Ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan memang tidak mudah dikenali karena sering kali mirip dengan kondisi kehamilan normal. Namun, bukan berarti kondisi tersebut tidak bisa dikenali. Bumil perlu tetap waspada dan mengenali ciri yang mungkin menandakan adanya masalah pada janin.

Ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan yang paling umum dikenali adalah tidak adanya pergerakan janin setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti janin terlilit tali pusar, ibu hamil menderita penyakit tertentu, gangguan plasenta, maupun infeksi.

4 Ciri-Ciri Janin Meninggal dalam Kandungan yang Perlu Diwaspadai - Alodokter

Janin yang sudah meninggal bisa keluar dengan sendirinya melalui persalinan normal atau dengan bantuan dokter melalui proses induksi maupun operasi caesar. Penanganan tersebut akan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil.

Ciri-Ciri Janin Meninggal dalam Kandungan

Ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan yang paling mudah dirasakan oleh ibu hamil adalah perubahan pada pergerakan janin. Biasanya, Bumil akan terbiasa mengenali pola gerakan janin, sehingga ketika gerakannya menurun atau bahkan berhenti sama sekali, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada kehamilan.

Berikut ini beberapa ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan yang perlu Bumil waspadai:

1. Janin tidak bergerak

Berhentinya gerakan janin merupakan tanda paling umum yang bisa dirasakan ibu hamil. Karena itu, dokter biasanya menyarankan Bumil untuk rutin menghitung jumlah tendangan atau pergerakan janin setiap hari. Dengan begitu, perubahan pada frekuensi atau kekuatan gerakan bisa segera terdeteksi.

Meskipun gerakan janin dapat berkurang karena berbagai penyebab, seperti posisi janin atau waktu tidur janin, kemungkinan janin meninggal tetap perlu dipertimbangkan, terutama bila disertai gejala lain seperti perdarahan atau nyeri perut hebat.

2. Perdarahan

Perdarahan ringan kadang dapat terjadi selama kehamilan dan tidak selalu berbahaya. Namun, bila perdarahan berlangsung terus-menerus, disertai gumpalan darah, atau jumlahnya banyak setelah memasuki trimester kedua, kondisi ini perlu diwaspadai. 

Salah satu penyebab yang mungkin adalah abrupsio plasenta, yaitu terlepasnya plasenta dari dinding rahim, yang bisa menandakan janin meninggal dalam kandungan.

3. Kram perut

Kram perut ringan merupakan keluhan umum saat hamil, terutama karena perubahan hormon dan peregangan otot rahim. Namun, jika kram terasa sangat hebat, terjadi terus-menerus, atau disertai perdarahan, Bumil perlu segera memeriksakan diri ke dokter. 

Kondisi ini bisa menjadi salah satu ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan atau tanda kehamilan ektopik, terutama pada usia kehamilan di bawah 12 minggu.

4. Sakit punggung

Sakit punggung saat hamil umumnya disebabkan oleh perubahan postur tubuh dan hormon. Namun, bila rasa sakit tidak juga membaik setelah istirahat atau disertai gejala lain seperti demam, perdarahan, atau nyeri perut, hal ini bisa menandakan kondisi serius, termasuk kematian janin dalam kandungan. Segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan penyebabnya.

Penanganan Janin Meninggal dalam Kandungan

Jika Bumil merasakan atau mencurigai adanya ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan, segera periksakan diri ke dokter kandungan. Dokter akan menanyakan keluhan, riwayat kesehatan, serta melakukan pemeriksaan fisik dan USG untuk memastikan ada tidaknya detak jantung janin.

Meskipun sangat berat secara emosional, janin yang sudah meninggal dalam kandungan tetap harus segera dikeluarkan. Bila dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan infeksi atau gangguan pembekuan darah pada ibu.

Berikut beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan dokter:

  • Persalinan normal, di mana dokter akan menunggu hingga tubuh Bumil mengeluarkan janin secara alami. Proses ini biasanya terjadi 2 minggu setelah janin meninggal.
  • Induksi persalinan, dilakukan dengan cara memberikan obat untuk merangsang kontraksi sehingga proses persalinan terjadi dan janin yang telah meninggal dapat dikeluarkan dari tubuh Bumil.
  • Operasi caesar, sangat jarang dilakukan sebagai penanganan janin meninggal dalam kandungan. Prosedur ini biasanya hanya akan disarankan oleh dokter bila kematian janin mengancam nyawa Bumil.

Setelah proses penanganan selesai, dokter biasanya menyarankan Bumil untuk menunda kehamilan berikutnya setidaknya selama satu tahun agar tubuh dan kondisi emosional benar-benar pulih. Pemeriksaan rutin dan pemantauan kehamilan selanjutnya juga sangat penting untuk mencegah risiko berulangnya kejadian serupa.

Dengan pemeriksaan kehamilan yang teratur, pola hidup sehat, olahraga ringan, dan pemantauan pergerakan janin setiap hari, risiko terjadinya ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan dapat diminimalkan. 

Bila Bumil masih memiliki pertanyaan terkait ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Konsultasi dapat dilakukan secara cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.