Persalinan normal (pervaginam) berkemungkinan untuk mengalami vagina robek. Robekan pada vagina ini bisa ringan dan berat. Namun, tidak perlu khawatir, ya. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya robekan vagina saat bersalin.

Vagina robek merupakan kondisi yang bisa dialami wanita saat menjalani persalinan normal, terutama wanita yang baru pertama kali melahirkan. Biasanya, robekan terjadi di perineum, yaitu area yang terletak di antara vagina dan anus.

Begini Cara Mengurangi Risiko Vagina Robek Saat Persalinan - Alodokter

Pada beberapa kondisi, misalnya ukuran bayi besar, dapat membuat robekan vagina yang parah. Untuk mencegahnya, dokter atau bidan biasanya akan melakukan episiotomi untuk membantu bayi keluar.

Sebetulnya, episiotomi juga menyebabkan robekan vagina. Hanya saja, sayatan episiotomi dibuat sedemikian rupa sehingga kerusakan pada jaringan di area ini tidak terlampau parah.

Sayatan juga bisa dibuat agak menyamping, menjauhi anus, untuk mencegah kerusakan pada anus yang bisa menyebabkan inkontinensia tinja. Meski begitu, robekan vagina yang parah tetap saja bisa terjadi walaupun sudah dilakukan episiotomi.

Mencegah Vagina Robek Saat Melahirkan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, belum ada satu pun metode yang secara pasti mampu mencegah vagina robek saat persalinan. Namun, ada beberapa upaya yang bisa Bumil lakukan untuk menurunkan risiko terjadinya robekan yang parah, yaitu:

1. Rutin berolahraga selama hamil

Berolahraga secara rutin dan melakukan senam Kegel dapat meningkatkan kekuatan panggul dan otot jalan lahir. Hal ini berguna untuk mempersiapkan tubuh ibu hamil menjalani persalinan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa wanita yang rutin berolahraga dan melakukan senam Kegel selama hamil memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami robekan jalan lahir yang berat.

2. Pijat perineum

Lakukan pijat area perineum secara rutin mulai dari 3–4 minggu sebelum tanggal prediksi kelahiran. Tindakan ini dapat melenturkan jaringan perineum untuk persalinan nanti.

Bumil hanya perlu melakukannya selama sekitar 5 menit per hari. Gunakan minyak atau pelumas khusus berbahan dasar air saat memijat, ya.

3. Kompres air hangat

Kompres area perineum dengan kain yang dibasahi air hangat sebelum persalinan bisa membuat otot jalan lahir menjadi lebih lentur. Dengan begitu, risiko mengalami robekan saat melahirkan dapat berkurang. Bumil bisa meminta bantuan perawat untuk melakukan pengompresan ini.

4. Mengejan dengan baik

Saat persalinan tahap kedua atau tahap dorongan, jangan tergesa-gesa dan terlalu memaksakan diri. Agar proses mendorong bayi keluar dapat lebih lancar dan efektif, bidan atau dokter akan memandu Bumil untuk mengejan.

Ikutilah petunjuk atau aba-aba dari bidan atau dokter selama proses bersalin. Cara mengejan yang baik ini penting dilakukan agar jaringan di sekitar jalan lahir dapat meregang sempurna dan memberi ruang untuk bayi keluar.

Selain cara-cara di atas, memilih posisi yang tepat saat melahirkan juga dapat mengurangi risiko vagina robek. Dibanding berbaring telentang, posisi duduk tegak lebih memudahkan persalinan. Dokter atau bidan akan membantu Bumil menentukan posisi yang tepat untuk persalinan nanti.

Penanganan pada Vagina Robek Saat Persalinan

Penanganan utama untuk vagina robek saat persalinan adalah penjahitan luka robek. Sebelum menjahit luka, dokter atau bidan akan memberikan bius lokal pada area yang mengalami robekan. Tujuannya adalah agar lebih nyaman dan tidak kesakitan saat proses menjahit.

Setelah selesai dijahit, dokter akan menganjurkan kamu rutin mengompres bekas robekan dengan air es, beristirahat yang cukup, dan tidak melakukan hubungan seks. Hal ini dilakukan agar luka jahitan cepat pulih.

Meski tidak dapat dicegah sepenuhnya, risiko vagina robek saat persalinan dapat diminimalkan dengan cara-cara di atas. Selain itu, pastikan Bumil rutin melakukan pemeriksaan ke dokter selama kehamilan agar kondisi Bumil dan janin dapat terus dipantau.