Menyusui merupakan momen yang intim antara ibu dan bayinya. Sewaktu menyusu, Si Kecil akan merasakan kedekatan secara fisik maupun emosional dengan Bunda. Namun, bagaimana jika ia mengalami bingung puting dan menolak untuk menyusu langsung dari payudara Bunda?

Bingung puting terjadi ketika bayi mengalami kesulitan untuk mengisap air susu ibu (ASI) langsung dari payudara. Hal ini biasanya dialami oleh bayi yang baru lahir atau bayi yang sudah terbiasa minum ASI dari botol.

4 Cara Mengatasi Bingung Puting pada Bayi - Alodokter

Penyebab dan Gejala Bingung Puting

Bingung puting bisa disebabkan oleh terlalu cepatnya Bunda dalam mengenalkan botol susu atau dot kepada Si Kecil. Idealnya, Bunda baru boleh mengenalkan botol susu atau dot ketika Si Kecil berusia 4 minggu atau ketika ia sudah mahir menyusu langsung pada payudara Bunda.

Selain karena pemberian botol susu atau dot yang terlalu cepat, bingung puting juga bisa disebabkan oleh puting Bunda yang datar, tongue tie pada bayi, dan pelekatan menyusui yang salah.

Biasanya, bayi yang mengalami bingung puting akan terlihat bingung untuk menemukan dan menyusu pada puting Bunda. Selain itu, bayi juga memiliki kebiasaan mengisap ASI melalui ujung puting saja, jadi lebih rewel, atau menolak saat disusui.

Bingung puting tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena berisiko menimbulkan gangguan pada bayi dan ibu. Pelekatan yang tidak tepat menyebabkan puting ibu lecet. Selain itu, karena tidak diisap dengan baik, payudara pun jadi tidak kosong secara maksimal yang bisa menyebabkan produksi ASI berkurang.

Sementara itu, pada bayi, bingung puting berisiko menyebabkan asupan nutrisi dari ASI berkurang sehingga berat badannya pun jadi sulit naik.

Begini Cara Mengatasi Bingung Puting pada Bayi

Untuk mengatasi bingung puting pada bayi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Lakukan skin-to-skin saat menyusui

Menyusui secara skin-to-skin artinya membiarkan kulit Si Kecil bersentuhan langsung dengan kulit Bunda sewaktu ia menyusu, tanpa dibatasi oleh pakaian. Cara ini bisa membantu Si Kecil jadi lebih relaks dan mendorongnya untuk menikmati proses menyusu.

Jika dilakukan secara rutin, menyusui secara skin–to–skin akan sangat membantu dalam mengatasi bingung puting yang dialami bayi.

2. Susui bayi dengan posisi yang tepat

Sebelum menyusui, pastikan Si Kecil sudah berada dalam posisi yang tepat. Pastikan juga posisi Bunda nyaman untuk menyusui dan pelekatan mulut Si Kecil ke payudara Bunda sudah benar.

Pelekatan yang benar adalah saat puting Bunda sudah masuk semua ke dalam mulut Si Kecil hingga bibirnya menutup area areola Bunda. Selain itu, posisi menyusu yang tepat juga akan membuat suara isapan dan proses menelan ASI terdengar jelas.

3. Susui bayi sebelum ia merasa sangat lapar

Bila selama ini Bunda hanya menyusui Si Kecil saat ia sudah terlihat sangat lapar dan menangis, hentikan kebiasaan tersebut. Pasalnya, pada bayi yang mengalami bingung puting, kondisi lapar akan membuatnya semakin bingung dan lebih rewel, sehingga akhirnya proses menyusui tidak efektif.

Sebisa mungkin susui Si Kecil sebelum ia terlalu lapar. Buatlah jadwal tetap untuk menyusui. Di minggu-minggu awal kehidupan Si Kecil, Bunda boleh menyusui sesuai kebutuhan atau kemauannya.

Umumnya, bayi yang baru lahir atau yang berusia kurang dari 1 bulan perlu disusui setiap 1,5–3 jam atau sekitar 8–12 kali sehari. Seiring bertambahnya usia, pada bayi yang berusia 1–2 bulan, frekuensi menyusuinya mungkin akan sedikit berukurang, yaitu sekitar 7–9 kali sehari.

4. Tetap tenang

Bayi dapat merasakan kecemasan ibunya, lho. Oleh karena itu, meski agak resah, usahakan agar Bunda tetap tenang sewaktu menghadapi Si Kecil yang bingung puting.

Cobalah untuk membiasakan Si Kecil menyusu langsung secara perlahan. Namun, jangan memaksanya, ya. Jadikan momen menyusui sebagai kegiatan yang menyenangkan.

Bingung puting pada bayi memang bisa merisaukan. Akan tetapi, bila cara-cara di atas dilakukan secara sabar dan konsisten, bingung puting bisa teratasi, kok.

Jika Si Kecil masih juga bingung puting padahal Bunda sudah menerapkan cara-cara di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter atau konsultan ASI untuk mendapatkan solusi yang tepat.