Kadar eosinofil rendah (eosinopenia) dapat menjadi indikator tubuh terserang penyakit atau infeksi. Meski umumnya tidak berbahaya, eosinofil rendah juga bisa menjadi tanda kondisi medis yang dapat mengancam nyawa, terutama jika terjadi dalam jangka panjang.

Eosinofil, bersama dengan neutrofil dan basofil, termasuk dalam granulosit, yaitu jenis sel darah putih yang memiliki partikel kecil di dalamnya dan dilepaskan oleh tubuh ketika mengalami asma, infeksi, dan reaksi alergi.

4 Penyebab Eosinofil Rendah - Alodokter

Dalam jumlah normal, eosinofil dapat melawan penyakit. Namun, fungsi ini bisa menurun jika kadar eosinofil berkurang karena beberapa kondisi. Untuk mengetahui penyebab eosinofil rendah, dokter biasanya akan menyarankan untuk menjalani pemeriksaan hitung darah lengkap.

Fungsi Eosinofil

Eosinofil diproduksi dan dimatangkan di sumsum tulang belakang. Setelah matang, eosinofil akan masuk ke aliran darah dan menyebar ke berbagai bagian tubuh, seperti jaringan lemak, paru-paru, kulit, dan perut.

Fungsi eosinofil tidak jauh berbeda dengan fungsi sel darah putih pada umumnya, yaitu melawan infeksi di dalam tubuh. Namun, eosinofil memiliki peran khusus, yaitu:

  • Melawan infeksi yang disebabkan oleh parasit, misalnya cacing
  • Melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
  • Mengendalikan respons peradangan, seperti saat tubuh terpapar pemicu alergi (alergen)

Kondisi yang Menyebabkan Eosinofil Rendah

Hitungan kadar normal eosinofil dapat berbeda pada setiap laboratorium atau fasilitas kesehatan, serta jika dilakukan pada waktu yang berbeda meskipun diambil dari orang yang sama. Namun, jumlah eosinofil dalam sel darah putih normalnya berkisar 30–350 sel per mikroliter sel darah putih.

Kadar eosinofil rendah atau eosinopenia sebenarnya tidak selalu menimbulkan ancaman bagi kesehatan. Ini karena sel-sel lain dalam sistem kekebalan tubuh akan mengimbangi kekurangan jumlah eosinofil.

Eosinofil rendah juga tidak selalu menimbulkan gejala. Kadar eosinofil rendah terkadang baru terdeteksi ketika tes hitung darah lengkap dilakukan untuk alasan lain.

Berikut ini adalah beberapa penyebab kadar eosinofil rendah:

1. Sindrom Cushing

Sindrom Cushing adalah kumpulan gejala yang muncul akibat terlalu tingginya kadar hormon kortisol di dalam tubuh. Kortisol adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan memiliki banyak fungsi penting. Namun, kortisol yang berlebihan dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan.

Umumnya sindrom Cushing disebabkan oleh penggunaan obat kortikosteroid dalam dosis tinggi atau jangka panjang dan tumor pada kelenjar adrenalin. Beberapa gejala sindrom Cushing adalah

  • Penumpukan lemak di wajah (moon face) dan bahu (buffalo hump)
  • Muncul stretch mark keunguan (striae), terutama di atas perut
  • Pertumbuhan rambut berlebihan (hirsutisme) pada wajah, leher, dada, perut dan paha
  • Kulit mudah memar

Untuk mengembalikan eosinofil rendah ke kisaran normal, sindrom Cushing perlu diatasi berdasarkan penyebabnya. Jika disebabkan oleh penggunaan obat kortikosteroid, dokter dapat menyarankan untuk mengurangi dosis obat tersebut secara bertahap.

Sementara itu, jika sindrom Cushing disebakan oleh tumor pada kelenjar adrenalin, dokter dapat merekomendasikan operasi pengangkatan tumor.

2. Sepsis

Sepsis adalah reaksi infeksi yang dapat mengancam nyawa. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi dan mulai merusak jaringan, bahkan organ tubuh.

Umumnya, sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun, kondisi ini juga disebabkan oleh infeksi virus, seperti COVID-19, atau infeksi jamur. Sepsis dapat diatasi dengan pemberian antibiotik dan perawatan di rumah sakit.

3. Efek samping pengobatan

Eosinofil rendah juga dapat terjadi sebagai efek samping konsumsi obat kortikosteroid. Jenis obat ini umumnya diberikan pada penderita asma berat atau asma akut.

Menurut penelitian, jumlah eosinofil menurun sejak konsumsi kortikosteroid dimulai dan tidak kembali normal dalam beberapa minggu setelah pengobatan dihentikan.

Untuk meminimalkan efek ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh alternatif obat yang tidak memengaruhi kadar eosinofil dan fungsi imunitas.

4. Penyalahgunaan alkohol

Eosinofil rendah juga dikaitkan dengan konsumsi alkohol berlebih. Alkohol dapat mengganggu produksi dan fungsi sel darah putih, salah satunya eosinofil. Fungsi sel darah putih yang terganggu membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.

Agar kadar eosinofil kembali normal dan daya tahan tubuh kembali optimal, kurangi atau bahkan hentikan konsumsi alkohol.

Meskipun kadar eosinofil rendah umumnya tidak berbahaya, pada awal pandemi, kondisi ini sering dikaitkan dengan keparahan COVID-19. Temuan ini membantu diagnosis awal COVID-19 dalam kondisi keterbatasan pemeriksaan PCR yang kini telah dijadikan pemeriksaan baku emas.

Karena eosinofil rendah umumnya tidak menunjukkan gejala, pemeriksaan kesehatan secara rutin penting dilakukan untuk deteksi awal kondisi ini. Jika Anda memiliki riwayat alergi, asma, menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka panjang, atau sedang mengalami keluhan tertentu, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter.

Dokter dapat menyarankan pemeriksaan darah lengkap guna melihat kadar sel darah putih atau jumlah eosinofil dalam darah Anda. Namun, perlu diketahui, kadar eosinofil saja tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan jenis penyakit. Pemeriksaan lain mungkin disarankan untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis.