Perdarahan intrakranial adalah perdarahan yang terjadi di dalam rongga kepala. Kondisi ini ditandai dengan sakit kepala hebat yang muncul mendadak, muntah, hingga penurunan kesadaran. Perdarahan intrakranial merupakan kondisi serius yang harus cepat ditangani.
Perdarahan intrakranial terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah sehingga darah mengalir dan terkumpul di rongga antara otak dan tengkorak. Pembuluh darah berperan penting untuk mengalirkan darah yang berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh sel, jaringan, serta organ tubuh, termasuk otak.
Otak tidak bisa menyimpan oksigen sendiri dan sangat bergantung pada pasokan darah dari pembuluh darah. Ketika pembuluh darah di otak pecah, darah yang terkumpul dalam tengkorak akan menaikkan tekanan pada otak, serta menghalangi aliran oksigen dan nutrisi ke otak. Tanpa suplai oksigen yang cukup, sel-sel otak akan rusak dalam 3–4 menit.
Perdarahan intrakranial menyumbang 10–15% dari seluruh kasus stroke hemoragik, dengan angka kematian yang lebih tinggi daripada stroke iskemik. Perdarahan intrakranial tergolong gawat darurat yang bisa berakibat fatal. Jika tidak cepat ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan cacat permanen, bahkan sampai mengancam nyawa.
Penyebab Perdarahan Intrakranial
Perdarahan intrakranial umumnya terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di dalam otak. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kondisi medis, seperti hipertensi (nontraumatik), atau cedera kepala (traumatik).
Penyebab traumatik
Penyebab traumatik yang menyebabkan kerusakan langsung pada pembuluh darah di otak adalah:
- Cedera kepala berat, misalnya karena kecelakaan, terjatuh, atau benturan keras yang menyebabkan perdarahan di dalam otak.
Penyebab nontarumatik
Selain cedera, perdarahan intrakranial juga dapat disebabkan oleh kondisi nontraumatik atau yang terkait dengan kondisi medis. Berikut adalah beberapa kondisi selain cedera yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial:
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Aneurisma otak, yaitu pembengkakan pada dinding arteri di otak
- Gangguan pembekuan darah, misalnya kondisi hemofilia atau penggunaan obat antikoagulan, seperti warfarin
Faktor risiko perdarahan intrakranial
Perdarahan intrakranial berisiko terjadi pada penderita penyakit atau kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pecahnya pembuluh darah, seperti:
- Perdarahan intrakranial pada keluarga
- Tekanan darah tinggi
- Gangguan pembekuan darah
- Penggunaan obat antikoagulan atau pengencer darah, seperti warfarin
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang, seperti NAPZA
- Kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol
Gejala Perdarahan Intrakranial
Gejala perdarahan intrakranial tergantung pada tingkat keparahannya dan dapat muncul tiba-tiba. Beberapa keluhan yang umumnya terjadi adalah:
- Sakit kepala yang terasa sangat parah
- Lemas, mati rasa, atau lumpuh pada salah satu sisi tubuh
- Linglung
- Pingsan atau penurunan kesadaran
- Muntah
- Gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, hilang penglihatan pada satu mata yang bersifat sementara, atau sensitif terhadap cahaya
- Lemah pada salah satu sisi tubuh
- Kejang
Kapan harus ke dokter
Perdarahan intrakranial merupakan kondisi gawat darurat. Maka dari itu, segera cari pertolongan medis jika Anda melihat seseorang yang mengalami cedera kepala atau gejala-gejala berikut:
- Sakit kepala parah
- Bicara tidak jelas
- Linglung
- Mati rasa pada salah satu bagian tubuh
- Muntah tanpa sebab
Penting untuk diingat bahwa menunda pertolongan medis pada penderita perdarahan intrakranial dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi berupa kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.
Diagnosis Perdarahan Intrakranial
Jika pasien datang dengan tingkat kesadaran yang menurun atau bahkan hilang kesadaran, dokter akan segera memeriksa frekuensi napas, denyut nadi, tekanan darah, hingga tingkat kesadaran pasien.
Dokter juga akan melakukan tanya jawab dengan orang yang membawa pasien ke rumah sakit mengenai hal-hal berikut:
- Gejala yang nampak pada pasien
- Kapan dan bagaimana gejala terjadi
- Penyakit yang pernah atau sedang diderita
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan penanganan awal guna menstabilkan kondisi pasien.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, yaitu:
- CT scan atau MRI kepala, untuk memeriksa lokasi dan luasnya perdarahan otak, dan melihat kemungkinan adanya kelainan lain di jaringan otak, seperti tumor
- Angiografi otak, untuk menemukan pembuluh darah yang pecah dan mendeteksi kelainan bentuk pembuluh darah
- Tes darah, guna memeriksa seberapa cepat pembekuan darah bisa terjadi
Pengobatan Perdarahan Intrakranial
Penanganan perdarahan intrakranial bertujuan untuk mengatasi kondisi darurat, mengatasi penyebabnya, meredakan gejala, dan mencegah terjadinya komplikasi.
Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mengatasi perdarahan intrakranial berdasarkan penyebab, lokasi, dan tingkat keparahan terjadinya perdarahan:
Obat-obatan
Obat-obatan diberikan untuk mengurangi perdarahan, mengontrol tekanan darah, serta mencegah komplikasi akibat peningkatan tekanan intrakranial. Berikut adalah beberapa jenis obat-obatan yang umumnya diresepkan oleh dokter:
- Antihipertensi, seperti antagonis kalsium, ACE inhibitor, atau ARB (angiotensin II receptor blockers), untuk mengontrol tekanan darah tinggi
- Ovitamin K atau protrombin kompleks untuk mempercepat pembekuan darah, jika perdarahan terjadi akibat penggunaan antikoagulan
- Obat antikejang, misalnya carbamazepine, levetiracetam, dan phenytoin, untuk meredakan kejang yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah
- Dexamethasone, manitol, atau diuretik, untuk mengurangi pembengkakan otak
Operasi
Operasi akan dilakukan jika perdarahan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang berisiko menekan otak. Operasi juga bisa dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang pecah. Dengan begitu, perdarahan pun terhenti dan perdarahan berulang bisa dicegah.
Metode operasi yang dapat dilakukan adalah:
- Kraniotomi, yaitu operasi yang dilakukan dengan membuka tulang tengkorak, kemudian mengeluarkan gumpalan darah yang menumpuk
- Endovascular coiling, untuk menghalangi aliran darah ke area aneurisma agar tidak pecah kembali
Terapi
Setelah kondisi pasien stabil, dokter akan menyarankan perawatan jangka panjang sampai pasien benar-benar pulih. Beberapa terapi yang bisa dilakukan adalah:
- Terapi fisik (fisioterapi), untuk meningkatkan kekuatan anggota gerak tubuh, memperbaiki postur tubuh, dan menjaga keseimbangan tubuh ketika bergerak
- Terapi bicara, untuk melatih kemampuan bicara serta otot-otot menelan agar bisa berfungsi seperti semula
- Terapi okupasi, guna membantu pasien mendapatkan kembali keterampilan yang dibutuhkan agar bisa beraktivitas dengan normal
Komplikasi Perdarahan Intrakranial
Perdarahan intrakranial merupakan kondisi gawat darurat. Jika tidak segera ditangani, perdarahan intrakranial dapat menimbulkan komplikasi serius yang berdampak pada fungsi otak dan kualitas hidup pasien.
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang umumnya terjadi:
- Hilang ingatan
- Kesulitan menelan dan berbicara
- Kelumpuhan
- Mati rasa pada satu bagian tubuh
- Hilang penglihatan
- Gangguan kognitif dan fisik
Pencegahan Perdarahan Intrakranial
Perdarahan intrakranial yang disebabkan oleh kelainan bawaan, seperti aneurisma atau malformasi arteriovenosa, memang tidak dapat dicegah. Namun, perdarahan intrakranial yang disebabkan oleh faktor lain bisa dicegah jika Anda mengetahui faktor risiko apa yang dimiliki dan menjalani pengobatan sejak dini.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
- Menjaga kadar gula darah tetap stabil dan normal bagi penderita diabetes
- Menjaga kadar kolesterol agar tetap normal dan stabil
- Mengontrol penyakit darah tinggi (hipertensi), dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter dan menjalani gaya hidup sehat
- Menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang, rendah lemak, serta rendah gula
- Menjaga berat badan ideal dan berolahraga secara rutin
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok
- Menjalani pemeriksaan kesehatan rutin jika menderita diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung