Memahami perbedaan retinol dan retinal bisa membantu Anda memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan kulit. Kedua bahan skincare ini sama-sama dikenal efektif untuk mengatasi jerawat dan menyamarkan tanda penuaan kulit. Namun, keduanya sebenarnya memiliki karakteristik dan cara kerja yang berbeda.

Retinol dan retinal termasuk dalam kelompok retinoid, yaitu turunan vitamin A. Kedua kandungan skincare ini bekerja efektif untuk memperbaiki tekstur kulit, merangsang produksi kolagen, serta membantu mengurangi garis halus dan bekas jerawat.

5 Perbedaan Retinol dan Retinal yang Penting untuk Perawatan Kulit - Alodokter

Perbedaan retinol dan retinal terletak pada cara kerja, kecepatan hasil, dan potensi iritasi yang ditimbulkan. Dengan mengetahui perbedaannya, Anda pun bisa memahami keunggulan dan kelemahan masing-masing bahan sebelum memilihnya.

Perbedaan Retinol dan Retinal

Retinol dan retinal memiliki perbedaan utama pada struktur kimia, proses kerja di kulit, serta efek yang ditimbulkan. Berikut ini adalah penjelasan lengkap seputar perbedaan retinol dan retinal:

1. Bentuk dan proses kerja di kulit

Retinol dan retinal sama-sama tergolong retinoid, yaitu turunan vitamin A. Namun, sebelum bisa bekerja maksimal di kulit, keduanya harus mengalami proses perubahan (konversi) menjadi bentuk aktif yang disebut asam retinoat.

Retinol biasanya harus diubah dua kali, yakni pertama menjadi retinal, lalu berubah lagi menjadi asam retinoat. Karena harus melalui dua tahapan, prosesnya berlangsung lebih lambat.

Jadi, jika Anda menggunakan krim malam yang mengandung retinol, berbagai manfaatnya akan terlihat secara bertahap, seperti mengurangi garis halus dan mencerahkan kulit. Hasil dari skincare retinol umumnya terlihat setelah beberapa minggu hingga beberapa bulan pemakaian rutin.

Sementara itu, retinal hanya perlu satu kali perubahan, yaitu langsung menjadi asam retinoat. Oleh karena itu, proses kerjanya di kulit lebih singkat dan cepat. Tak heran, produk serum dengan retinal biasanya mulai menunjukkan perubahan dalam waktu lebih singkat dibandingkan retinol.

2. Kecepatan dan efektivitas hasil

Karena proses kerjanya yang lebih singkat, retinal cenderung menghasilkan perubahan pada kulit lebih cepat dibandingkan retinol.

Bila Anda menginginkan hasil yang bisa terlihat dalam hitungan minggu, misalnya untuk mengatasi bekas jerawat atau garis halus, produk dengan retinal bisa memberikan efek lebih cepat dibandingkan retinol.

Namun, hasil yang cepat terlihat bukan berarti lebih baik untuk semua orang. Kulit yang belum terbiasa dengan bahan aktif sebaiknya tetap mulai dengan retinol karena efeknya lebih bertahap.

3. Potensi iritasi kulit

Efek samping utama dari retinoid adalah iritasi kulit, seperti kemerahan, kering, perih, atau mengelupas. Nah, retinal memiliki potensi iritasi lebih tinggi daripada retinol, karena hasilnya yang cepat juga berarti kerja bahan lebih kuat.

Jika Anda memiliki kulit sensitif dan langsung mencoba retinal, kemungkinan untuk mengalami iritasi kulit dalam beberapa hari bisa lebih tinggi.

Pada retinol, iritasi memang bisa muncul, tetapi biasanya lebih ringan, misalnya hanya kulit terasa kering atau sedikit mengelupas, dan akan berkurang jika pemakaian dilakukan secara bertahap. Misalnya, Anda bisa mulai dengan produk berkadar retinol rendah terlebih dahulu, lalu tingkatkan secara perlahan.

4. Stabilitas dalam produk skincare

Perbedaan retinol dan retinal juga terletak pada faktor stabilitasnya. Stabilitas artinya bahan aktif tidak mudah rusak atau berubah kualitas saat terpapar udara, cahaya, atau panas. 

Retinal lebih sulit distabilkan daripada retinol, sehingga produsen skincare biasanya membutuhkan kemasan dan teknologi khusus. Contoh, serum atau krim yang mengandung retinal sering dikemas dalam botol gelap, tabung kedap udara, atau dilengkapi teknologi enkapsulasi (pembungkus bahan aktif) untuk menjaga kualitasnya.

Jika produk retinal terpapar cahaya terlalu lama, kualitasnya bisa cepat menurun sehingga tidak efektif lagi. Retinol sendiri juga tidak tahan lama, tetapi sedikit lebih stabil dibandingkan retinal sehingga pilihannya di pasaran lebih banyak.

5. Ketersediaan dan harga produk

Di pasaran Indonesia maupun dunia, produk dengan kandungan retinol jauh lebih banyak dan mudah ditemukan. Pilihan produknya juga bervariasi, mulai dari serum, krim malam, hingga pelembap.

Untuk retinal, karena proses pembuatannya lebih rumit dan teknologi stabilisasinya lebih tinggi, jumlah produknya jauh lebih sedikit dan harganya umumnya lebih mahal.

Memilih antara retinol dan retinal sebaiknya disesuaikan dengan jenis kulit, tujuan penggunaan, dan tingkat toleransi kulit terhadap bahan aktif. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan penting:

  • Untuk pemula atau kulit sensitif, retinol biasanya lebih direkomendasikan karena efek iritasi yang lebih ringan dan lebih mudah ditoleransi oleh kulit yang belum terbiasa dengan retinoid.
  • Untuk hasil lebih cepat, retinal bisa menjadi pilihan, misalnya untuk mengurangi jerawat aktif atau garis halus.
  • Untuk masalah khusus, seperti jerawat berat atau kulit sangat sensitif, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kulit agar bisa menentukan produk yang paling aman dan sesuai kebutuhan.

Sebelum mulai menggunakan retinol atau retinal, pastikan Anda memperhatikan cara pemakaian yang benar, termasuk penggunaan sunscreen setiap pagi. Mulailah dengan konsentrasi rendah dan frekuensi penggunaan yang jarang, lalu tingkatkan perlahan sesuai kebutuhan dan toleransi kulit untuk mengurangi risiko iritasi.

Baik retinol maupun retinal sama-sama dapat memberikan manfaat nyata untuk perawatan kulit, asalkan digunakan secara bijak dan sesuai kebutuhan. Jika Anda masih bingung dengan perbedaan retinol dan retinal, jangan ragu untuk Chat Bersama Dokter melalui aplikasi ALODOKTER guna mendapatkan saran paling sesuai dengan kondisi kulit.