Sama seperti jeruk dan stroberi, buah kiwi memiliki rasa masam yang menyegarkan. Namun, karena rasanya tersebut, sebagian ibu merasa khawatir untuk memberikan kiwi kepada buah hati mereka. Sebenarnya, amankah memberikan kiwi kepada bayi dan apa mafaatnya?

Buah kiwi atau Actinidia deliciosa memiliki bentuk seperti telur ayam, namun lebih besar dari itu. Daging buah kiwi berwarna hijau dan kulitnya berwarna cokelat keabuan dengan bulu-bulu halus di permukaan luarnya. Buah ini cenderung memiliki rasa yang asam.

Amankah Memberikan Kiwi kepada Bayi dan Apa Manfaatnya? - Alodokter

Kiwi Aman Diberikan kepada Bayi

Kendati memiliki rasa yang cenderung asam, kiwi boleh dan aman untuk diberikan kepada bayi sebagai MPASI, Bun. Selain itu, buah ini adalah salah satu makanan yang rendah risiko alergi.

Bunda sudah bisa memberikan kiwi ketika Si Kecil mulai belajar makan atau berusia 6 bulan. Namun, pastikan tekstur kiwi sesuai dengan usia Si Kecil, ya, Bun.

Selain aman, alasan buah ini patut dimasukkan ke dalam menu MPASI adalah karena kandungan makronutrien dan mikronutriennya yang dapat bermanfaat bagi bayi, meliputi karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, beberapa vitamin seperti folat, vitamin C, vitamin K, dan vitamin E, serta berbagai macam antioksidan.

Daftar Manfaat Kiwi bagi Kesehatan Bayi

Karena mengandung banyak nutrisi, buah kiwi bisa memberikan segudang manfaat untuk kesehatan bayi, di antaranya:

1. Meningkatkan daya tahan tubuh

Buah kiwi kaya akan vitamin C. Vitamin ini mampu meningkatkan kerja sistem imun, sehingga Si Kecil bisa lebih terhindar dari penularan beragam penyakit infeksi, termasuk infeksi virus Corona.

Selain itu, buah kiwi juga mengandung antioksidan yang berperan penting untuk mencegah kerusakan sel-sel tubuh, termasuk sel imun, yang diakibatkan oleh paparan radikal bebas berlebih.

2. Menjaga kesehatan sistem cerna

Dalam 1 buah kiwi, terdapat sekitar 2 gram serat. Walau tidak terlalu banyak, serat dalam kiwi bisa turut menjaga kesehatan sistem cerna bayi. selain itu, sekitar 80% dari buah kiwi juga merupakan air yang dapat melancarkan pergerakan tinja di dalam usus, sehingga dapat mencegah Si Kecil dari terkena sembelit.

3. Mengurangi gejala asma

Kandungan antioksidan dan vitamin C pada kiwi dipercaya mampu mengurangi gejala asma, seperti sesak napas dan mengi. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa terdapat perbaikan fungsi paru-paru pada orang yang rutin mengonsumsi buah, termasuk buah kiwi, secara teratur.

4. Melancarkan peredaran darah

Sama seperti vitamin C, vitamin E yang terkandung pada buah kiwi turut meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, vitamin ini berperan penting dalam melancarkan peredaran darah. Dengan aliran darah yang lancar, maka sel-sel di tubuh Si Kecil pun bisa berfungsi dengan maksimal.

5. Mencegah anemia

Satu buah kiwi dapat memenuhi 20% dari kebutuhan asam folat (vitamin B9) dan lebih dari 100% kebutuhan vitamin C anak. Kedua vitamin ini memiliki peran yang penting dalam pembentukan sel darah merah. Jadi, mencukupi kebutuhan harian Si Kecil akan vitamin C dan B9 akan membantu mengurangi risikonya mengalami anemia.

Setelah mengetahui informasi di atas, kini Bunda tidak perlu ragu lagi untuk memberikan kiwi kepada Si Kecil, ya. Namun, pemberian kiwi untuk bayi hanyalah sebagai camilan, bukan pengganti makanan pokoknya..

Bunda bisa mengolah buah ini menjadi puding, es krim, pure, topping pada oatmeal, serta disajikan langsung sebagai finger food.

Bagi sebagian bayi, kiwi mungkin bisa jadi terlalu asam. Jadi, usahakan untuk memilih kiwi yang benar-benar matang guna mengurangi tingkat keasamannya.

Bunda perlu tahu bahwa makanan yang terlalu asam bisa menimbulkan ruam popok, karena feses bayi juga akan ikut menjadi asam. Jika hal ini terjadi, Bunda disarankan untuk menunda pemberian kiwi hingga Si Kecil berusia 8–10 bulan.

Selain itu, meski kiwi jarang menimbulkan alergi, bukan berarti risiko alergi tidak ada sama sekali. Jika Si Kecil mengalami bibir bengkak, gatal-gatal pada kulit, dan muntah setelah makan kiwi, hentikan pemberian buah ini dan segera periksakan ke dokter.