Penyakit kelenjar tiroid terjadi ketika fungsi kelenjar penghasil hormon tiroid ini terganggu. Kondisi tersebut bisa berdampak pada terganggunya metabolisme, kerja jantung, dan mekanisme tubuh lainnya. Untuk mewaspadai dan mencegahnya, kenali dulu berbagai jenis penyakit kelenjar tiroid.  

Kelenjar tiroid terletak di leher bagian bawah dan berperan dalam menghasilkan hormon tiroid. Selain mengatur irama dan detak jantung, kehadiran hormon ini juga penting dalam membantu pengaturan tekanan darah, suhu tubuh, dan proses mengubah makanan menjadi energi.

Kenali 4 Jenis Penyakit Kelenjar Tiroid yang Perlu Diwaspadai - Alodokter

Bila kelenjar tiroid mengalami gangguan, produksi hormon tiroid pun akan terganggu. Gangguan ini bisa menyebabkan kadar hormon tiroid meningkat terlalu tinggi (hipertiroidisme) atau justru berkurang secara drastis (hipotiroidisme). Kedua kondisi tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan dan perlu diwaspadai.

Mengenal Penyakit Kelenjar Tiroid yang Dapat Terjadi

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa terjadi pada kelenjar tiroid dan penting untuk Anda kenali:

1. Penyakit Hashimoto

Penyakit Hashimoto merupakan salah satu penyebab terjadiya kekurangan hormon tiroid dalam tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh yang sehat.

Pada penyakit Hashimoto, sistem kekebalan tubuh akan menyerang kelenjar tiroid sehingga kelenjar ini tidak mampu menghasilkan hormon tiroid dengan jumlah yang mencukupi.

Pada tahap awal, penderita penyakit Hashimoto tidak akan merasakan gejala apa pun. Namun, bila dibiarkan tanpa penanganan, penyakit kelenjar tiroid ini bisa menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid dan gejala lainnya, seperti:

  • Mudah lelah
  • Tidak tahan dingin
  • Kenaikan berat badan
  • Wajah bengkak
  • Kulit dan rambut kering serta rambut rontok
  • Nyeri otot dan tulang
  • Gangguan menstruasi

2. Penyakit Grave

Penyakit Grave juga merupakan penyakit autoimun pada kelenjar tiroid. Jika penyakit Hashimoto menyebabkan hipotiroidisme, maka penyakit Grave menimbulkan hipertiroidisme. Penyakit Grave bisa terjadi pada siapa saja, tetapi umumnya lebih sering terjadi pada wanita berusia 30–50 tahun.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Grave, di antaranya faktor turunan, kebiasaan merokok, kehamilan, stres berat, serta kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin D dan vitamin B12.

Penyakit Grave bisa menimbulkan pembesaran kelenjar tiroid serta gejala lain, seperti mudah lelah, tremor atau tubuh gemetaran, keringat berlebih, dada berdebar, mudah lapar, berkurangnya berat badan, hingga sering cemas dan susah tidur.

Selain itu, penyakit tiroid ini juga bisa menyebabkan mata tampak membesar dan menonjol disertai gangguan penglihatan serta gangguan pada kulit, yaitu kulit menjadi kemerahan dan menebal.

3. Struma

Gondok atau struma adalah kondisi ketika kelenjar tiroid mengalami pembesaran, tapi bukan karena kanker. Salah satu penyebab utama pembesaran kelenjar tiroid adalah kekurangan yodium.

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang rentan mengalami gondok, di antaranya faktor keturunan atau riwayat gondok di keluarga, kekurangan asupan yodium, sering terpapar radiasi, kehamilan, dan efek samping obat-obatan tertentu.

Saat pembesaran gondok masih ringan, penderitanya terkadang tidak akan merasakan gejala apa pun atau tidak menyadari bahwa kelenjar tiroidnya membesar.

Namun, ketika semakin besar, gondok akan menimbulkan benjolan di leher yang bisa disertai gejala lain, seperti susah bernapas, sulit menelan, batuk, atau suara serak.

4. Nodul tiroid

Nodul tiroid terjadi ketika ada benjolan pada kelenjar tiroid dan penyebabnya belum diketahui secara pasti. Terbentuknya benjolan karena nodul tiroid biasanya terjadi karena kekurangan yodium atau penyakit Hashimoto.

Namun, terkadang nodul tiroid juga bisa disebabkan oleh tumor jinak di kelenjar tiroid atau bahkan kanker.

Kebanyakan nodul tiroid tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, jika tumbuh cukup besar, gejala yang muncul bisa berupa sulit bernapas, sulit menelan, atau nyeri.

Pada kasus tertentu, nodul tiroid bisa juga menyebabkan produksi hormon tiroid meningkat. Hal ini bisa menimbulkan gejala berupa detak jantung dan denyut nadi menjadi lebih cepat, nafsu makan meningkat, tubuh gemetaran, sering gelisah, dan penurunan berat badan.

Namun, jika kemunculan nodul diakibatkan oleh penyakit Hashimoto, penderitanya bisa mengalami gejala hipotiroidisme, yaitu kelelahan, berat badan naik, tidak tahan dingin, wajah bengkak, atau kulit kering.

Karena penyakit pada kelenjar tiroid bisa bermacam-macam dan gejalanya juga bervariasi, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami gejala penyakit tiroid.

Umumnya, untuk memastikan diagnosis dan menentukan penyebab kelainan tiroid yang Anda alami, dokter bisa melakukan pemeriksaan fisik disertai tes penunjang, seperti tes darah untuk melihat kadar hormon tiroid, USG kelenjar tiroid, thyroid scan, biopsi, dan pemeriksaan radioaktif dengan yodium.

Bila Anda terdiagnosis menderita gangguan kelenjar tiroid, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan jenis penyakit kelenjar tiroid yang Anda alami.

Sebagai contoh, untuk mengobati hipertiroidisme, dokter bisa memberikan obat golongan penghambat beta atau obat antitiroid, sedangkan pada kasus hipotiroidisme, dokter bisa memberikan obat-obatan untuk meningkatkan hormon tiroid.

Jika pengobatan tidak berhasil, dokter bisa menyarankan metode lain, seperti terapi iodine radioaktif atau operasi.

Penyakit kelenjar tiroid, terutama yang tidak ditangani dengan tepat atau sudah parah, bisa berisiko menimbulkan berbagai komplikasi yang berbahaya, seperti krisis tiroid, koma miksedema, hingga gangguan irama jantung atau aritmia.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala penyakit kelenjar tiroid seperti yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.