Shaken baby syndrome adalah kondisi serius yang bisa terjadi ketika bayi diguncang terlalu keras, misalnya saat orang tua berusaha menenangkannya saat menangis. Tanpa disadari, mengayun-ayunkan bayi dengan keras justru dapat menyebabkan cedera serius pada otak. 

Shaken baby syndrome merupakan sekumpulan gejala yang terjadi ketika bayi mendapatkan guncangan terlalu keras pada kepala. Sekumpulan gejala yang bisa terjadi akibat sindrom ini adalah perdarahan retina mata, pendarahan otak, dan pembengkakan otak.

Waspadai Shaken Baby Syndrome Saat Menenangkan Bayi - Alodokter

Usaha menenangkan bayi dengan mengguncangnya terlalu keras atau mengajaknya ke aktivitas dengan guncangan ekstrem, seperti menaiki jet ski, dapat secara tidak sengaja meningkatkan risiko terjadinya shaken baby syndrome

Padahal, dampaknya bisa sangat serius, termasuk risiko cedera otak permanen atau kematian. Inilah alasan kenapa Bunda, Ayah, keluarga, atau pengasuh Si Kecil perlu tahu tentang kondisi ini guna mengantisipasinya.

Bagaimana Shaken Baby Syndrome Terjadi?

Bayi memiliki otak yang masih lunak, pembuluh darah yang tipis, dan otot leher yang lemah.

Ketika mendapatkan guncangan yang kuat, misalnya saat bayi diayun terlalu keras atau dilempar ke udara dalam permainan, otot lehernya yang masih lemah belum mampu menahan kepala dengan baik.

Hal tersebut bisa menyebabkan otak bayi terguncang di dalam tempurung kepala. Otak juga bisa bergeser dan mengalami robekan saraf. Selain itu, pembuluh darah di dalam maupun di sekitar otak, termasuk di mata, juga bisa mengalami robekan dan perdarahan.

Gejala shaken baby syndrome dapat berkisar dari yang ringan hingga berat, seperti bayi menjadi rewel, lemas, muntah, sulit bernapas, kejang, atau kehilangan kesadaran. Jika cedera otak yang terjadi tidak begitu parah, gejala yang muncul bisa berupa:

  • Rewel
  • Terlihat lemas dan mengantuk setiap saat
  • Gangguan bernapas
  • Muntah
  • Kulit pucat atau kebiruan
  • Tidak nafsu makan
  • Tremor

Segera bawa bayi ke IGD atau dokter terdekat untuk mendapatkan pertolongan jika ia mengalami gejala di atas. Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh, karena jika cedera otak yang terjadi tergolong berat, bisa saja berakibat fatal.

Bayi juga mungkin dapat mengalami kerusakan otak permanen dengan efek jangka panjang, mulai dari gangguan penglihatan dan pendengaran, keterlambatan pada proses tumbuh kembang, hingga kesulitan untuk belajar.

Tips Menenangkan Bayi dengan Aman

Berikut ini adalah tips yang bisa orang tua atau pengasuh lakukan untuk menghindari risiko shaken baby syndrome saat mencoba menenangkan bayi yang menangis:

  • Gendong bayi dengan penuh kasih, sembari mengusap-usap punggungnya dengan lembut.
  • Bedong bayi jika usianya belum 2 bulan, agar ia merasa lebih nyaman. Namun, pastikan tidak membedong bayi terlalu kencang.
  • Nyanyikan lagu untuknya.
  • Nyalakan suara yang menenangkan, misalnya suara rekaman detak jantung.
  • Berikan empeng.
  • Lakukan metode skin to skin.

Shaken Baby Syndrome dapat terjadi jika orang tua mengguncang tubuh bayi karena panik saat menenangkan tangisannya. Oleh karena itu, selama menenangkan bayi, orang tua sebaiknya tetap tenang dan tidak panik. 

Jangan biarkan tangisan Si Kecil yang tidak kunjung berhenti membuat stres hingga akhirnya mengguncangnya. Ingat, bisa saja ia sedang berada dalam fase purple crying, dan mengguncang bayi sama sekali bukanlah solusi.

Bila dibutuhkan, mintalah bantuan keluarga untuk meredakan tangisan Si Kecil sembari Anda menenangkan diri. Namun, jika bayi tetap menangis kencang, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER