Dampak bullying bagi pelaku tidak kalah serius dibandingkan korbannya, karena dapat memengaruhi kesehatan mental, hubungan sosial, hingga masa depan pelaku itu sendiri. Meski sering dianggap sebagai kenakalan remaja biasa, perilaku ini sebenarnya bisa menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang merugikan di berbagai aspek kehidupan.
Banyak orang masih menganggap bahwa dampak bullying bagi pelaku hanya sebatas pada teguran atau sanksi ringan dari sekolah atau lingkungan sosial. Padahal, konsekuensi dari perilaku ini jauh lebih dalam dan dapat memengaruhi kondisi psikologis, hubungan sosial, hingga masa depan pelaku.

Penting untuk memahami dampak bullying bagi pelaku agar perilaku negatif ini tidak terus berulang dan dapat dicegah sejak dini.
Berbagai Dampak Bullying bagi Pelaku
Bullying, baik secara fisik, verbal, maupun sosial, tidak hanya meninggalkan luka pada korban, tetapi juga memberi risiko serius pada pelakunya. Berdasarkan penelitian dan panduan dari organisasi kesehatan dunia, perilaku bullying yang tidak ditangani dapat menimbulkan masalah kepribadian hingga kesulitan dalam membangun hubungan di masa depan.
Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Rasa bersalah mendalam
Setelah melakukan bullying, tidak sedikit pelaku yang akhirnya merasakan penyesalan mendalam. Rasa bersalah ini biasanya timbul saat pelaku mulai menyadari bahwa tindakannya telah menyakiti orang lain, apalagi jika korban menderita efek negatif yang berat, seperti trauma atau isolasi sosial.
Penyesalan ini dapat muncul seiring bertambahnya usia atau jika pelaku mendapatkan pemahaman tentang dampak buruk perbuatannya.
2. Kemampuan mengontrol emosi menurun
Pelaku bullying umumnya kesulitan mengendalikan emosi, terutama rasa marah atau dorongan untuk bersikap agresif. Kondisi ini menyebabkan mereka lebih mudah terlibat dalam pertengkaran atau konflik baru, baik di lingkungan sekolah maupun dalam keluarga. Ketidakmampuan mengontrol emosi ini sering berlanjut dalam bentuk reaksi impulsif yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Selain itu, kebiasaan tidak mengelola emosi dengan baik dapat memperburuk reputasi pelaku di mata orang sekitar. Banyak orang enggan berinteraksi atau mempercayai pelaku, karena takut menjadi korban perilaku buruk di kemudian hari.
3. Sulit menjalin atau mempertahankan hubungan
Salah satu dampak bullying bagi pelaku adalah kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial yang sehat. Kurangnya empati serta kebiasaan menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain membuat pelaku sulit mendapatkan kepercayaan dari teman maupun orang terdekat. Akibatnya, pelaku sering merasa sendirian dan kesulitan menjalin pertemanan yang tulus.
4. Dikucilkan dari lingkungan sekitar
Saat tindakan bullying diketahui banyak orang, pelaku berisiko dikucilkan dari lingkungan sekitar atau komunitas tempat ia berada. Teman sebaya mungkin memilih menjauh atau enggan berkumpul bersama pelaku, karena takut akan sikap negatif yang bisa ditunjukkan lagi di masa depan.
Dampak bullying bagi pelaku ini tidak hanya memengaruhi hubungan sosial, tetapi juga dapat memperburuk kesehatan mental. Dalam beberapa kasus, pelaku yang terisolasi berisiko terjerumus pada perilaku menyimpang atau mencari pelarian yang tidak sehat.
5. Hambatan dalam pendidikan dan karier
Catatan buruk terkait perilaku bullying dapat memberikan dampak negatif dalam bidang pendidikan dan karier pelaku. Banyak sekolah atau institusi pendidikan mencatat perilaku siswa, sehingga catatan tersebut bisa menjadi pertimbangan ketika pelaku ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Demikian pula di dunia kerja, perilaku bermasalah di masa lalu bisa menjadi hambatan saat melamar pekerjaan, terutama jika pihak rekrutmen mempertanyakan integritas dan kemampuan bekerja sama.
6. Risiko terkena gangguan mental
Pelaku bullying memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, hingga gangguan perilaku tertentu. Tekanan dari lingkungan sekitar, rasa bersalah, atau penolakan dari teman bisa menjadi pemicu utama munculnya gangguan tersebut.
Dampak bullying bagi pelaku ini tidak jarang berlangsung hingga dewasa jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Kondisi tersebut dapat menghambat pelaku dalam menjalani kehidupan sehari-hari, memperburuk hubungan sosial, dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pelaku bullying berisiko terjerumus pada perilaku menyimpang lain, seperti kriminalitas atau kecanduan. Namun, tidak semua pelaku pasti mengalami seluruh dampak ini.
Faktor lingkungan, pola asuh, serta pendampingan yang tepat dapat membantu pelaku bullying berubah menuju perilaku yang lebih baik.
Menghindari perilaku bullying dan menciptakan lingkungan yang aman merupakan tanggung jawab bersama. Jika Anda atau orang di sekitar pernah menjadi pelaku bullying, sebaiknya segera mencari bantuan agar perilaku bisa diperbaiki, serta menjaga kesehatan mental dan hubungan sosial di masa depan.
Pencegahan dan penanganan bullying harus dilakukan sejak dini, baik oleh individu, keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Jika Anda melihat tanda-tanda masalah perilaku pada anak atau remaja, segera konsultasikan dengan konselor berpengalaman.
Menyadari dampak bullying bagi pelaku menjadi langkah penting agar perilaku ini tidak terulang. Setiap anak dan remaja berhak tumbuh dalam lingkungan yang saling menghargai.
Jika membutuhkan panduan lanjut atau ingin berkonsultasi seputar dampak bullying bagi pelaku, Anda bisa menggunakan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan jawaban cepat dan penanganan yang tepat sesuai kebutuhan Anda.