Sindrom HELLP adalah kondisi berbahaya ketika ibu hamil mengalami gangguan pada sel darah merah, gangguan fungsi hati, dan rendahnya trombosit. Sindrom HELLP biasanya dialami ibu hamil usia di atas 34 tahun atau mempunyai riwayat preeklamsia.

Sindrom HELLP merupakan singkatan dari tiga kondisi utama yang terjadi pada penderitanya, yaitu pecahnya sel darah merah atau hemolisis (H), kerusakan hati atau elevated liver enzymes (EL), dan penurunan jumlah trombosit atau low platelets count (LP). Sindrom ini tergolong langka dan berbahaya baik bagi ibu hamil maupun janin.

Sindrom HELLP umumnya terjadi pada trimester ke-3 kehamilan. Namun, pada kasus yang jarang, sindrom HELLP dapat terjadi sebelum masuk trimester ke-3 atau bahkan dalam kurun waktu 48 jam hingga 1 minggu setelah melahirkan.

Penyebab Sindrom HELLP

Penyebab sindrom HELLP belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan bahwa sindrom HELLP dipicu oleh preeklamsia atau eklamsia. Pemicu lainnya adalah sindrom antifosfolipid, yaitu kondisi yang menyebabkan penggumpalan darah.

Sejumlah faktor berikut ini juga dapat meningkatkan risiko ibu hamil untuk menderita sindrom HELLP:

  • Menderita hipertensi
  • Berusia di atas 35 tahun
  • Mengalami obesitas
  • Memiliki riwayat preeklamsia atau eklamsia pada kehamilan sebelumnya
  • Menderita diabetes
  • Menderita penyakit ginjal

Gejala Sindrom HELLP

Tanda dan gejala yang umum terjadi pada sindrom HELLP meliputi:

  • Nyeri di perut bagian kanan atas
  • Kelelahan
  • Pembengkakan di bagian wajah atau lengan
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Mimisan

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas, terutama bila disertai dengan:

  • Sakit kepala berat
  • Penglihatan kabur
  • Nyeri perut parah
  • Sesak napas
  • Kejang

Gejala sindrom HELLP dapat menyerupai tanda umum pada kehamilan seperti sakit kepala, mual, dan nyeri badan. Oleh karena itu, kontrol kehamilan secara rutin perlu dilakukan agar dokter dapat segera mendeteksi dan memberikan penanganan jika sindrom HELLP terjadi.

Diagnosis Sindrom HELLP

Dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala yang dirasakan. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan memeriksa kondisi janin.

Untuk memastikan apakah pasien menderita sindrom HELLP, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Tes darah, untuk memeriksa sel darah merah, trombosit, dan fungsi hati
  • Tes urine, untuk memeriksa kadar protein di dalam urine, yang sering tinggi pada penderita sindrom HELLP
  • USG kandungan, untuk memeriksa kondisi janin
  • Cardiotocography (CTG), untuk memeriksa denyut jantung janin

Pengobatan Sindrom HELLP

Penanganan sindrom HELLP tergantung pada usia kehamilan dan keparahan gejala yang dialami pasien. Namun, pada dasarnya bayi harus segera dikeluarkan dari dalam kandungan agar nyawa ibu dan bayi terselamatkan.

Pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu, dokter akan fokus terhadap pematangan fungsi paru-paru pada janin. Selanjutnya, akan diputuskan apakah tindakan persalinan bisa dilakukan atau tidak.

Berikut ini adalah penanganan sindrom HELLP yang bisa diberikan oleh dokter, sebelum siapnya proses persalinan:

  • Istirahat total di rumah sakit, dengan diawasi secara berkala oleh dokter dan perawat
  • Pemantauan kondisi janin secara ketat
  • Transfusi darah yang diberikan saat jumlah sel darah merah berada di bawah normal
  • Pemberian obat-obatan, seperti kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru janin, obat antihipertensi, hingga obat antikejang seperti magnesium sulfat

Penderita sindrom HELLP akan diarahkan untuk menjalani persalinan secara normal, terutama pada pasien dengan serviks yang sehat dan usia kehamilan sudah mencapai 34 minggu. Operasi caesar akan dihindari karena berisiko menyebabkan pendarahan akibat jumlah trombosit yang terlalu rendah.

Komplikasi Sindrom HELLP

Sindrom HELLP yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi, seperti:

  • Stroke
  • Organ hati robek
  • Gagal ginjal akut
  • Edema paru (penumpukan cairan di paru-paru)
  • Perdarahan terus-menerus saat persalinan
  • Plasenta terlepas sebelum waktunya (solusio plasenta)
  • Kematian pada ibu atau bayi

Pencegahan Sindrom HELLP

Sindrom HELLP sulit dicegah, karena penyebabnya belum diketahui secara pasti. Cara terbaik yang bisa dilakukan adalah menjaga kesehatan sebelum dan selama kehamilan. Selain itu, ada upaya lain yang dapat dilakukan, seperti:

  • Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin
  • Memberitahu dokter jika pernah mengalami kehamilan berisiko tinggi, menderita sindrom HELLP, preeklamsia, atau hipertensi

Selain kontrol ke dokter, penting untuk menjaga pola hidup sehat agar tidak mengalami preeklamsia. Cara yang bisa dilakukan adalah:

  • Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas
  • Mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah
  • Berolahraga secara teratur
  • Beristirahat dan tidur yang cukup
  • Menerapkan pola makan rendah garam
  • Menghindari konsumsi kafein