bisa memperparah nyeri dan membuat perut terasa tidak nyaman setelah aktivitas seksual. 

Rasa sakit biasanya lebih sering dirasakan di bagian perut bawah. Tak hanya menimbulkan sakit perut setelah berhubungan, kista atau miom juga bisa membuat menstruasi tidak teratur, perut sering kembung, bahkan nyeri saat buang air.

6. Endometriosis

Kondisi lain yang bisa menjadi salah satu penyebab munculnya sakit perut setelah berhubungan adalah endometriosis. Ini adalah kondisi ketika jaringan mirip lapisan rahim tumbuh di luar rahim, seperti di indung telur, tuba falopi, atau dinding usus. Jaringan tersebut akan menebal dan meluruh setiap siklus menstruasi, sama seperti jaringan rahim normal. 

Namun, karena letaknya di luar rahim, jaringan ini sering menyebabkan peradangan, nyeri hebat, dan rasa tidak nyaman setelah berhubungan intim. Nyeri akibat endometriosis umumnya bersifat lebih berat dan bisa berlangsung lama hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Nah, secara umum sakit perut setelah berhubungan memang bisa saja terjadi. Namun, bila hanya dialami sesekali, berlangsung ringan, dan tidak disertai gejala lain, kondisi ini mungkin tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, jangan abaikan ya bila keluhan muncul berulang atau semakin berat.

Penting untuk diingat, beberapa penyebab di atas bisa saja terjadi bersamaan. Jadi, jangan tunda memeriksakan ke dokter ya apabila sakit perut setelah berhubungan disertai dengan beberapa keluhan berikut:

  • Nyeri perut yang sangat hebat hingga mengganggu aktivitas
  • Demam tinggi
  • Perdarahan dari vagina di luar siklus menstruasi
  • Mual atau muntah terus-menerus
  • Keluar cairan tidak normal dari vagina
  • Nyeri hebat yang tidak membaik dengan istirahat

Saat melakukan hubungan intim, pastikan untuk menjaga komunikasi terbuka dengan pasangan serta melakukan pemanasan atau foreplay yang cukup untuk membantu mengurangi risiko nyeri setelah berhubungan. Selain itu, selalu perhatikan kebersihan area intim untuk mencegah infeksi.

Hanya saja, jika Anda sering mengalami sakit perut setelah berhubungan yang tidak biasa, nyeri sangat mengganggu dan berlangsung lama, atau Anda merasa khawatir dengan kondisi ini, sebaiknya konsultasikan ke dokter ya guna mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.