Superiority complex adalah perilaku seseorang yang sangat percaya bahwa dirinya lebih unggul dari orang di sekitarnya. Tidak jarang, orang dengan perilaku ini bersikap sombong hingga merendahkan orang lain. Padahal, hal yang dibanggakannya tidak sesuai dengan kenyataan.

Bangga terhadap diri sendiri atas suatu pencapaian memang patut dilakukan. Percaya diri karena memiliki bakat tertentu juga hal yang baik. Namun, orang dengan karakter superiority complex justru sebaliknya. Orang tersebut justru merasa bangga pada dirinya secara berlebihan di saat ia tidak memiliki pencapaian apa pun.

Superiority Complex, Saat Seseorang Merasa Dirinya Paling Unggul - Alodokter

Superiority complex pertama kali dijelaskan oleh seorang psikolog bernama Alfred Adler. Menurutnya, perilaku superiority complex sebenarnya hanyalah mekanisme pertahanan seseorang untuk menyembunyikan rasa rendah diri.

Boleh dibilang orang dengan superiority complex sering bersikap sombong pada orang di sekitarnya dan menganggap orang lain tidak berharga hanya untuk menutupi kekurangan atau kegagalannya.

Mengenal Ciri-Ciri Superiority Complex

Untuk memahami lebih dalam, berikut ini adalah ciri-ciri superiority complex yang perlu diketahui:

1. Menilai harga dirinya paling tinggi

Orang dengan superiority complex benar-benar menilai dirinya lebih tinggi, lebih berharga, atau lebih sukses dibandingkan orang lain di sekitarnya. Sikapnya ini tanpa disadari merupakan hasil dari perasaan rendah diri yang mendalam, bukan karena kesuksesan yang nyata.

2. Melebih-lebihkan kemampuan yang dimiliki

Selalu menceritakan kemampuannya secara berlebihan dan terus-menerus juga menjadi tanda orang dengan superiority complex. Contohnya, ia akan bicara bohong tentang keahlian tertentu dan membandingkan dirinya dengan orang lain agar terlihat lebih berprestasi daripada rekan-rekannya.

3. Bersikap sombong dan merendahkan orang lain

Orang dengan karakter superiority complex pada dasarnya memiliki opini berlebihan tentang dirinya sendiri, sehingga ia yakin bahwa kemampuannya melampaui orang lain.

Karena pemikirannya tersebut, orang yang memiliki superiority complex tidak segan untuk bersikap sombong, bahkan merendahkan orang lain. Tanpa disadari sikapnya ini sebenarnya menjadi cara ia untuk menutupi kekurangan atau ketidakmampuannya.

4. Enggan mendengarkan pendapat orang lain

Pada perilaku superiority complex, seseorang juga cenderung tidak ingin mendengar pendapat atau kontribusi orang lain. Ia juga tidak peduli tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. Hal yang penting baginya adalah fakta bahwa ia lebih unggul dari orang di sekitarnya.

5. Mengabaikan orang lain yang memiliki kemampuan lebih baik

Orang dengan superiority complex juga biasanya mengabaikan, merendahkan, bahkan tidak ragu melakukan bullying ke orang lain yang memiliki kemampuan lebih baik dari dirinya.

Ia juga cenderung memberikan reaksi berlebihan pada situasi ketika ia merasa insecure dengan kemampuannya dan hanya ingin terlibat dalam situasi yang ia merasa unggul.

Penyebab dan Cara Mengatasi Superiority Complex

Saat ini, memang tidak ada diagnosis kesehatan mental yang resmi untuk kasus superiority complex. Penyebabnya pun belum bisa dipastikan.

Namun, superiority complex diduga muncul akibat dari banyak kegagalan yang dilalui oleh seseorang. Orang tersebut berusaha mencapai sesuatu yang diinginkan, tetapi tidak kunjung berhasil. Ia justru mengatasi tekanan dari kegagalan tersebut dengan menyombongkan diri dan berpura-pura lebih baik dari orang lain.

Perilaku ini bisa dimulai sejak usia dini. Misalnya, saat seorang anak menghadapi tantangan di sekolah, lalu ia menutupi rasa tidak mampunya dengan melebih-lebihkan kekuatannya. Di sinilah superiority complex bisa berkembang hingga dewasa.

Jika Anda atau orang terdekat memiliki sikap yang mirip dengan superiority complex, sebaiknya jangan dulu menghakiminya secara sepihak. Lebih baik, cobalah perbaiki sikap secara perlahan dengan beberapa cara berikut ini:

  • Jujurlah dengan diri sendiri tentang kemampuan dan pencapaian yang ada, kemudian berlatih untuk mengomunikasikannya dengan orang lain tanpa melebih-lebihkan hal tersebut.
  • Belajar menerima ketidaksempurnaan diri sendiri. Pahami bahwa memiliki kekurangan atau kegagalan bukan berarti mengurangi nilai Anda sebagai manusia.
  • Jangan membandingkan kesuksesan orang lain dengan diri sendiri. Jika orang lain mampu atau sukses dalam suatu hal, cobalah untuk mengakuinya tanpa merasa buruk tentang diri sendiri.
  • Pahamilah bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Daripada fokus dengan kekurangan diri sendiri, lebih baik coba gali lebih dalam kelebihan yang dimiliki.
  • Sadarilah bahwa perkataan dan perlakuan Anda yang merendahkan orang lain bisa menimbulkan sakit hati, bahkan dendam yang tak berujung.

Sikap terlalu percaya diri dan sombong pada superiority complex bisa membuat orang lain menjauh. Akibatnya, orang dengan karakter ini sulit bersosialisasi atau menjalani hubungan asmara. Bahkan, perilaku superiority complex juga mempersulit seseorang untuk mengenali dirinya sendiri.

Perlu diketahui orang dengan superiority complex biasanya mengalami kondisi kesehatan mental lain, seperti gangguan kecemasan atau depresi. Oleh karena itu, bila Anda merasa memiliki karakter superiority complex, tidak ada salahnya mencari bantuan ke psikolog.