Obat disentri yang utama adalah banyak minum air putih guna mencegah dehidrasi. Namun, obat-obatan medis umumnya juga diperlukan, terutama untuk gejala disentri yang berat. Tujuannya adalah mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi.

Disentri adalah penyakit infeksi usus yang ditandai dengan diare berdarah dan berlendir. Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh bakteri maupun parasit. Selain diare berdarah, disentri juga terkadang disertai kram perut, mual, muntah, dan demam.

5 Obat Disentri untuk Mempercepat Penyembuhan - Alodokter

Disentri ringan sebenarnya bisa membaik dengan sendirinya dalam waktu 3–7 hari dan biasanya tidak membutuhkan obat resep. Hal penting yang perlu dilakukan adalah banyak minum air putih atau konsumsi oralit untuk mengembalikan cairan yang hilang akibat diare.

Namun, obat disentri juga terkadang diperlukan untuk meredakan gejala sedang hingga berat, seperti diare berdarah, muntah berulang, dan nyeri perut hebat. Hal ini lebih berisiko dialami oleh orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, misalnya bayi, penderita kanker, atau HIV/AIDS.

Pilihan Obat Disentri Medis

Ada berbagai jenis obat disentri yang tersedia di apotek maupun memerlukan resep dokter, yaitu:

1. Paracetamol

Jika gejala disentri yang dialami adalah demam atau nyeri di area perut, Anda bisa mengonsumsi obat paracetamol. Obat ini dapat meredakan demam sekaligus mengurangi rasa sakit.

Paracetamol bisa Anda beli tanpa resep dokter. Namun, pastikan Anda mengonsumsinya sesuai dosis yang tertera di label kemasan produk. Obat ini dapat dikonsumsi 3 kali sehari dan segera hentikan konsumsinya saat gejala sudah mereda.

2. Bismut subsalisilat

Obat disentri selanjutnya adalah bismut subsalisilat. Obat ini bisa dibeli tanpa resep dokter untuk meredakan diare sekaligus kram perut.

Namun, hindari konsumsi bismut subsalisilat bila gejala disentri meliputi buang air besar berdarah. Pasalnya, kandungan salisilat dalam obat ini bisa memperburuk perdarahan di saluran pencernaan.

Perlu diketahui pula, obat ini hanya boleh dikonsumsi oleh remaja dan orang dewasa. Selain itu, hindari konsumsi obat antidiare lain seperti loperamide, karena penggunaannya justru bisa memperparah kondisi disentri.

3. Ciprofloxacin

Jika disentri disebabkan oleh infeksi bakteri, Anda mungkin memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Obat ini dapat membunuh bakteri dan mencegah penyebarannya, sehingga gejala disentri bisa berkurang.

Pilihan obat antibiotik yang umum diresepkan untuk mengatasi disentri adalah ciprofloxacin. Obat ini perlu diminum 1 kali sehari, selama 3 hari berturut-turut.

Apabila obat ini tidak juga efektif mengatasi disentri, dokter mungkin akan meresepkan jenis antibiotik lain, seperti cefixime atau azithromycin. Perlu diingat, obat antibiotik harus dihabiskan sesuai resep dokter meski gejala yang Anda alami telah mereda.

4. Metronidazole

Untuk mengatasi disentri yang disebabkan oleh parasit, obat metronidazole bisa digunakan. Obat ini bekerja dengan membunuh parasit penyebab diare. Dengan begitu, diare dan kram perut akibat disentri bisa mereda.

Namun, metronidazole tergolong antibiotik yang penggunaannya memerlukan resep dokter. Penderita disentri akan dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini sebanyak 3 kali sehari, selama 5–10 hari.

5. Tinidazole

Obat disentri berikutnya adalah tinidazole. Obat ini dapat menjadi pilihan terapi apabila penggunaan metronidazole tidak berhasil untuk mengobati diare berdarah akibat disentri.

Selain itu, sebuah penelitian menyatakan bahwa penggunaan tinidazole untuk disentri lebih efektif dan menguntungkan karena efek sampingnya lebih sedikit daripada metronidazole. Namun, penelitian ini masih berskala kecil sehingga dibutuhkan penelitian klinis lebih lanjut.

Jika Anda diresepkan obat disentri tinidazole, pastikan Anda mengonsumsinya sesuai resep, jangan lebih banyak, lebih sering, atau lebih lama. Selain itu, tetaplah minum obat ini hingga dosisnya selesai, bahkan saat Anda mulai merasa membaik.

Perlu diketahui, disentri termasuk penyakit menular. Jika Anda mengalaminya, cucilah tangan secara rutin, terutama setelah buang air, dan tetaplah di rumah setidaknya selama 3 hari untuk menghindari penularan infeksi ke orang lain.

Selain itu, jangan menyiapkan makanan untuk orang lain setidaknya setelah gejala menghilang dan hindari konsumsi makanan yang bisa mengiritasi saluran pencernaan, seperti makanan pedas dan terlalu asam.

Jika setelah mengonsumsi obat disentri gejala yang Anda alami tidak kunjung membaik dalam waktu seminggu, segeralah periksakan diri ke dokter. Dalam kasus yang parah, dokter akan merekomendasikan perawatan di rumah sakit dengan pemberian infus untuk mengganti cairan dan mencegah dehidrasi akibat disentri.