Pertolongan pertama anak muntah terus penting diketahui setiap orang tua, terlebih bila Si Kecil tampak lemas sampai pucat. Selain membantu meredakan keluhan, upaya ini dilakukan guna mencegah anak mengalami dehidrasi atau kehilangan banyak cairan. 

Muntah merupakan salah satu keluhan yang bisa dialami siapa saja, termasuk anak-anak. Penyebabnya pun beragam, mulai dari keracunan, infeksi virus, alergi makanan atau minuman, sampai gangguan pencernaan. Pada beberapa kondisi, keluhan ini hanya terjadi sekali dan akan membaik dengan sendirinya.

5 Pertolongan Pertama Anak Muntah Terus yang Perlu Diketahui - Alodokter

Namun, jika anak muntah lebih dari 3 kali sehari, kondisi ini bisa membuatnya jadi lemas dan rentan terkena dehidrasi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami pertolongan pertama anak muntah terus agar bisa segera mengambil langkah yang tepat sebelum membawanya ke dokter.

Berbagai Pertolongan Pertama Anak Muntah Terus 

Berikut ini adalah beberapa pertolongan pertama anak muntah terus yang bisa Bunda dan Ayah lakukan:

1. Tenang dan jangan panik

Anak yang sedang muntah biasanya merasa tidak nyaman, takut, atau bahkan menangis karena tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya. Jika orang tua terlihat panik, hal ini justru bisa membuat anak menjadi lebih cemas dan sulit ditenangkan. 

Oleh karena itu, usahakan untuk bersikap tenang, berbicara dengan lembut, dan memberikan pelukan atau sentuhan yang menenangkan. Bunda juga bisa memberikan mainan favorit atau hiburan sederhana untuk menenangkan anak agar ia lebih mudah diberikan penanganan yang sesuai. 

2. Hindari memberikan makanan padat

Saat anak muntah, biasanya nafsu makannya ikut turun. Selain itu, organ pencernaannya, terutama lambung, masih dalam kondisi sensitif dan belum sepenuhnya pulih. Memberikan makanan padat terlalu cepat bisa merangsang timbulnya muntah kembali. 

Setelah anak berhenti muntah, berilah jeda beberapa jam sebelum mulai memberinya makan kembali. Jika muntah berulang, tunggu lebih lama sebelum mencoba kembali.

3. Hindari memberikan obat-obatan sembarangan

Orang tua tentunya akan merasa khawatir dan ingin segera memberikan obat terbaik saat anak mengalami muntah terus-menerus. Namun, Bunda tidak disarankan memberikan sembarang obat pada anak, termasuk obat tradisional, jamu, maupun obat-obatan yang dijual bebas.

Alih-alih mengobati, memberikan obat-obatan sembarangan tanpa dosis atau takaran yang jelas justru bisa membahayakan anak. Sebaiknya, bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai bila pertolongan pertama yang dilakukan tidak membuahkan hasil. 

4. Beri air putih atau cairan elektrolit 

Pertolongan pertama anak muntah terus selanjutnya adalah memberikan air putih atau cairan elektrolit khusus anak. Upaya ini bisa dilakukan bila Si Kecil sudah tidak menunjukkan gejala mual. 

Bunda bisa memberikannya cairan tersebut sedikit demi sedikit, misalnya 1–2 sendok setiap 5–10 menit. Hindari memberikan minuman manis, bersoda, atau jus buah pada anak karena bisa memperburuk diare atau muntah.

5. Beri makan padat saat anak sudah tidak muntah

Setelah sekitar 6–8 jam hanya minum air putih atau cairan oralit dan anak sudah tidak muntah lagi, Bunda bisa coba memberikan makanan padat. Berikanlah makanan yang hambar dan mudah dicerna, seperti sereal tawar, pisang, biskuit, atau roti. Hindari memberikan makanan yang manis, berminyak, atau digoreng. 

Itulah beberapa pertolongan pertama anak muntah terus yang bisa Bunda dan Ayah terapkan. Muntah berulang pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi ringan dan bisa ditangani di rumah dengan pertolongan pertama yang tepat. 

Namun, bila muntah pada anak terjadi secara terus-menerus, makin memburuk, dan disertai dengan muntah darah, muntah cairan berwarna hijau, atau anak tampak lemas padahal Bunda sudah menerapkan pertolongan pertama, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter, ya. 

Konsultasi bisa dilakukan secara cepat dan tanpa keluar rumah melalui Chat Bersama Dokter. Dengan begitu, dokter dapat memastikan penyebab kondisi Si Kecil serta memberikan pengobatan yang sesuai, termasuk menyarankan pergi ke klinik atau IGD terdekat guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.