Schizoid adalah salah satu jenis gangguan kepribadian yang membuat penderitanya cenderung menarik diri dari hubungan sosial, sulit mengekspresikan emosi, serta lebih memilih untuk menyendiri. Kondisi ini umumnya muncul sejak remaja dan lebih sering ditemukan pada pria daripada wanita.
Gangguan kepribadian schizoid termasuk dalam kelompok cluster A, yaitu kelompok gangguan kepribadian dengan pola pikir dan perilaku yang dianggap aneh atau eksentrik. Meski sekilas mirip dengan gangguan kepribadian lain dalam kelompok yang sama, seperti schizotypal, schizoid memiliki karakteristik yang berbeda.
Penderita schizoid tidak memiliki keyakinan atau perilaku aneh seperti penderita schizotypal. Mereka lebih cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, sulit membangun hubungan dekat, serta tampak acuh terhadap orang di sekitarnya. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat berdampak pada kualitas hidup dan kemampuan sosial penderitanya.
Penyebab Schizoid
Penyebab pasti dari schizoid masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga berperan dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, antara lain:
- Faktor genetik, yaitu memiliki anggota keluarga yang menderita schizoid personality disorder, skizofrenia, atau gangguan kepribadian lainnya.
- Faktor lingkungan, seperti pengalaman masa kecil yang penuh penolakan, kurang kasih sayang, atau pengasuhan yang dingin dan tidak responsif secara emosional.
- Faktor biologis, yaitu ketidakseimbangan zat kimia otak (neurotransmitter), seperti dopamin, yang berperan dalam pengaturan emosi dan motivasi.
Kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan inilah yang kemungkinan besar memicu seseorang mengembangkan pola kepribadian schizoid.
Gejala Schizoid
Gejala schizoid umumnya muncul secara bertahap sejak masa remaja dan semakin jelas pada masa dewasa. Berikut tanda dan gejala yang dapat muncul:
- Tidak menginginkan atau menikmati hubungan dekat, bahkan dengan anggota keluarga.
- Memilih hobi, aktivitas, atau pekerjaan yang bersifat menyendiri.
- Memiliki sedikit atau tidak ada keinginan untuk melakukan aktivitas seksual.
- Jarang mengalami atau mengekspresikan emosi yang kuat, seperti rasa senang atau sedih.
- Tampak acuh tak acuh terhadap pujian maupun kritikan dari orang lain.
- Sulit merasakan kesenangan dari aktivitas sehari-hari.
- Terkesan dingin, datar, dan kurang ekspresif saat berinteraksi dengan orang lain.
Kapan harus ke dokter
Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan tanda-tanda schizoid, seperti menarik diri dari lingkungan sosial secara ekstrem atau tampak tidak memiliki emosi dalam hubungan pribadi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Untuk konsultasi yang aman dan nyaman, Anda dapat memanfaatkan layanan Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Melalui layanan ini, dokter dapat membantu menilai kondisi Anda serta memberikan saran penanganan awal yang sesuai.
Selain itu, bila dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut secara tatap muka, Anda juga dapat Book Appointment Dokter agar bisa bertemu langsung dengan psikiater di rumah sakit pilihan tanpa perlu antre lama. Dengan begitu, Anda dapat memperoleh penanganan secara tatap muka dengan lebih nyaman dan efisien.
Diagnosis Schizoid
Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan tanya jawab dengan pasien mengenai gejala, riwayat kesehatan, serta pola hubungan sosial pasien.
Selanjutnya, dokter akan menggunakan kriteria dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Diagnosis schizoid dapat ditegakkan jika pasien memiliki setidaknya 4 dari beberapa kriteria berikut ini:
- Tidak memiliki keinginan atau kenikmatan dalam hubungan dekat, termasuk dalam keluarga.
- Lebih memilih aktivitas soliter (menyendiri).
- Memiliki sedikit ketertarikan terhadap hubungan seksual.
- Menikmati sedikit hal atau aktivitas.
- Tidak memiliki teman dekat selain anggota keluarga inti.
- Tidak peduli terhadap pujian maupun kritik dari orang lain.
- Menunjukkan emosi yang datar dan tidak ekspresif.
Pengobatan Schizoid
Penanganan schizoid bertujuan untuk mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Ada dua metode untuk mengobati schizoid, yaitu:
Psikoterapi
Psikoterapi menjadi metode utama dalam menangani schizoid. Tujuan terapi adalah membantu penderita meningkatkan kemampuan sosial dan emosional.
Jenis terapi yang umum digunakan meliputi:
- Terapi perilaku kognitif, untuk membantu pasien mengenali pola pikir negatif dan mengubahnya menjadi lebih adaptif.
- Terapi psikodinamik, untuk menggali pengalaman masa lalu yang mungkin menjadi penyebab pola kepribadian tertutup.
- Terapi kelompok, untuk melatih kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan yang aman dan mendukung.
Obat-obatan
Selain menjalani psikoterapi, pasien mungkin akan diberikan obat-obatan bila mengalami gangguan lain. Beberapa obat yang akan diresepkan oleh dokter meliputi:
- Antidepresan, seperti sertraline dan fluoxetine bila pasien mengalami depresi atau kehilangan motivasi.
- Antiansietas, seperti clonazepam bila pasien juga mengalami kecemasan sosial atau rasa takut berinteraksi.
Komplikasi Schizoid
Tanpa penanganan yang tepat, schizoid dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
- Isolasi sosial kronis dan kesepian berkepanjangan.
- Gangguan kecemasan atau depresi akibat ketidakmampuan menjalin hubungan bermakna.
- Kesulitan dalam pekerjaan, terutama pada bidang yang memerlukan kerja tim atau komunikasi intensif.
- Risiko penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, sebagai pelarian dari rasa kesepian atau stres
Pencegahan Schizoid Personality Disorder
Hingga saat ini belum ada cara pasti untuk mencegah schizoid personality disorder. Namun, beberapa langkah berikut dapat membantu menurunkan risikonya:
- Memberikan kasih sayang dan perhatian yang konsisten sejak masa kanak-kanak.
- Membiasakan komunikasi terbuka dalam keluarga
- Mengajarkan anak untuk mengekspresikan emosi secara sehat.
Segera berkonsultasi dengan psikolog bila anak menunjukkan tanda-tanda menarik diri dari lingkungan sosial secara berlebihan.
