Virus Marburg masih satu keluarga dengan virus penyebab Ebola dan gejalanya hampir serupa dengan demam berdarah. Meski belum ada di Indonesia, penyakit ini tetap harus diwaspadai karena bisa menyebabkan kematian.

Sesuai namanya, virus Marburg pertama kali ditemukan di kota Marburg, Jerman, pada tahun 1967. Namun, virus ini telah menyebar ke beberapa daerah di benua Afrika, termasuk Guinea, Angola, Kongo, dan Uganda.

Virus Marburg, Kenali Gejala dan Cara Penularannya - Alodokter

Tidak hanya di Afrika, kasus penyakit virus Marburg juga telah ditemukan di benua lain, seperti Amerika dan Eropa. Setelah sekian lama terkendali, pada awal tahun 2023, kembali dilaporkan adanya wabah penyakit virus Marburg di Guinea, Afrika Barat.

Penularan virus Marburg dapat terjadi melalui perantara hewan maupun antarmanusia. Orang yang berisiko tinggi terkena virus Marburg adalah keluarga atau petugas medis yang merawat penderita penyakit tersebut tanpa menerapkan protokol pencegahan dan pengendalian infeksi yang ketat.

Risiko terserang penyakit virus Marburg juga meningkat pada orang yang melakukan perjalanan ke daerah dengan kasus penyakit Marburg yang tinggi atau memiliki kontak dengan kelelawar di negara endemik.

Penularan Virus Marburg di Dunia

Awalnya, penyakit virus Marburg terjadi pada manusia akibat terkena cairan dari kelelawar yang telah terinfeksi secara berulang kali atau dalam jangka waktu lama.

Virus Marburg menyebar dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia melalui sentuhan dengan darah dan cairan tubuh lainnya yang terinfeksi, seperti:

  • Air liur
  • Keringat
  • Bekas muntahan
  • ASI
  • Sperma
  • Tinja
  • Urine

Virus Marburg dapat masuk melalui kulit yang terluka, mata, hidung, atau mulut. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui permukaan atau benda yang telah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi.

Bahkan, penularan virus Marburg tidak hanya dari manusia yang masih hidup, tetapi juga yang sudah meninggal. Orang yang terinfeksi tetap bisa menularkan virus Marburg selama darah mereka mengandung virus.

Hingga saat ini, infeksi virus Marburg di Indonesia dan negara sekitarnya belum terdeteksi. Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk mengenali dahulu apa saja tanda dan cara mencegah penyakit tersebut.

Kenali Gejala Penyakit Virus Marburg

Gejala penyakit virus Marburg umumnya muncul sekitar 2—21 hari setelah seseorang terpapar virus Marburg. Berikut ini adalah beberapa gejala awal yang umumnya muncul:

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala parah
  • Tidak enak badan
  • Nyeri otot

Setelah gejala awal muncul, biasanya di hari ke-3, orang yang terinfeksi virus Marburg bisa mengalami gejala berupa:

  • Diare yang menetap lama
  • Nyeri perut
  • Mual dan muntah
  • Kemerahan di kulit yang tidak gatal
  • Mata cekung
  • Badan sangat lemas
  • Gelisah

Gejala berat umumnya terlihat pada hari ke-5 dan ke-7. Pada fase ini, orang yang terinfeksi virus Marburg bisa mengalami perdarahan, misalnya mimisan, gusi berdarah, atau haid yang deras. Selain itu, darah juga bisa terlihat di muntah atau tinja.

Penyakit virus Marburg memang cepat menular dan bisa mematikan, khususnya bila gejalanya berupa dehidrasi berat, perdarahan terus-menerus, dan syok yang telat ditangani secara tepat.

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan antivirus untuk menangani penyakit virus Marburg. Untuk sementara, obat yang diberikan bertujuan untuk meringankan gejalanya, seperti cairan oralit untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare berulang atau cairan infus.

Sebagai upaya antisipasi, ada beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit virus Marburg, yaitu:

  • Hindari bersentuhan dengan badan atau cairan dari kelelawar.
  • Jangan mengonsumsi daging kelelawar, khususnya di daerah dengan kasus virus Marburg.
  • Hindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi virus Marburg.
  • Cuci tangan secara rutin, terutama bila hendak menyentuh wajah, selesai buang air kecil atau buang air besar, dan sebelum makan.
  • Jika memungkinkan, tunda dulu perjalanan ke wilayah yang sedang terjadi wabah.

Virus Marburg memang belum terbukti ada di Indonesia, tetapi bukan berarti kita harus menyepelekan kesehatan. Teruslah jaga kesehatan agar selalu terhindar dari beragam penyakit. Jika Anda masih bingung dan memiliki pertanyaan seputar virus Marburg, jangan ragu konsultasikan ke dokter.