Kelamin ganda atau ambiguous genitalia merupakan kondisi langka di mana penampilan organ kelamin bayi yang baru dilahirkan tidak jelas, apakah perempuan atau lelaki. Kelamin ganda bukan penyakit, melainkan gangguan perkembangan organ seksual yang memengaruhi perkembangan seksual penderitanya.

Kelamin ganda tak selalu langsung dapat dikenali dari pemeriksaan kehamilan maupun segera setelah bayi lahir. Untuk memastikan jenis kelamin bayi dengan kelamin ganda, dokter membutuhkan pemeriksaan pascapersalinan lebih lanjut.

Kelamin Ganda, Mengenal Penyebab dan Penanganannya - Alodokter

Penyebab Kelamin Ganda

Kelamin ganda dapat dikenal melalui banyak istilah, seperti ambiguous genitalia, hermafrodi, atau interseks. Secara umum, bayi disebut mengalami kelamin ganda jika memiliki kondisi berikut ini:

  • Memiliki ovarium dan testis dengan alat kelamin eksternal yang tidak jelas, apakah laki-laki atau perempuan
  • Ukuran klitoris yang membesar dan terlihat seperti penis
  • Memiliki alat kelamin wanita eksternal (termasuk vulva) dan testis yang tidak turun ke skrotum sehingga kantung pelirnya tidak berisi testis

Kelamin ganda bisa terjadi jika selama kehamilan ada suatu hal yang tidak berjalan dengan normal, sehingga mengganggu perkembangan organ seks janin, contohnya:

  • Kurangnya atau tidak cukupnya hormon laki-laki pada janin laki-laki
  • Kelebihan hormon laki-laki pada janin perempuan
  • Mutasi pada gen tertentu
  • Kelainan kromosom dan genetik
  • Ibu hamil mengonsumsi obat-obatan tertentu dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon
  • Adanya tumor yang memengaruhi hormon ibu ketika sedang mengandung

Tanda-Tanda Kelamin Ganda

Tanda dan gejala kelamin ganda akan berbeda pada bayi perempuan dan bayi laki-laki. Jika secara genetik bayi berkelamin perempuan, tanda-tanda kelamin ganda yang bisa terlihat adalah:

  • Klitoris berukuran besar hingga terlihat seperti penis kecil
  • Labia atau bibir vagina luar dan dalam kemungkinan menyatu dan terlihat seperti skrotum
  • Terkadang terasa ada benjolan jaringan di dalam labia yang menyatu, membuatnya terlihat seperti skrotum dengan testis
  • Lubang uretra (tempat urine keluar atau lubang kencing) bisa berada di sepanjang, di atas, atau di bawah permukaan klitoris
  • Bayi sering dianggap berjenis kelamin laki-laki, tetapi testis tidak kunjung turun

Jika secara genetik bayi adalah laki-laki, kelamin ganda dapat dilihat dari beberapa tanda berikut:

  • Ukuran penis kecil (kurang dari 3 cm) hingga terlihat seperti klitoris yang membesar dan dengan pembukaan uretra lebih dekat ke skrotum
  • Lubang uretra bisa berada di sepanjang, di atas, atau di bawah penis, tetapi bisa juga terletak di perineum (daerah antara anus dan skrotum atau vulva), sehingga membuat bayi seperti berjenis kelamin perempuan
  • Kemungkinan ada skrotum kecil yang terpisah dan terlihat seperti labia
  • Testis tidak turun dan skrotum kosong hingga terlihat seperti labia, disertai dengan atau tanpa penis kecil

Penanganan Kelamin Ganda

Kelamin ganda bisa memengaruhi psikologis dan kehidupan sosial, baik orang tua maupun anak, khususnya ketika beranjak dewasa. Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani dengan tepat dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Hanya saja, kasus ini tergolong kompleks dan jarang terjadi, sehingga diperlukan tim dokter khusus untuk menanganinya.

Biasanya tim dokter terdiri dari beberapa dokter spesialis, yaitu dokter anak, ahli urologi pediatrik, dokter ahli perawatan bayi baru lahir, dokter ahli bedah umum anak, dokter ahli sistem endokrin dan kelenjar, dokter ahli genetik, serta psikolog.

Operasi menjadi pilihan dalam menangani kasus kelamin ganda. Tindakan ini mungkin akan dilanjutkan dengan terapi hormon ketika anak berusia remaja. Gunanya untuk memastikannya menjalani masa pubertas senormal mungkin. Yang tidak kalah penting, perlu dilakukan konseling untuk menjaga kesehatan mental dan emosi orang tua maupun anak.

Pengobatan kelamin ganda dilakukan tidak hanya demi kesejahteraan sosial maupun kondisi psikologis anak, tetapi juga kesehatan fisiknya. Pasalnya, kelamin ganda bisa menyebabkan ketidaksuburan, gangguan fungsi seksual, meningkatkan risiko penyakit kanker, maupun rasa tidak nyaman mengenai identitas gender.

Kelamin ganda memang bisa diatasi dengan operasi. Namun, hal tersebut tidak boleh diputuskan dengan sembarangan dan tanpa pertimbangan yang matang dari dokter dan orang tua karena hal ini menyangkut hajat hidup anak hingga dewasa kelak.