Masa pemulihan pascaoperasi usus buntu biasanya berlangsung selama beberapa minggu. Pada masa ini, Anda dianjurkan untuk mengurangi aktivitas dan merawat luka operasi dengan baik. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan, sehingga Anda bisa kembali beraktivitas normal.
Radang usus buntu adalah kondisi yang disebabkan oleh infeksi dan ditandai dengan terbentuknya nanah di usus buntu (apendiks). Nanah yang menumpuk dapat menyebar ke organ lain dan menyebabkan komplikasi, seperti peritonitis, apabila tidak segera ditangani.
Jenis-Jenis Operasi Usus Buntu
Langkah penanganan utama terhadap kondisi ini adalah dengan operasi usus buntu atau apendektomi. Operasi ini dilakukan dengan mengangkat usus buntu yang telah terinfeksi. Pada kasus tertentu, operasi perlu segera dilakukan sebelum usus buntu pecah dan menimbulkan masalah lain yang lebih serius.
Terdapat 2 metode operasi yang bisa diterapkan, yaitu:
Operasi laparoskopi
Operasi laparoskopi dilakukan dengan membuat 1–3 sayatan kecil di perut bagian kanan bawah. Setelah sayatan dibuat, dokter akan memasukkan sebuah alat yang bernama laparoskop ke dalam lubang sayatan guna memantau kondisi usus dan rongga perut, serta mengangkat jaringan usus buntu.
Operasi terbuka
Operasi terbuka dilakukan dengan membuat sayatan di perut bagian kanan bawah sepanjang 2–4 inci. Selanjutnya, dokter akan mengangkat jaringan usus buntu melalui sayatan tersebut, kemudian ditutup dengan jahitan.
Pemulihan Pascaoperasi Usus Buntu
Lamanya pemulihan pascaoperasi usus buntu umumnya bervariasi, tergantung metode operasi yang dipilih, jenis anestesi yang digunakan, serta ada atau tidaknya komplikasi pascaoperasi.
Meski demikian, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mempercepat proses pemulihan pascaoperasi usus buntu:
- Cukupi waktu istirahat.
- Perbanyak minum air putih untuk mencegah sembelit pascaoperasi usus buntu.
- Hindari aktivitas berat selama 10–14 hari setelah operasi usus buntu.
- Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat dan memiliki permukaan kasar.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat luka operasi
- Jaga selalu kebersihan diri, terutama di area sekitar bekas luka operasi usus buntu. Pastikan agar luka jahitan selalu dalam keadaan kering.
Luka sayatan setelah operasi dapat menimbulkan rasa sakit, terutama saat terlalu lama berdiri. Dokter akan memberikan obat penahan rasa sakit untuk meringankan rasa nyeri yang muncul dan antibiotik untuk mencegah infeksi pada luka operasi.
Selain itu, Anda juga harus lebih waspada dan memperhatikan tanda-tanda infeksi yang mungkin terjadi pada luka operasi. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala, seperti:
- Demam
- Muntah
- Pembengkakan, perdarahan, atau keluar cairan pada luka operasi
- Nyeri yang tak kunjung hilang di bagian luka operasi
- Hilangnya nafsu makan atau tidak dapat makan dan minum
- Batuk berkelanjutan, sulit bernapas, atau sesak napas
- Kram atau pembengkakan di bagian perut
- Diare atau sembelit yang berlangsung selama lebih dari 3 hari
Komplikasi Pascaoperasi Usus Buntu
Sama seperti prosedur medis lainnya, ada efek samping yang mungkin terjadi pasca operasi usus buntu. Berikut ini adalah beberapa efek samping yang bisa terjadi:
1. Infeksi pada luka
Luka operasi yang mengalami infeksi umumnya ditandai dengan munculnya nanah atau kulit di area luka menjadi kemerahan, membengkak, dan terasa nyeri. Kondisi ini perlu segera ditangani, terlebih jika gejala tersebut juga disertai demam.
2. Penumpukan nanah (abses)
Nanah umumnya terbentuk saat tubuh mencoba untuk mengendalikan infeksi. Hal ini ditandai dengan munculnya benjolan menyakitkan yang dapat membuat penderitanya merasa tidak enak badan.
Pada kondisi usus buntu, nanah dapat terbentuk di daerah usus buntu yang telah dibuang atau pada luka sayatan. Abses dapat diobati dengan mengonsumsi antibiotik. Namun, pada sebagian besar kasus, nanah perlu dikeringkan.
3. Ileus
Ileus merupakan gangguan pada gerakan usus yang disebabkan oleh berbagai faktor. Ileus dapat terjadi setelah menjalani prosedur operasi di bagian perut, termasuk operasi usus buntu. Beberapa gejala ileus, yaitu perut kembung, nyeri, mual, tidak nafsu makan, dan sulit untuk buang angin atau buang air besar.
4. Perlengketan usus
Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pascaoperasi usus buntu adalah terbentuknya adhesi atau perlengketan usus dengan bagian usus lain, rongga perut, atau organ tertentu, seperti hati dan rahim.
Kondisi ini kadang tidak bergejala atau menimbulkan gejala spesifik. Gejala perlengketan usus yang umum terjadi adalah perut terasa kembung, nyeri, pergerakan usus terganggu, mual, hingga nyeri saat buang air besar. Penyembuhan dan pemulihan pascaoperasi umumnya berlangsung selama 2–6 minggu. Selama masa penyembuhan, dokter akan menjadwalkan pemeriksaan rutin bagi pasien.
Selain beristirahat dan mengonsumsi obat-obatan, pasien juga disarankan untuk mengonsumsi banyak makanan berserat dan air putih agar pemulihan dapat berjalan lancar. Segera konsultasikan ke dokter jika ditemukan komplikasi selama masa pemulihan agar mendapat penanganan lebih lanjut.