Rabies disebabkan oleh virus Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae. Virus ini umumnya masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.

Setelah memasuki tubuh, virus rabies dapat menyebar ke otak melalui sel saraf, kemudian berkembang biak dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan peradangan berat pada otak dan saraf tulang belakang.

Penting untuk diingat, virus rabies yang sudah menyerang otak dapat memperburuk kondisi dan mempercepat kematian. Penyebaran virus ke otak bisa terjadi lebih cepat jika pasien digigit atau dicakar hewan pada area leher atau kepala.

Jenis hewan yang dapat membawa dan menularkan virus rabies antara lain:

  • Anjing
  • Kucing
  • Monyet
  • Kelelawar
  • Rakun
  • Sigung

Faktor Risiko Rabies

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang tertular rabies, yakni:

  • Bekerja di laboratorium yang meneliti virus rabies
  • Bekerja sebagai dokter hewan
  • Tinggal di lingkungan yang banyak hewan liar
  • Tinggal di wilayah bersanitasi buruk atau jauh dari tempat vaksinasi
  • Melakukan aktivitas yang berisiko terjadi kontak dengan hewan liar, misalnya berkemah, mendaki gunung, atau menjelajahi gua

Gejala Hewan Pembawa Virus Rabies

Virus rabies paling sering ditularkan melalui gigitan anjing. Faktanya, populasi anjing liar di Indonesia tidak sedikit. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengenali tanda dan gejala anjing yang terinfeksi virus rabies agar kondisi ini dapat dihindari.

Beberapa gejala yang dapat muncul pada anjing yang terinfeksi virus rabies adalah:

  • Mudah menyerang orang (agresif)
  • Mulut berbusa
  • Air liur berlebih
  • Bereaksi berlebihan terhadap cahaya dan suara
  • Suka menyendiri dalam ruangan gelap
  • Demam
  • Tidak nafsu makan
  • Lemah
  • Kejang
  • Lumpuh

Berdasarkan gejala di atas, bisa diketahui bahwa rabies tidak selalu menyebabkan anjing menjadi agresif atau seperti “anjing gila”. Pada beberapa kasus, rabies justru bisa menyebabkan anjing menjadi lemah dan pendiam.