Asites atau ascites adalah penumpukan cairan di dalam rongga antara selaput yang melapisi dinding perut (peritoneum) dan organ dalam perut. Penumpukan cairan ini menyebabkan perut tampak membesar. Umumnya, asites paling sering disebabkan oleh sirosis hati.

Selain sirosis hati, asites juga bisa disebabkan oleh kurangnya albumin. Albumin merupakan salah satu jenis protein yang berfungsi untuk mengikat cairan. Jika tubuh kekurangan albumin (hipoalbuminemia), cairan di dalam pembuluh darah akan bocor ke jaringan sekitar sehingga terjadi penumpukan.

Asites - Alodokter

Penyebab Asites

Organ di dalam perut dibungkus oleh kantong atau selaput yang disebut peritoneum. Normalnya, rongga di dalam peritoneum (rongga peritoneal) hanya berisi sedikit cairan. Pada wanita, rongga peritoneal bisa berisi cairan sekitar 20 ml, tergantung pada fase siklus menstruasi yang dialaminya.

Asites terjadi ketika jumlah cairan di dalam rongga peritoneal ini lebih dari 25 ml. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh penyakit hati, atau penurunan jumlah dan produksi albumin.

Penyakit hati bisa menyebabkan tekanan pembuluh darah vena di hati meningkat. Kondisi ini dapat menyebabkan bocornya cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar, termasuk rongga peritoneal.

Di bawah ini adalah beberapa penyakit hati yang bisa memicu timbulnya asites:

  • Sirosis
    Sirosis adalah kemunculan jaringan parut di hati yang menyebabkan penurunan fungsi hati atau gagal hati.
  • Gagal hati akut
    Gagal hati akut merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan asites. Kondisi ini dapat terjadi akibat cedera di sel hati akibat efek samping obat atau penyalahgunaan narkoba.
  • Budd-Chiari syndrome
    Sindrom ini disebabkan oleh sumbatan di pembuluh darah vena hati. Penyumbatan tersebut mengakibatkan tekanan pembuluh darah di hati meningkat (hipertensi portal).
  • Kanker hati
    Kanker hati dapat membuat peritoneum berlubang dan meningkatkan tekanan di dalam hati. Akibatnya, cairan bisa masuk ke dalam rongga peritoneal. Pada umumnya, asites dapat terjadi pada kanker hati yang telah memasuki stadium lanjut.

Asites juga bisa terjadi akibat kanker lain yang menyebar (metastasis) ke hati. Jenis kanker yang bisa menyebar ke hati yaitu kanker ovarium, pankreas, dan usus besar.

Selain beberapa penyakit hati di atas, ada beberapa kondisi lain yang dapat memicu timbulnya asites, yaitu:

1. Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik terjadi ketika ginjal mengalami kerusakan sehingga protein yang seharusnya tetap di dalam tubuh ikut keluar melalui urine. Kurangnya jumlah protein ini membuat tekanan yang menahan cairan tetap di dalam pembuluh darah (tekanan onkotik) menurun sehingga cairan keluar ke organ sekitar.

2. Gagal jantung

Gagal jantung terjadi ketika otot jantung tidak mampu memompa cairan dan darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat membuat cairan kembali ke paru-paru atau organ lain dan bocor ke rongga peritoneal.

3. Gangguan pankreas

Gangguan pankreas yang bisa meningkatkan risiko terjadinya asites adalah pankreatitis akut dan pankreatitis kronis. Pankreatis kronis dapat menyebabkan malnutrisi, termasuk protein. Akibatnya, tekanan onkotik menurun dan menyebabkan cairan bocor ke jaringan sekitar, termasuk ke rongga peritoneal.

4. Iritasi pada peritoneum

Iritasi pada peritoneum akibat kanker atau infeksi dapat menyebabkan cairan bocor ke dalam rongga peritoneal.

5. Penyakit pada indung telur (ovarium)

Baik tumor ganas (kanker) maupun tumor jinak di ovarium, seperti Meigs syndrome, juga dapat menyebabkan kerusakan pada peritoneum sehingga cairan bocor ke rongga peritoneal.

6. Hipotiroidisme

Meskipun jarang terjadi, asites juga dapat terjadi pada penderita hipotiroidisme yang belum diobati. Asites dapat teratasi ketika kadar tiroid kembali normal.

Gejala Asites

Gejala yang timbul saat seseorang mengalami ascites bisa muncul secara bertahap atau tiba-tiba, tergantung pada penyebab asites itu sendiri. Beberapa keluhan yang biasanya muncul akibat asites adalah sebagai berikut:

  • Perut yang tampak membesar dan membengkak seperti balon
  • Rasa kembung
  • Mual atau muntah
  • Sakit perut
  • Sesak napas, terutama saat berbaring
  • Gangguan pencernaan
  • Sensasi rasa terbakar di dada (heartburn) akibat naiknya asam lambung
  • Berat badan meningkat

Selain gejala yang telah disebutkan di atas, penderita ascites juga bisa mengalami pembengkakan di tungkai dan pergelangan kaki, pembengkakan pembuluh darah vena di anus (wasir), demam, linglung, dan hilang nafsu makan.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Beberapa gejala tersebut dapat menjadi tanda atau gejala dari penyakit atau kondisi lain. Deteksi dini dapat membantu dokter untuk mengobati penyakit yang mendasari asites, sebelum penyakit tersebut bertambah parah.

Segera ke dokter jika mengalami gejala yang mengarah ke penyakit hati, seperti demam, BAB berdarah atau berwarna hitam, muntah darah, kulit mudah memar dan berdarah, linglung, penurunan kesadaran, atau kulit dan bagian putih mata menjadi kuning (penyakit kuning).

Diagnosis Asites

Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan memeriksa perut pasien, termasuk dengan melihat bentuk perut pasien saat duduk atau berdiri, serta memeriksa pergerakan dan bunyi perut.

Untuk mengetahui seberapa banyak cairan yang menumpuk dan mencari tahu penyebab asites, dokter dapat meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Pemindaian dengan USG, CT scan, atau MRI, untuk melihat keberadaan dan kadaar cairan, sekaligus mencari tahu penyebab asites
  • Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, fungsi ginjal, kadar elektrolit, dan kadar albumin di dalam darah
  • Paracentesis, yaitu pengambilan cairan asites dengan jarum suntik untuk mengetahui jumlah sel darah merah dan putih, memeriksa kadar albumin, amilase, dan glukosa, serta mendeteksi sel kanker
  • Angiografi, untuk memeriksa aliran darah terutama di pembuluh vena hati
  • Laparoskopi, untuk memeriksa kondisi organ di dalam perut

Pengobatan Asites

Pengobatan asites bertujuan untuk mengatasi keluhan, mengurangi penumpukan cairan, dan mengobati penyakit penyebabnya. Metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan penyebabnya itu sendiri.

Beberapa pilihan pengobatan yang bisa diberikan oleh dokter adalah:

Pemberian obat-obatan

Obat-obatan berfungsi untuk mengurangi cairan berlebih di dalam tubuh dan mengobati penyebab asites. Beberapa jenis obat yang digunakan adalah:

  • Diuretik, untuk meningkatkan pengeluaran cairan dan garam dari tubuh sehingga mengurangi keluhan dan tekanan di vena hati
  • Kemoterapi, untuk membunuh sel kanker pada asites yang disebabkan oleh kanker
  • Antibiotik, untuk mencegah atau mengobati infeksi, terutama jika asites dipicu oleh infeksi bakteri

Tindakan medis dan operasi

Tindakan medis khusus hingga operasi dapat dilakukan untuk menangani penyakit yang menyebabkan asites sekaligus membuang cairan berlebih di rongga perut. Beberapa prosedur medis yang bisa dilakukan adalah:

  • Paracentesis, untuk mengeluarkan cairan asites dari dalam rongga perut
  • Operasi transjugular intrahepatic portosystemic shunts (TIPS), untuk mengurangi tekanan di vena
  • Bedah, untuk membuang jaringan kanker
  • Transplantasi hati, untuk mengobati asites yang disebabkan oleh kerusakan hati yang sangat parah

Pengobatan mandiri

Penanganan mandiri dilakukan untuk menunjang efektivitas obat dalam membuang cairan berlebih dari rongga peritoneal, mencegah penyerapan cairan secara berlebihan, sekaligus mencegah kerusakan lebih jauh pada organ yang bermasalah. Penanganan mandiri yang dapat dilakukan adalah:

  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol, untuk mengurangi risiko bertambah parahnya kerusakan hati
  • Membatasi konsumsi garam, untuk mengurangi penyerapan cairan tubuh
  • Membatasi jumlah cairan yang boleh diminum sesuai anjuran dokter

Komplikasi Asites

Asites yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi berupa:

  • Infeksi pada cairan dalam rongga perut atau spontaneous bacterial peritonitis (SBP)
  • Gagal ginjal akibat kerusakan hati yang parah (sindrom hepatorenal)
  • Malnutrisi protein dan berat badan menurun akibat sulit makan dan minum
  • Penumpukan cairan di sekitar paru atau efusi pleura
  • Penurunan kesadaran akibat ensefalopati hepatik
  • Kesulitan bernapas akibat penumpukan cairan yang menekan diafragma
  • Usus menonjol di pusar (hernia umbilikalis) atau di selangkangan (hernia inguinalis)

Pencegahan Asites

Asites sulit dicegah. Namun, Anda dapat menjalani gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan asites. Berikut ini adalah beberapa gaya hidup sehat yang Anda dapat terapkan untuk mencegah asites: