Pernah dengar flu babi Afrika? Penyakit ini memicu kekhawatiran banyak orang karena dianggap bisa membahayakan kesehatan. Lantas, bagaimana kebenaran informasi ini?

Flu babi Afrika tidaklah sama dengan flu babi. Flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) adalah virus yang menyerang hewan babi, baik babi hutan yang liar maupun babi lokal di peternakan. Flu ini berasal dari virus family Asfarviridae.

Sebelum Panik, Yuk, Ketahui Apa Itu Flu Babi Afrika - Alodokter

Sementara itu, flu babi merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza H1N1. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Apakah Flu Babi Afrika Berbahaya?

Kamu nggak perlu khawatir berlebihan, ya. Sebenarnya, flu babi Afrika tidak berbahaya untuk manusia, kok. Virus penyebab penyakit ini hanya menyerang babi. Mengonsumsi daging babi yang terserang virus ini juga tidak menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia.

Berdasarkan tingkat keparahan gejalanya, flu babi Afrika dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

Akut

Babi akan mengalami kehilangan nafsu makan, demam, lemah, lesu, serta mengalami perdarahan di dalam kulit telinga, perut, dan kaki. Selain itu, hewan berkaki empat ini juga dapat mengalami diare, muntah, keguguran, dan kematian dalam waktu kurang dari 20 hari.

Subakut dan kronis

Pada jenis flu babi ini, gejala yang muncul pada babi lebih ringan, dan risiko kematiannya juga lebih rendah, yaitu sekitar 30–70%.

Bisakah Flu Babi Afrika Dimusnahkan?

Saat ini, masih belum ada vaksin yang bisa menangkal virus flu babi Afrika. Satu-satunya cara untuk menurunkan risiko babi ternak tertular virus ini adalah dengan biosecurity atau keamanan biologi, yaitu dijauhkan dari sumber virus.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa pakan ternak, lingkungan, dan segala peralatan yang digunakan untuk memelihara babi tidak terkontaminasi oleh virus ini.

Meskipun mengonsumsi daging babi yang telah terpapar virus flu babi Afrika tidak menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, daging babi bisa saja mengandung bakteri, parasit, atau virus lainnya.

Oleh karena itu, olah daging hingga matang sebelum mengonsumsinya. Jika Anda mengonsumsi daging babi setengah matang, Anda berisiko tinggi terinfeksi cacing gelang yang menyebabkan trikinosis, atau cacing pita yang menyebabkan taeniasis dan cysticercosis.