Albumin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kadar albumin rendah dalam darah (hipoalbuminemia) dan mengatasi gangguan aliran darah berat (syok) akibat cedera, luka bakar, atau kondisi kritis lain. Albumin tersedia dalam bentuk cairan infus dan hanya diberikan di bawah pengawasan dokter.
Albumin merupakan protein utama dalam darah yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Protein ini diproduksi secara alami oleh hati dan berperan penting dalam menjaga cairan tetap berada di dalam pembuluh darah atau tidak bocor ke jaringan sekitarnya.

Pada kondisi tertentu, seperti gagal hati, sepsis, luka bakar luas, atau penyakit kritis lainnya, kadar albumin dalam darah bisa menurun drastis. Hal ini dapat memicu terjadinya pembengkakan atau bahkan komplikasi serius. seperti penumpukan cairan di paru-paru.
Oleh karena itu, pemberian infus albumin sering kali dibutuhkan untuk membantu menstabilkan kondisi. Pemberian albumin digunakan pada kasus seperti syok hipovolemik, kadar albumin rendah, gagal hati akut, gangguan pernapasan berat (ARDS), dan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
Tujuannya adalah membantu mengembalikan keseimbangan cairan tubuh agar kondisi pasien membaik.
Merk dagang albumin: Albumin Inj 20%-GCC, Albuminox, Albuminar.
Apa Itu Albumin
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Cairan infus |
| Manfaat | Menangani syok hipovolemik dan hipoalbuminemia |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
| Albumin untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
| Belum diketahui apakah albumin terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter. | |
| Bentuk obat | Infus |
Peringatan Sebelum Menggunakan Albumin
Albumin hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan albumin:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Infus albumin tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap lateks atau setiap kandungan yang ada di dalam infus ini.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita anemia berat, gagal jantung, hipertensi, hemofilia, edema paru, varises esofagus, penyakit ginjal, sulit buang air kecil, atau cedera kepala.
- Sampaikan kepada dokter apabila Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Bicarakan dengan dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen, atau produk herbal tertentu selama menjalani pengobatan dengan albumin. Tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat selama menjalani pengobatan dengan albumin.
Dosis dan Aturan Pakai Albumin
Dokter akan menyesuaikan dosis dan lama pengobatan dengan kondisi, respons, dan usia pasien. Berikut adalah pembagian dosis albumin berdasarkan tujuan penggunaannya:
Tujuan: Mengatasi berkurangnya darah atau cairan tubuh secara drastis (hipovolemia)
- Dewasa: Dosis awal berupa albumin 5% 12,5–25 gram. Dosis dapat diberikan kembali setelah 15–30 menit jika diperlukan. Selama pemberian infus albumin, dokter akan memantau respon dan kondisi pasien.
- Anak-anak: Albumin 5% sebanyak 0,5–1 gram/kg berat badan (kgBB), diberikan selama 5–10 menit.
Tujuan: Mengobati hipoalbuminemia
- Dewasa: Dosis awal berupa albumin 20−25% sebanyak 12,5–25 gram. Dosis maksimal 2 gram/kgBB per hari.
Tujuan: Menangani hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir
- Bayi baru lahir: Albumin 20−25% sebanyak 1 gram/kgBB, yang diberikan sebelum transfusi tukar.
Tujuan: Mengatasi sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)
- Dewasa: Albumin 25% sebanyak 25 gram tiap 8 jam diberikan dengan infus selama 30 menit. Pengobatan dilakukan selama 3 hari.
Tujuan: Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan tubuh setelah dilakukan pengeluaran cairan dari perut untuk mengatasi asites akibat sirosis hati
- Dewasa: Albumin 20−25% sebanyak 8 gram untuk setiap 1.000 ml cairan yang dikeluarkan.
Tujuan: Mengobati ovarian hyperstimulation syndrome
- Dewasa: Albumin 20−25% sebanyak 50–100 gram, diberikan minimal selama 4 jam. Dosis dapat diberikan kembali setelah 4–12 jam jika diperlukan.
Cara Menggunakan Albumin dengan Benar
Albumin hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis dalam pengawasan dokter di rumah sakit. Cairan albumin akan disuntikkan ke pembuluh darah melalui infus. Dokter juga akan memeriksa dan memantau pernapasan, denyut nadi, tekanan darah, kadar elektrolit, dan fungsi ginjal, selama Anda menjalani pengobatan dengan albumin.
Selalu cukupi asupan air putih untuk menurunkan risiko terjadinya dehidrasi dan gangguan fungsi ginjal selama menjalani pengobatan dengan albumin.
Interaksi Albumin dengan Obat Lain
Belum diketahui efek interaksi yang bisa terjadi jika albumin digunakan bersama dengan obat-obatan lain. Agar aman, selalu beri tahu dokter mengenai obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda gunakan.
Anda bisa bertanya mengenai hal ini secara langsung atau melalui Chat Bersama Dokter sebelum menjalani pengobatan dengan albumin.
Efek Samping dan Bahaya Albumin
Efek samping yang dapat timbul ketika menerima pengobatan dengan albumin adalah:
- Mual atau muntah
- Demam atau menggigil
- Rasa panas di sekitar wajah, leher, atau dada (flushing)
- Denyut jantung cepat
- Ruam kulit
Periksakan diri ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Sakit kepala
- Kulit pucat atau berkeringat
- Linglung
- Nyeri dada, sesak napas, batuk dengan dahak yang berbusa
- Detak jantung tidak teratur
- Pusing yang sangat berat hingga terasa akan pingsan
- Pembengkakan di wajah, tungkai, atau kaki