Tes darah umumnya dilakukan dalam pemeriksaan kesehatan secara rutin atau dalam proses diagnosis suatu penyakit. Meski sama-sama menggunakan sampel darah, tetapi tes ini terbagi menjadi beberapa jenis dan setiap jenisnya memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Tes darah merupakan jenis pemeriksaan menggunakan sampel darah yang diambil melalui jari atau pembuluh darah di bagian tubuh tertentu, seperti lipatan siku maupun tangan.

Kenali Jenis dan Fungsi Tes Darah - Alodokter

Pada umumnya, tes darah dilakukan untuk memastikan suatu penyakit, mengevaluasi fungsi organ dan kondisi kesehatan tertentu, serta menentukan keberhasilan pengobatan.

Beragam Jenis Tes Darah yang Perlu Diketahui

Ada beragam jenis tes darah yang dapat disesuaikan dengan tujuan pemeriksaan. Berikut ini adalah jenis tes yang umumnya dilakukan dan perlu Anda ketahui:

1. Tes darah lengkap

Tes darah lengkap merupakan salah satu jenis pengambilan sampel darah yang sering dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan. Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya beberapa gangguan kesehatan, seperti anemia, infeksi, dan masalah pembekuan darah.

Pada tes darah lengkap, pemeriksaan dilakukan dengan mengevaluasi jumlah sel darah putih, kadar hemoglobin, hematokrit, dan trombosit dalam tubuh.

2. Tes C-reactive protein (CRP)

CRP sebenarnya adalah protein yang diproduksi oleh hati sebagai respons terhadap adanya peradangan pada tubuh. Bila hasil tes menunjukkan adanya peningkatan kadar CRP, maka peradangan sedang terjadi di bagian tubuh tertentu.

3. Laju endap darah

Pengendapan darah dapat menjadi petunjuk adanya peradangan dalam tubuh. Tes laju endap darah dilakukan dengan mengukur berapa lama waktu yang diperlukan sel darah merah untuk mengendap ke dasar tabung pemeriksaan.

Semakin cepat sel darah merah mengendap, kemungkinan Anda mengalami peradangan juga semakin tinggi. Jenis tes darah ini biasanya dilakukan untuk memastikan adanya beberapa kondisi, seperti endokarditis, radang sendi, radang pembuluh darah, penyakit Crohn, maupun penyakit autoimun.

4. Tes elektrolit

Tes darah dapat dilakukan untuk mengukur kadar elektrolit dalam tubuh. Pada kondisi medis tertentu, seperti dehidrasi, diabetes, gagal ginjal, penyakit hati, dan gangguan jantung, perubahan kadar elektrolit dalam tubuh bisa saja terjadi.

Tes darah ini juga dapat dilakukan untuk menilai keberhasilan pengobatan untuk gangguan elektrolit.

5. Tes koagulasi

Tes koagulasi bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan pada proses penggumpalan darah atau koagulasi. Bila hasil tes darah menunjukkan adanya peningkatan waktu koagulasi, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya kelainan perdarahan, seperti penyakit von Willebrand atau hemofilia.

6. Tes fungsi tiroid

Dokter bisa merekomendasikan tes fungsi tiroid jika dicurigai adanya kondisi medis yang memengaruhi hormon tiroid, seperti hipertiroid atau hipotiroid.

Tes darah untuk mengetahui fungsi tiroid dilakukan dengan melihat kadar hormon tiroid, triidotironin (T3) dan tiroksin (T4), serta hormon pemicu tiroid (thyroid stimulating hormone/TSH) pada tubuh.

7. Tes enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)

Tes darah dengan metode ELISA atau EIA, merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi antibodi dalam darah, yang muncul akibat adanya respons terhadap infeksi.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mendiagnosis beberapa penyakit seperti, seperti HIV/AIDS, toksoplasmosis, dan virus Zika.

8. Analisa gas darah

Analisa gas darah merupakan jenis tes darah yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat keasaman (pH) darah dan kadar gas dalam darah, seperti oksigen dan karbon dioksida.

Tes darah ini dilakukan untuk meninjau gangguan keseimbangan asam basa tubuh seperti asidosis dan alkalosis, mengevaluasi fungsi paru, menilai keberhasilan terapi penyakit paru, serta memastikan sumber ketidakseimbangan asam basa yang terjadi sekaligus memantau keberhasilan terapi oksigen yang diberikan.

9. Tes darah untuk meninjau risiko penyakit jantung

Tes darah ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan kolesterol total, kolesterol baik (HDL), kolesterol jahat (LDL), dan lemak dalam darah (trigliserida).

Adanya kelainan pada hasil pemeriksaan tes ini dapat meningkatan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.

Selain beberapa jenis tes darah di atas, masih ada beberapa prosedur lainnya seperti tes genetik atau kromosom, tes golongan darah, tes kanker atau tumor marker, tes fungsi hati dan ginjal, serta pengecekan glukosa.

Langkah-Langkah Pengambilan Sampel Darah

Sebelum mengambil sampel darah, dokter akan memberikan instruksi sesuai jenis pemeriksaan tes darah yang dilakukan. Beberapa pemeriksaan mewajibkan Anda untuk puasa atau tidak makan selama 9–12 jam, serta menghentikan konsumsi obat-obatan dan suplemen tertentu.

Pastikan Anda selalu mengikuti anjuran dokter sebelum pemeriksaan, karena dapat memengaruhi keakuratan hasil tes darah Anda. Berikut ini adalah langkah-langkah pengambilan sampel darah untuk tes darah:

  • Mengikat lengan dengan pengikat lengan untuk memperlambat aliran darah, sehingga pembuluh vena lebih terlihat jelas dan sampel darah mudah diambil
  • Membersihkan area pengambilan sampel dengan tisu atau kapas alkohol
  • Menusukkan jarum suntik untuk mengambil sampel darah
  • Memasukkan sampel darah yang diambil ke tabung khusus untuk kemudian diperiksa di laboratorium
  • Melepas ikatan pada lengan dan menekan bekas suntikan, lalu menutupnya dengan plester

Prosedur pengambilan darah biasanya berlangsung selama 5–10 menit, tergantung lokasi pembuluh vena yang mudah terlihat atau tidak.

Meski tes darah dapat dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan atau penyakit yang sedang Anda alami, selalu konsultasikan ke dokter mengenai keluhan yang Anda rasakan agar dokter dapat memberikan arahan tes serta pengobatan yang sesuai.