CRP adalah protein yang diproduksi oleh organ hati sebagai respons terhadap peradangan di tubuh. Orang sehat umumnya memiliki kadar CRP yang rendah. Sebaliknya, kadar CRP yang tinggi bisa menjadi pertanda adanya penyakit atau infeksi di dalam tubuh. 

Kadar CRP atau C-reactive protein di dalam darah dapat diperiksa dengan pemeriksaan CRP. Pemeriksaan ini telah banyak digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang berhubungan dengan peradangan.

Seputar Pemeriksaan CRP dan Manfaatnya - Alodokter

Peradangan merupakan respons kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu atau luka. Ada berbagai kondisi atau penyakit yang dapat menimbulkan peradangan, antara lain infeksi, penyakit kardiovaskular, penyakit autoimun, hingga kanker.

Cara Melakukan Pemeriksaan CRP

Pemeriksaan CRP membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena. Sebelum menyuntikkan jarum untuk mengambil darah, petugas medis akan membersihkan kulit di sekitar siku lengan bagian dalam dengan antiseptik.

Selanjutnya, jarum kecil akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena untuk proses pengambilan darah. Darah yang telah diambil akan dimasukkan ke dalam wadah penyimpan darah khusus.

Setelah sampel darah selesai diambil, petugas medis akan membersihkan lokasi tusukan jarum dengan kapas yang sudah diberikan alkohol, lalu menutupnya dengan plester.

Sampel darah kemudian diamati di laboratorium untuk melalui proses analisis kadar CRP.

Hasil Pemeriksaan CRP

Protein C-reaktif diukur dalam satuan miligram per liter darah (mg/L). Berikut ini adalah interpretasi dari setiap nilai CRP:

CRP kurang dari 0,3 mg/L

Nilai CRP tersebut merupakan nilai CRP normal. Kadar CRP kurang dari 0,3 mg/L umum ditemukan pada orang sehat.

CRP 0,3–1,0 mg/L

Secara umum, nilai CRP tersebut masih tergolong normal. Jika Anda memiliki nilai CRP 0,3–1,0 mg/L dan tidak merasakan gejala apa pun, hasil pemeriksaan bisa jadi menandakan bahwa kondisi Anda sehat.

Meski demikian, peningkatan CRP yang tergolong ringan terkadang juga bisa menunjukkan adanya peningkatan risiko untuk terkena penyakit kardiovaskular.

Selain itu, nilai CRP dalam rentang tersebut juga bisa terjadi pada orang yang sedang terkena flu, radang gusi, atau periodontitis. Kadar CRP yang sedikit meningkat pun bisa dialami oleh penderita diabetes, depresi, atau obesitas.

CRP 1,0–10 mg/L

Nilai CRP ini juga bisa menjadi indikasi adanya risiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.

Selain itu, peradangan akibat pankreatitis, bronkitis, kanker, serta penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus, juga umumnya ditandai dengan nilai CRP yang meningkat hingga lebih dari 3 mg/L.

CRP di atas 10 mg/L

Nilai CRP di atas 10 mg/L menandakan adanya peradangan atau kondisi serius yang terjadi di dalam tubuh. Kadar CRP yang meningkat hingga lebih dari 10 mg/L bisa jadi disebabkan oleh beberapa kondisi berikut ini:

  • Infeksi berat, misalnya sepsis, meningitis, pneumonia, peritonitis, dan osteomielitis
  • Tuberkulosis
  • Radang usus
  • Radang panggul
  • Gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus
  • Demam rematik
  • Usus buntu
  • Kanker

Selain berbagai kondisi di atas, peningkatan kadar CRP juga bisa terjadi pada pasien yang baru menjalani operasi, perokok berat, dan wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal.

Kadar CRP yang tinggi memang menandakan bahwa tubuh sedang mengalami peradangan. Namun, pemeriksaan CRP tidak bisa menunjukkan penyebab atau lokasi peradangan di tubuh.

Oleh karena itu, untuk memastikan diagnosis dan menentukan penyebab meningkatnya kadar CRP di tubuh Anda, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang lain, seperti tes darah lengkap, tes urine, pemeriksaan antibodi, dan pemeriksaan radiologi, misalnya USG, foto Rontgen, CT scan, atau MRI.

Pemeriksaan untuk mengukur kadar CRP bisa dilakukan sebagai bagian dari medical check-up rutin atau ketika Anda merasakan gejala tertentu, seperti demam, nyeri, bengkak-bengkak di tubuh, atau penurunan kesadaran.

Selain itu, pemeriksaan tersebut juga bisa dilakukan oleh dokter untuk mengevaluasi kondisi seseorang yang memiliki penyakit penyerta sebelumnya, misalnya HIV, diabetes, dan penyakit ginjal.

Hasil pemeriksaan CRP yang rendah umumnya menandakan bahwa kondisi tubuh Anda sehat. Namun, jika hasil pemeriksaan CRP Anda tinggi, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya peningkatan kadar CRP tersebut.

Hal ini juga penting dilakukan agar dokter dapat melakukan pemeriksaan lain dan memberikan penanganan yang tepat sesuai penyakit Anda.