Operasi otak merupakan salah satu metode penanganan terhadap berbagai kelainan yang terjadi di otak, baik cedera otak atau kondisi medis tertentu seperti tumor otak. Jenis operasi otak pun beragam, sehingga perlu disesuaikan dengan kondisi pasien untuk menentukan metode yang tepat.

Operasi otak adalah prosedur medis untuk menangani masalah pada otak dan struktur di sekitarnya. Pembedahan ini bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi tanpa merusak fungsi otak seutuhnya, yaitu pengendali semua fungsi tubuh seperti bergerak dan berpikir.

6 Jenis Operasi Otak Beserta Kondisi yang Memerlukannya - Alodokter

Operasi otak umumnya membutuhkan sayatan di bagian kepala, tetapi ada juga prosedur yang mengakses otak melalui hidung atau mulut sehingga tidak membutuhkan pembedahan di kepala.

Beragam Kondisi yang Memerlukan Tindakan Operasi Otak

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang umumnya memerlukan tidakan operasi otak:

  • Tumor otak
  • Perdarahan di otak
  • Gumpalan darah di otak (hematoma)
  • Pembuluh darah otak menonjol (aneurisma)
  • Abses otak atau penumpukan nanah di otak
  • Epilepsi
  • Penyakit Parkinson

Selain itu, hidrosefalus (pembengkakan otak) dan patah tulang tengkorak juga merupakan kondisi yang biasanya memerlukan tindakan operasi otak.

Beragam Jenis Operasi Otak

Ada beberapa jenis operasi otak untuk mengatasi kelainan yang terjadi pada otak, seperti:

1. Kraniotomi

Kraniotomi adalah salah satu jenis operasi otak yang dilakukan dengan cara membuka atau membuat lubang pada tengkorak untuk mengatasi masalah yang terjadi pada otak. Prosedur ini umumnya dilakukan guna mengatasi kondisi seperti aneurisma otak, tumor otak, stroke, epilepsi, dan penyakit Parkinson.

Kraniotomi akan didahului dengan pemberian obat bius total maupun bius khusus yang membuat pasien tetap sadar selama operasi, tetapi tidak merasakan nyeri. Prosedur ini tergolong operasi besar yang tentu memiliki beberapa risiko, misalnya infeksi, perdarahan, pembekuan darah, tekanan darah tidak stabil, atau kejang.

2. Neuroendoskopi

Neuroendoskopi merupakan tindakan menggunakan alat endoskop (selang berkamera) yang akan dimasukkan ke bagian tengkorak melalui mulut, hidung, atau lubang kecil yang dibuat di tulang tengkorak.

Prosedur ini dapat digunakan untuk pengangkatan tumor otak, biasanya yang ukurannya masih kecil, tanpa harus membuka tulang tengkorak. Prosedur ini juga yang umumnya digunakan untuk biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan untuk kemudian dinilai tingkat keganasannya.

3. DBS (deep brain stimulation)

Prosedur DBS ini dilakukan dengan cara memasukkan elektroda ke otak melalui lubang kecil yang dibuat di tulang kepala. Alat ini nantinya dapat menyeimbangkan sinyal listrik pada otak. DBS umumnya digunakan untuk mengobati beragam kondisi seperti penyakit Parkinson, tremor, dan epilepsi.

4. Bedah endovaskular

Jenis operasi otak satu ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil, biasanya di lipatan paha, guna memasukkan kateter ke pembuluh darah paha untuk mencapai pembuluh darah di otak. Selama operasi, dokter bedah saraf juga akan menggunakan alat X-ray untuk memudahkan mencari arteri atau vena di otak.

Endovaskular kerap digunakan untuk menghilangkan gumpalan darah dan meningkatkan aliran darah. Prosedur ini sering digunakan untuk mengatasi aneurisma otak atau penyumbatan pembuluh darah di otak.

5. Biopsi

Biopsi merupakan tindakan pembedahan guna mengangkat jaringan otak atau tumor. Jaringan tersebut kemudian akan dianalisis di laboratorium untuk menentukan jenis tumor, tingkat keganasannya, dan pengobatan sesuai dengan kondisi pasien.

6. Laser ablasi

Bila posisi tumor terlalu dalam di otak, operasi otak dapat disertai tindakan laser ablasi. Prosedur ini akan menggunakan alat khusus untuk menargetkan dan menghancurkan tumor yang ada di otak. Alat ini akan dimasukkan melalui lubang kecil yang telah dibuat di tulang kepala.

Laser ablasi biasanya akan didahului dengan pemberian obat bius total atau bius khusus yang membuat pasien tetap tersadar selama operasi.

Mengingat operasi otak merupakan prosedur yang kompleks dan berisiko tinggi menimbulkan komplikasi, seperti koma, orang yang akan menjalani operasi maupun pendampingnya perlu berkonsultasi dengan dokter terkait prosedur, manfaat, risiko, serta perawatan yang perlu dilakukan sebelum dan sesudah operasi otak.